7 Perlengkapan Menyusui Yang Harus Dimiliki Ibu Bekerja

Oleh windi_teguh pada Rabu, 25 September 2019
Seputar
7 Perlengkapan Menyusui Yang Harus Dimiliki Ibu Bekerja

Menjadi wanita karir tidak menjadi halangan bagi mama dalam memberikan asupan ASI yang cukup untuk buah hati. Agar dapat lancar memberikan ASI, sejak hamil saya mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan agar dapat memberikan ASI untuk anak saya. Sebagai ibu bekerja, ada beberapa hal yang berbeda dalam hal pemberian ASI dikarenakan saat di kantor mama harus memerah ASI agar dapat disimpan dan diberikan saat mama tidak ada di rumah. Oleh karenanya, urban mama butuh persiapan dan perlengkapan yang paripurna agar pemberian ASI perah untuk buah hati dapat berjalan lancar.

Perlengkapan menyusui itu memegang peranan penting untuk keberhasilan dan kelancaran mama memberikan ASI perah untuk buah hati. Selain itu, dapat menjadi mood booster saat menyiapkan ASI perah untuk buah hati di rumah. Ada beberapa perlengkapan penting yang harus disiapkan oleh ibu bekerja:

1. Pompa ASI

Sudah pasti ya, ini peralatan tempur paling utama. Pompa ASI atau breastpump yang paten selain sangat membantu pengumpulan stok ASI perah, juga membuat mama semangat pumping saat di kantor. Jangan sampai karena pompa ASI yang kinerjanya kurang bagus membuat hasil stok perahan ASI tidak cukup terkumpul, mama jadi tidak semangat pumping dan sebagainya yang dapat berimbas ke produksi ASI jadi berkurang.

 

Namun ini kembali lagi ke kebiasaan masing-masing mama. Ada teman saya di kantor yang bisa memerah ASI manual, pakai tangan saja. Kalau kami start memerah bersamaan, malah dia yang lebih duluan terkumpul ASInya sampai sebotol! Saya juga bisa sih memerah pakai tangan, tetapi lama dan menurut saya agak sakit. Akhirnya saya lebih memilih memerah ASI dengan breastpump saja.

 

 

Memilih pompa ASI memang cocok-cocokan. Pompa yang cocok sama saya belum tentu cocok dengan mama lainnya. Sebaiknya dalam memutuskan membeli pompa ASI sebaiknya dipikirkan saat masih hamil, biar lebih punya waktu untuk pilih-pilih. Bisa dengan tanya teman, membaca review atau coba langsung setelah buah hati lahir dengan cara rental/sewa pompa ASI terlebih dahulu.

 

 

Pastilah mama ingin punya pompa ASI terbaik, kalau bisa yang tidak bikin pegal saat memompa, ASI perah bisa banyak keluar, tidak berisik, mudah dipakai, mudah dibersihkan serta harganya bersahabat. Pompa ASI impian ya. Kenyataannya, kualitas pasti berbanding lurus dengan harganya. Tahun sendiri ya mama, harga pompa ASI high-end bisa sampai enam digit. Selain dengan menyewa breastpump, kalau urban mama ingin membeli pompa ASI mungkin ini dapat diakali dengan kompromi di satu spesifikasi yang tidak sepenting kinerja pompanya. Perlu mama perhatikan juga apakah setelah si sulung lahir, pompa ASI akan dipakai dipakai kembali saat adiknya lahir, apalagi kalau pompa ASInya masih bagus. Saya punya pompa ASI yang elektrik dan manual. Untuk pompa ASI manual, perhatikan apakah pompa ASI mudah dibersihkan, bagian-bagiannya mudah dilepas dan tidak terlalu banyak parts kecil. Untuk pompa ASI elektrik, punya saya kemarin mesinnya kemasukan ASI sehingga perlu diperbaiki. Namun setelah diperbaiki, daya hisapnya tidak sebagus sebelumnya. Hal tersebut juga perlu urban mama perhatikan sebelum memilih pompa ASI elektrik.


Baik pompa ASI manual dan pompa ASI elektrik punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Intinya, pilihlah pompa ASI yang paling pas dengan kebutuhan mama. Pas di hati, pas di kantong. Namun kalau menurut saya, berinvestasi dengan punya pompa ASI yang bagus tidak ada ruginya sama sekali, apalagi kalau mama berencana untuk punya anak lagi. Selain itu hasilnya kan untuk anak sendiri.


 

 


 

 


 

 


 


Jadi terserah mama ya, mau pilih pompa ASI yang mana. Yang manapun bagus, asal cocok dengan kebutuhan kita.

 

2. Cooler Bag

Cooler bag berfungsi untuk menyimpan ASIP selama di kantor dan untuk membawa ASI saat dalam perjalanan. Kalau di kantor disediakan kulkas, ASIP dapat disimpan di kulkas selama di kantor dan saat jam kantor usai barulah dibawa pulang dalam cooler bag. Selain itu cooler bag juga berfungsi sebagai tempat untuk membawa peralatan pompa ASI dan stok botol ASIP. Karena sehari-hari dibawa ke kantor, nilai plus kalau cooler bag bentuknya cantik dan dapat menunjang penampilan.

 

Urban mama dapat memilih cooler bag dengan ukuran yang memadai. Jangan terlalu besar karena repot juga membawanya, apalagi kalau mama harus membawa tas kerja juga. Namun jangan pilih cooler bag yang terlalu kecil, karena minimal dalam cooler bag tersebut harus dapat membuat memuat pompa ASI, ice gel, dan stok botol ASIP sesuai kebutuhan stok perah setiap harinya.

 

 

Jika mama memilih menggunakan pompa manual, maka cooler bag dengan satu kompartemen dapat menjadi pilihan. Disamping lebih sederhana, harga lebih murah, juga pompa baik-baik saja kalau digabung dengan ice gel, cukup dikemas terpisah dalam wadah bersih.

 

 

 Namun jika mama memilih pompa elektrik, sebaiknya pilih cooler bag dengan dua kompartemen. Jadi bagian atas untuk meletakkan pompa dan mesinnya, bagian bawah untuk tempat botol ASIP dan ice gel.

 

 

Terserah urban mama mau pakai cooler bag yang mana. Yang pastinya harus dipikirkan adalah ukurannya dan kualitas insulasi cooler bag dalam menahan suhu dingin; ini penting agar kualitas ASIP tetap terjaga. Jangan asal tasnya keren dan lucu saja namun ternyata performanya tidak bagus, ujung-ujungnya stok ASIP malah rusak.

 

 

 

3. Ice Gel

Ice gel atau ice packs berfungsi sebagai pendingin dalam cooler bag. Ada beberapa merek cooler bag yang saat dibeli sudah sekalian dapat ice gel. Namun ada juga yang ice gel harus dibeli terpisah. Untuk ice gel sendiri ada dua bentuk, model lekuk dan model kantung. Ice gel model lekuk mengikuti bentuk botol sehingga dapat berfungsi sebagai penyangga botol ASIP dalam cooler bag. Jadi botol ASIP dalam cooler bag posisinya bisa berdiri dan bisa diletakkan pas di sekat-sekat lekuknya. Selain itu ice gel model lekuk ini lebih lama mencair. Kekurangannya, jumlah botol yang dibawa harus pas karena bentuknya sudah memenuhi cooler bag, sehingga kurang fleksibel.

 

 

Untuk ice gel model kantung biasa, bentuknya mirip kantung es batu namun isinya berupa jeli insulasi penahan dingin. Karena bentuknya tidak padat, botol ASIP dalam cooler bag dapat disusun suka-suka, lebih fleksibel.


 

Berapa sebaiknya jumlah ice gel yang harus dibawa dalam cooler bag? Kalau di kantor urban mama tidak ada kulkas, cooler bag akan berfungsi benar-benar sebagai satu-satunya penyimpan ASIP selama seharian, maka sebaiknya bawa lebih dari satu ice gel. Tetapi jika cooler bag hanya berfungsi untuk membawa ASIP pulang dari kantor ke rumah, satu ice gel ukuran besar (atau dua ice gels ukuran yang lebih kecil) sudah cukup. Perhatikan juga durasi waktu perjalanan urban mama dari kantor ke rumah. Biasanya saya pakai dua ice gels agar stok ASIP tetap dingin, meskipun di kantor ada kulkas.


 

4. Wadah ASIP

Sesuai namanya, untuk menyimpan ASI hasil perah. Ada banyak jenis, bisa berupa botol, kantung plastik, jar stoples, serta mangkuk.

Untuk botol, ada botol kaca dan botol plastik. Botol kaca ada yang bertutup ulir plastik atau bertutup sumbat karet, keduanya dapat berulang disterilkan. Untuk botol kaca tutup ulir, kapasitasnya sampai 120mL. Sementara botol kaca tutup sumbat karet (botol BKA) kapasitasnya lebih kecil, sekitar 100mL. Kelebihan botol tutup ulir adalah tutupnya dapat dipasang kencang sehingga tidak mudah tumpah (ada beberapa jenis yang memakai tutup kecil tambahan sebagai pelindung di mulut botol) dan kapasitasnya cukup besar untuk menampung ASI sekali perah.

 

 

 

Untuk botol BKA, kapasitasnya yang lebih kecil justru jadi kelebihan karena cukup untuk bayi sekali minum, jadi tidak buang-buang stok ASI kalau ternyata ada sisa yang tidak terminum. Selain itu, dengan botol BKA ini misalnya produksi ASIP mama dalam sehari sekitar 400 ml, jadinya bisa dapat empat botol stok ASIP. Kalau lihat stok ASIP ada banyak itu bikin hati bahagia, kan?

 

 

Hanya saja karena botol BKA ini tutupnya berupa sumbat karet, jadi rawan tumpah kalau menutupnya tidak erat-erat. Mama harus memastikan tutup botolnya selalu terpasang rapat, sumbatnya tidak naik dan terlepas. Yang juga harus diperhatikan, jangan mengisi ASIP melewati leher botol. Selalu sisakan ruang sekitar dua ruas jari dari mulut botol karena dari pengalaman yang sudah-sudah, botol jadi rawan pecah atau tutupnya 'lompat' terlepas keluar saat botol dibekukan dalam freezer karena ASI yang membeku justru volumenya memuai dibandingkan saat masih cair.

Untuk botol plastik, keuntungannya beratnya lebih ringan dibawa-bawa, tidak perlu takut pecah kalau dibawa dalam cooler bag. Kekurangannya adalah harganya relatif lebih mahal dan agak lebih susah dibersihkan daripada botol kaca karena lemak ASI lebih mudah menempel pada dinding botol plastik. Kalau mama memilih botol plastik untuk wadah ASIP, lebih enak disamakan dengan merek pompa ASI karena ukuran mulut botolnya sudah sama, bisa sekalian digunakan untuk menampung ASIP saat pumping.

Selain menggunakan botol, wadah ASIP juga dapat menggunakan jar atau stoples. Biasanya seukuran stoples selai. Kelebihannya mulutnya lebih lebar, jadi cocok digunakan untuk mama yang memilih memerah ASI pakai tangan, agar ASIPnya tidak tumpah kemana-mana. Stoples ini ada yang ukuran 150 ml dan 250 ml. Selain itu beberapa produsen pompa ASI juga membuat wadah ASIP dalam bentuk mangkuk, yang tutup mangkuknya dapat dipasangi langsung dengan pompa ASI keluaran merek yang sama. Kelebihan dari wadah stoples dan mangkuk ini adalah mudah dibersihkan karena mulut wadahnya besar, dan setelah anak sudah tidak menyusui lagi dapat digunakan sebagai wadah lain, seperti untuk wadah MPASI dan makanan camilan anak.

Saat ini saya masih pakai botol kaca karena kebutuhannya tidak hanya satu-dua buah botol saja tetapi sampai puluhan botol, untuk menabung stok ASIP. Jadi pakai botol kaca atau plastik? Terserah mama mau yang mana, tetapi kalau boleh saran, perhatikan ukuran botolnya.Lebih enak beli botol yang kecil-kecil, sekitar 100 mL. Jadinya mudah saat mau dikonsumsi bayi, cukup hangatkan satu botol ASIP saja untuk kebutuhan sekali minum.

 

Yang terakhir adalah wadah ASIP berupa kantung plastik. Menyimpan ASIP dalam kantung plastik biasanya untuk menyiasati ketersediaan ruangan di kulkas yang terbatas. Kalau pakai botol harus pas sesuai ukuran, kalau pakai kantung plastik bisa dijejali sampai ke celah-celah yang kosong dalam freezer.

 

 

Kantung plastik ASIP ini cocok digunakan para mama jika dalam kondisi bepergian, karena tentunya repot kalau travelling bawa-bawa botol isi ASIP selain berat juga takut pecah.

Kembali lagi, terserah mama mau pilih wadah ASIP yang mana. Pastinya disesuaikan dengan ketersediaan ruangan di freezer kulkas rumah. Kalau punya kulkas khusus untuk ASIP, paling enak menggunakan botol kaca tutup ulir karena jatuh-jatuhnya akan lebih murah. Namun kalau ruang dalam kulkasnya terbatas, pakai wadah kantung plastik saja karena muatannya lebih banyak.

 

 

Untuk stok ASIP, saya masih pakai botol kaca tutup ulir, tetapi saya juga punya beberapa botol plastik agar mudah membawa stok ASIP saat bepergian.

 

 

 

5. Apron Menyusui.

Apron menyusui atau celemek ini berfungsi sebagai penutup dada saat kita menyusui anak di tempat umum, dan dapat juga digunakan saat kita sedang pumping di kantor.

Kalau di kantor mama disediakan ruangan laktasi, mungkin tidak terlalu butuh apron ini atau hanya butuh saat menyusui anak di tempat umum. Karena biasanya ruangan laktasi sudah cukup nyaman dan tertutup ya, paling-paling dalam ruangan laktasi hanya barengan bersama teman kantor wanita sesama mama perah. Namun ini kembali ke pilihan mama ya. Kalau saya pribadi selalu pakai apron saat pumping, soalnya malu. Meskipun saya pumping bersama teman, ada tiga orang.


Urban mama dapat memilih apron menyusui yang modelnya tertutup seluruhnya (poncho), atau model serupa celemek biasa yang talinya dikalungkan ke leher dan hanya menutupi bagian dada saja.

 

Kalau saya lebih suka pakai yang model poncho tertutup, karena saya tidak selalu pakai baju dengan bukaan kancing di bagian depan. Jadi lebih nyaman kalau bagian punggung juga tertutup.

 

 

 

6. Breast pad.

Urban mama butuh benda yang satu ini untuk menahan ASI agar tidak merembes ke baju. Terkadang karena satu dan lain hal, ASI kita bisa tiba-tiba mengalir entah karena efek let-down reflex (LDR) atau karena sudah waktunya pumping tetapi belum sempat dikeluarkan. Biasanya di kantor kadang saja suka ada meeting mendadak, atau jamnya mulur, atau kebetulan dipanggil atasan dan terjebak tidak bisa segera izin ke ruang laktasi. Nah di sinilah breast pad dibutuhkan, agar baju dalam kita tidak basah kuyup, apalagi sampai rembes ke baju kerja. Pasti terbayang ya mama, betapa gatal, lengket dan tidak nyamannya kalau baju basah karena rembesan ASI.

 

 

Breastpad juga penting dipakai untuk ibu-ibu yang menggunakan pompa ASI manual atau pompa ASI elektrik tapi yang model single pump. Karena biasanya saat kita pumping di satu payudara, kadang ASI dari payudara sebelahnya bakal keluar juga, jadi perlu pakai breast pad agar tidak basah.

 

 

Breast pad dijual per kotak. Bagi mama yang produksi ASInya deras atau cukup banyak, pemakaian breastpad dapat menguras kantong juga. Sebaiknya pilih breast pad yang ekonomis.

 

7. Bra menyusui.


Mengapa harus pakai bra khusus menyusui? Agar nyaman dan mudah dilepas saja saat hendak pumping, masa ada alasan yang lain? Karena ada semacam klip bukaan di daerah sekitar areola, jadi kalau mau menyusui atau pumpung tinggal buka klip tersebut saja. Tentunya kalau pakai bra menyusui lebih praktis ya, tidak perlu sampai membuka seluruh bra.

 

Ada bra menyusui yang pakai kawat, ada yang tidak. Urban mama dapat punya keduanya, bra yang berkawat dapat dipakai saat sehari-hari di kantor sementara bra tanpa kawat untuk dipakai di rumah.  Bagi saya sih bra menyusui paling nyaman adalah yang tidak berkawat. Namun saat memilih bra menyusui, perhatikan anatomi tubuh, kebutuhan dan kenyamanan mama ya.


 

Satu lagi yang sama pentingnya: ingat selalu ya mama untuk mencuci tangan dan membubuhkan gel antiseptik sebelum mulai pumping. Bawa selalu serbet, tisu atau wet wipes agar kalau ada ASIP yang tercecer dapat mudah dibersihkan.


Itulah tujuh perlengkapan menyusui utama yang harus mama miliki. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan gambaran bagi ibu bekerja untuk persiapan perlengkapan menyusui. Demi kemudahan dan kelancaran kegiatan pumping di kantor, agar mama dapat maksimal menyiapkan ASIP untuk si buah hati. Selamat pumping dan selalu semangat menyusui ya, urban mama!
7 Komentar
Dewi Yuni November 16, 2019 3:16 pm

semangat untuk semua working moms

lina wang
lina wang November 6, 2019 5:13 pm

What language is this? I didn't understand

ninit yunita
ninit yunita August 30, 2016 9:07 pm

whoaaa mama windi mantap banget nih peralatan untuk ASIPnya! salut dengan semangat dan perjuangannya! TFS yaaa mama windi. buat mama bekerja lain pasti bermanfaat banget deh ini infonya.

Retno Aini
Retno Aini August 30, 2016 4:24 pm

Mama Windi lengkap bangeeett perlengkapan tempur nabung ASIP-nya :D Iya sih ya, kalau perlengkapan pumpingnya lengkap oke, mama juga bakal tenang & semangat buat nyetok ASIP. terima kasih ya utk sharingnya, pasti bermanfaat bgt ni buat para mama

Alvaro Prambudi November 12, 2019 4:53 pm

setuju. mempermudah seorang ibu.

detrie
detrie August 30, 2016 1:45 pm

perlengkapan tempur yang wajib di bawa ke kantor.... alhamdulillah masih lanjut pumping sampai sekarang

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies