40 Is the New 30

Oleh sinta oktaviana pada Selasa, 04 Agustus 2020
Seputar Our Stories
40 Is the New 30

Usia 40 bisa dibilang sudah tidak muda lagi, tetapi ada denial ketika dibilang tua. Apa yang sudah kita capai dan lewati di usia ini, kepuasan hidup? Manusia diciptakan untuk tidak pernah puas, jadi kepuasan hidup di sini bisa diberi batasan, ‘kepuasan hidup di usia 40’.

 40s

(Kredit gambar: www.pexels.com)

KARIER

Kalau dilihat dari sektor karier, ya bisa dibilang biasa-biasa saja. Sebagai arsitek, sepertinya saya lebih senang bermimpi lewat kata-kata dibanding lewat gambar. Padahal saya lebih sering buka-buka media sosial seperti Instagram dibanding Twitter. Jadi penulis boleh dibilang adalah obsesi pribadi yang belum dimaksimalkan, karena lebih banyak berkhayal dan melamunnya daripada langsung menuangkannya jadi tulisan. Kalau sedang ingin sekali menulis, saya gunakan jam-jam sepi setelah suami dan anak-anak pergi. Setelah mandi biasanya membuat kopi (cangkir kedua), duduk manis depan laptop, voila! Ternyata malah browsing situs-situs favorit seperti The Coveteur, How You Glow, She’s In The Glow, dan lainnya. Maklum, belakangan ini saya lagi doyan memperkaya wawasan dengan topik glow, organik, natural living, dan sejenisnya. Hey, i’m 40!

Namun untuk karier, saya tetap mencoba segala peluang yang ada. Usia 40 bukan berarti membuat kita murung dan menyesalkan hal-hal yang tidak pernah atau tidak sempat dilakukan pada usia muda. Semangat untuk terus mencoba hal-hal barulah yang membuat kita bahagia. Jangan takut atau merasa kalah dengan mereka yang masih muda-muda. Toh dalam pengalaman, kita bisa dibilang lebih unggul. Baru-baru ini saya baca fiksi The Knock-Off, bercerita tenang senior editor umur di atas 40 yang harus berhadapan dengan partnernya (yang juga mantan asistennya) yang muda, pintar dan smart di era cyber. Ini penting untuk pembelajaran di usia 40 bagaimana harus menghadapi perubahan, tidak boleh ketinggalan apalagi kalah cepat dengan yang muda. Kita harus tetap up-to-date dengan membaca media cetak maupun media sosial. Kita juga tetap harus tanggap dengan teknologi yang ada.

 

KELUARGA

Sektor keluarga baik-baik saja dan cukup terlihat normal dari luar, sehingga bisa menaikkan poin sebagai ibu rumah tangga. Kadang kalau lagi mood, bisa rajin sekali masak atau bikin kue. Membereskan rumah? Yah itu juga kalau lagi mood. Buku The Life-Changing Magic of Tidying Up karya Marie Kondo penting banget dibaca, karena ternyata hal-hal sederhana dapat mempengaruhi kerapian rumah. Simpel saja, siapa yang tidak kesal kalau sudah pergi seharian, pulang badan lelah, begitu masuk kamar tempat tidurnya masih berantakan. Jadi motto saya: jangan pergi dari rumah sebelum membereskan tempat tidur. Marie Kondo menjelaskan bagaimana tidying up dengan memilah barang-barang yang kita punya: apa yang masih dapat dipakai dan apa yang bisa disumbangkan. Percaya atau tidak, setelah kita melakukan pembersihan, hidup akan lebih terasa lapang dan bermakna. 

 

FISIK

Nah, fisik juga punya peranan penting di usia 40. Metabolisme terus terang menurun di usia 40. Makan sedikit saja, rasanya cepat naik berat badan. Hampir setiap hari lari di treadmill selama 20 menit, tapi rasanya lemak di pinggang senang sekali bertahan di sana. Untuk soal fisik, saya menjatahkan minimal tiga kali dalam seminggu harus keluar keringat. Itu minimal. Dalam artian, kalau tidak terlalu sibuk, 30 menit gerak badan harus dilaksanakan. Badan terasa segar, jarang flu. Menjadi anggota di pusat kebugaran, tidak semua jenis olahraga bisa diikuti. Olahraga yang lompat-lompat agak saya hindari karena pernah cedera lutut. Tetapi saya senang dengan body pump, body combat, TRX, dan body balance.

Saya mencintai yoga belakangan, terutama hot yoga. Di ruang yang suhunya hampir 40 derajat ini membuat berkeringat, lebih fleksibel dan lentur. Tidak lupa minum air kelapa setelahnya. Heaven!

40s

(Kredit gambar: www.pexels.com)

Asupan makanan di usia 40 harus lebih dijaga. Mengurangi gorengan yang pasti, dan menambah kuantitas jenis buah dan sayuran. Pada awalnya agak susah, apalagi kebiasaan suami yang doyan gorengan membuat saya ikutan mencicipi. Namun lama-kelamaan bila sudah jadi kebiasaan, sehari tidak makan buah saja terasa ada yang kurang.

Saya juga membiasakan setiap pagi berusaha minum air putih hangat dengan sedikit perasaan lemon atau jeruk nipis. Konon bagus untuk mengeluarkan toksin yang ada dalam tubuh. Kalau rajin, satu sendok makan air lemon ditambah dengan satu sendok makan madu juga enak banget. Kadang kalau bosan, air lemon diganti dengan air putih ditambah 1 sendok makan raw apple cider vinegar.

Kebiasaan buruk yang masih belum bisa dihilangkan adalah minum kopi dan merokok. Walaupun ada penelitian yang mengatakan minum kopi sampai empat cangkir sehari dapat menurunkan resiko terkena Alzheimer, tapi tetap lebih baik memperbanyak minum air putih.

Urusan hormonal, bisa dibilang lebih stabil dibanding beberapa tahun lalu. Jadwal menstruasi lebih tetap dan teratur. Belakangan saya sudah mulai merasakan gejala pre-menopause. Saya kurang paham apakah di usia 40 ini wanita sudah mendapat gejala pre-menopause, tetapi ada malam-malam di mana saya terbangun dalam keadaan berkeringat. Kata orang, ini yang dinamakan hot flush. Ada juga saat di mana ketika menonton La la Land, saya terisak-isak tidak berhenti di bagian akhir film. Faktor hormonal. 

Aktivitas seksual di usia yang matang ini membuat kita sudah lebih mengenal tubuh kita, sehingga lebih bisa memberitahukan kepada pasangan apa yang kita mau dan apa yang lebih disukai. Kualitas lebih berperan daripada kuantitas. Bagi kaum pria, di saat inilah masa puber kedua. Tidak heran kalau saya melihat suami saya lebih genit, lebih dandan, lebih wangi. Asal jangan saja ada wanita kedua.

Untuk bentuk tubuh fisik, saya lebih menghargai fisik saya sekarang. Lebih menerima apa adanya. Waktu muda dibela-belain pakai BH dengan pad tebal supaya terlihat lebih berisi, namun sekarang tanpa padding ternyata lebih nyaman. Bentuk perawatan tambahan yang dilakukan sekarang adalah mewarnai rambut saya dengan cat rambut. Uban putih sudah cukup banyak terlihat, sehingga saya harus denial dengan mewarnai cokelat tua tiap sebulan sekali.

 

SPIRITUAL

Last but not least, tentulah faktor spiritual. Menjelang usia 40, banyak pertanyaan spiritual berkecamuk di pikiran saya. Dan sampai sekarang saya masih mencari jawabannya, tidak lupa pula berdoa memohon untuk diberi petunjuk akan apa yang saya cari.

Belakangan juga saya mulai belajar meditasi. Ternyata untuk setiap hari menerapkan meditasi ini tidaklah mudah. Kelihatannya sepele, hanya 5 menit. Tetapi untuk selama 5 menit saja sadar, hadir, dan utuh itu tidak mudah loh. Terlalu banyak pikiran yang lompat-lompat. Monkey mind kesana kemari.

Being 40 buat saya adalah tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur dan menerima diri apa adanya. Tanpa harus ngoyo akan sesuatu yang tidak mungkin. Happiness is a state of mind. Hal yang berhubungan dengan materi ternyata lebih menunjukkan 'rasa senang' yang sifatnya sementara. Tetapi ‘bahagia’, hanya diri kita sendiri yang dapat menghasilkan dan menciptakan perasaan itu.

 

Mari kita menghadapi usia di awal 40 ini dengan positif dan lapang dada. Berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang sekitar. Dimulai dengan sedekah yang paling murah, yaitu senyuman yang tulus.

21 Komentar
delia ajeng
delia ajeng August 7, 2019 3:54 pm

Hi moms selamat sore salam kenal, minta pendapatnya dong kulit ku kering dan mudah berjerawat setelah melahirkan bagusnya perawata apa ya karena aku masih menyusui :(

yulia handayani April 28, 2017 3:30 pm

TFS banget ya Sinta. Dalam 3 bulan ke depan saya pun masuk 40 :D Umur bole 40y tapi jiwa tetap muda ya.

sinta oktaviana
sinta oktaviana May 18, 2017 9:11 am

iya dong! :)

zata ligouw
zata ligouw April 15, 2017 10:36 am

waa baru sempet baca artikelnya, keren! secara aku dikit lagi di angka itu, hehehe...

sinta oktaviana
sinta oktaviana May 18, 2017 9:11 am

yeayyy!!

otie
otie April 11, 2017 2:57 pm

Mama Shinta...
Artikelnya bagus!
TFS yaaa

sinta oktaviana
sinta oktaviana April 11, 2017 8:29 pm

makasiy mama otie...

Gabriella F
Gabriella F April 11, 2017 11:04 am

Pas banget artikelnya... kebetulan menjelang 40 tahun nih... terima kasih atas sharingnya ya... suka deh sama tulisan ini.

sinta oktaviana
sinta oktaviana April 11, 2017 8:31 pm

Thank you