5 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Operasi Elektif

Oleh Imelda Sutarno pada Selasa, 16 Mei 2017
Seputar Tips
5 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Operasi Elektif

Menghadapi kenyataan kalau harus dioperasi, bukanlah keinginan semua orang. Namun kalau takdir berkata lain, apa mau dikata?

Operasi atau bedah, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah pengobatan penyakit dengan jalan memotong (mengiris dan sebagainya) bagian tubuh yang sakit. Baca definisinya saja sudah bikin ngilu ya?
Sekecil apapun operasinya, hal tersebut adalah event besar. Maksudnya, operasi dan kondisi lanjutan sesudahnya, adalah keadaan yang tidak bisa dianggap enteng. Melibatkan banyak rasa khawatir, banyak doa, dan pula banyak anggota keluarga yang akan terlibat terutama saat proses pemulihan.

operasi

(image credit: www.pexels.com)

 

Operasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu :
1.    Operasi emergency/CITO, adalah suatu tindakan bedah yang dilakukan dngan tujuan life saving pada seorang pasien yang berada dalam keadaan darurat. Misalnya: korban luka tembak atau lukas tusuk yang tidak bisa menunggu besok, wajib operasi saat itu juga untuk menyelamatkan nyawanya.
2.    Operasi elektif, adalah suatu tindakan bedah yang dilakukan terjadwal dengan persiapan, dan dilakukan pada pasien dengan kondisi baik, bukan gawat darurat. Contohnya operasi caesar yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari dan operasi pengangkatan tumor jinak.

Kali ini, saya ingin berbagi beberapa hal yang semestinya dipersiapkan jika akan melakukan operasi elektif/terencana.

Yang paling pertama, sudah tentu persiapan mental. Hampir semua orang sudah pasti tegang dan takut jika memikirkan harus dioperasi. Membayangkan bagian tubuhnya disayat dan dibuka saja sudah bikin panas-dingin duluan. Bagaimana cara menyiapkan mental ini? Bisa dengan rekreasi, piknik, atau jalan-jalan dengan keluarga atau kerabat. Atau dengan olahraga. Namun kalau hal-hal tersebut tidak memungkinkan, bisa juga dengan cara sekedar ngobrol dengan orang-orang terdekat. Undang mereka bertamu ke rumah kita. Berbagi cerita, terutama yang senang-senang juga bisa membangkitkan mood positif.

Kedua, sebelum melakukan operasi, cari tahu sebanyak mungkin tentang penyakit dan tindakan operasi yang akan kita alami. Sumber informasi utama, sudah pasti lewat konsultasi dengan dokter. Memang sih, di zaman serba internet ini kita dapat dengan mudahnya mencari aneka informasi tinggal ketik. Namun pastikan mencari informasinya dengan mengakses website yang verified dan valid. Ini berlaku saat mencari informasi lewat media online yang membahas tentang kesehatan dan penyakit manusia, dan testimoni penderita yang sama via blog atau berbagai forum. Dengan membaca informasi terkait penyakit yang diderita, setidaknya kita bisa semakin siap menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Ketiga, ketika konsultasi dengan dokter, ceritakan semua riwayat kesehatan kita sedetail mungkin. Jangan sampai disembunyikan apalagi berbohong. Operasi adalah tindakan yang benar-benar harus direncanakan hati-hati karena berkaitan dengan nyawa manusia. Jangan sampai misalnya kita punya asma, atau lagi batuk, atau ada alergi obat-obatan dan antibiotik tertentu tetapi malah tidak diceritakan ke dokter. Sangat berbahaya. Saat dibius total, dahak akibat batuk bisa membalik masuk ke paru-paru. Untuk yang asma juga, perlu ada penanganan lebih khusus lagi dibanding pasien tanpa riwayat penyakit tersebut. Dokter saya semasa kecil yang menemukan saya alergi Penicilin dan Bactrim selalu berpesan: jika suatu saat kamu harus operasi, selalu ingat sampaikan soal alergi ini ke dokter bedah. Dokter menuturkan jangan sampai seperti salah satu pasien yang lupa menginformasikan riwayat alergi obatnya; pasca operasi harus masuk ICU karena koma akibat komplikasi dengan salah satu obat yang dimasukkan saat operasi.

Ada satu pengalaman dari teman saya, ketika yang bersangkutan hamil dan berencana operasi caesar. Teman saya ini kebetulan mempunya pembesaran kelenjar tiroid di leher. Karena teman saya berkerudung, selama bolak-balik konsultasi dengan dokter kandungan tidak pernah sekalipun lehernya terlihat. Dan teman saya inipun mungkin abai sehingga riwayat tiroid ini tidak dia infokan ke dokter. Begitu tiba harinya operasi caesar di mana kerudung pasien pun harus dibuka, perawat memarahi teman saya karena ternyata punya tiroid dan tidak diperiksakan. Saat itu juga operasi ditunda sebentar karena harus dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan langsung dites di laboratorium. Setelah hasilnya keluar dan dinyatakan aman oleh dokter, barulah operasi dilakukan.
Intinya, sekecil apapun hal yang pernah kita derita dan terkait dengan kesehatan, wajib diceritakan ke dokter.

Keempat, persiapkan segala surat, dokumen, dan data yang dibutuhkan untuk perihal administrasi yang akan kita urus di RS, dan informasikan semua data ini secara detil kepada anggota keluarga terdekat (suami/istri, orangtua, adik atau kakak). Jika kita menggunakan asuransi dari kantor, jelaskan kepada anggota keluarga bagaimana prosedur pengurusan dan formulir apa saja yang butuh diisi, difotokopi dan disiapkan. Sama halnya jika menggunakan BPJS ataupun cara pembiayaan yang lain. Satukan semua berkas formulir dan fotokopi dokumen dalam satu map khusus. Ketika kita sudah mau masuk ruang operasi sampai nanti pasca operasi, sudah tentu semua dokumen administrasi otomatis menjadi urusan keluarga dekat. Dengan penjelasan sejak awal akan membuat prosedur administrasi lebih efektif dan meminimalisir kebingungan keluarga.

Kelima, sampaikan ke keluarga terdekat bahwa kita sangat membutuhkan dukungan sebelum dan sesudah operasi. Ceritakan sejak awal tentang hal ini. Sebelum operasi tentunya kita butuh dukungan untuk menguatkan mental dan secara fisik mempersiapkan segala kebutuhan menjelang rawat-inap di rumah sakit. Setelah pasien selesai operasi, sudah pasti anjuran utama dari dokter adalah membatasi gerak agar jahitan tidak gampang sobek/terbuka. Dengan keterbatasan gerak kita, banyak hal yang akhirnya menjadi tanggung jawab bagi keluarga yang merawat. Mungkin terlihat manja jika makan harus disuapi, memakai baju harus dibantu, mandi pun apalagi agar perban luka tidak basah dan mengakibatkan infeksi. Namun memang itu kenyataannya, pasien membutuhkan bantuan dan dukungan selama masa pemulihan. Dukungan juga ditunjukkan lewat sikap dan mimik muka yang positif dan penuh bantuan. Ini ternyata penting, karena bad mood dari keluarga pasien otomatis akan berpengaruh ke suasana hati pasien itu sendiri. Bisa jadi pasien akan merasa sedih kalau merasa bahwa dia memang hanya menjadi beban keluarga saja, ujung-ujungnya semangat untuk sembuh juga menghilang. Faktor kesembuhan pasien pasca-operasi tidak hanya ditentukan lewat asupan makanan bergizi dan obat-obatan yang diresepkan saja, namun juga dari mood dan semangat yang selalu terjaga dengan baik.
Jadi kalau Urban mama-papa berada di posisi anggota keluarga yang merawat, selelah dan sebosan apapun selalu usahakah tersenyum dan jangan menunjukkan kelelahan tersebut di depan pasien. Walau susah, namun teruslah berusaha.

Itulah lima hal yang penting disiapkan sebelum menjalani operasi elektif. Semoga bermanfaat untuk Urban mama.

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno

A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

5 Komentar
Retno Aini
Retno Aini May 22, 2017 2:37 pm

Semoga lekas sembuh yaa mba Imel. Terima kasih buat tipsnya mba, setuju banget... ternyata yang harus bersiap2 itu gak cuma kitanya saat memutuskan dioperasi, tapi juga keluarga. Pernah banget karena suatu hal aku harus memutuskan operasi saat itu juga (tapi bukan emergency, cuma disarankan utk segera) belum sempat mengabari keluarga. Begitu beres baru ngabarin ibu, walhasil ibu histeris & aku langsung dijemput pulang gak boleh ngekos bbrp minggu *maafin aku ibu!*

Woro Indriyani
Woro Indriyani May 17, 2017 3:47 pm

Aku sekali operasi CITO pas lahiran dulu. Itupun sekejap mata uda pindah aja ke kamar operasi karena emergency. Ga kebayang kalo harus operasi elektif hiks pasti parnonya makin-makin. Semoga cepat sembuh yah mba dan TFS jadi ada gambaran operasi eleftif seperti apa.

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno May 17, 2017 4:49 pm

mba woro, makasih ya doanya. Huhuhu...iya justru yang ndadak itu yg lebih asik karena udah gak sempet mikir macem2 eh tau-tau operasi dan selesai :)

ninit yunita
ninit yunita May 16, 2017 3:50 pm

Meeel!
Semoga lekas sehat yaaa. Selalu deg-degan deh kalau denger kata operasi, tapiii kalau memang harus, dipersiapkan dengan baik terutama mental. TFS yaaah Mel.

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno May 16, 2017 4:50 pm

mbak ninit, terima kasih banyak yaa...
Iya, emang itu kata selalu bikin merinding n deg2an ya hehe. You're welcome mbak

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies