Frugal Me, Frugal Me Not

Oleh fitriavi noeriman pada Kamis, 17 Maret 2011
Seputar Expert Explains



Fitriavi Noeriman ST, RFA
Pendidikan: S1 Pertambangan - ITB.
Sertifikasi di RFA & QMPC.

Independent Financial Planner di Quantum Magna Financial Indonesia.


Frugal Me
Frugal Me Not ..

Apa sih maksudnya?
Maksudnya karena kita memang hidup di dua hal yang terkadang sangat kontradiktif.
Dua dunia yang masih kita lakoni sampai sekarang. Dunia pertama adalah semua ajaran orang tua pada kita sejak kecil dan masih ada pengaruhnya sampai sekarang walaupun kita sudah punya keluarga sendiri. Dunia yang kedua adalah dunia kita saat ini, yang sudah dipengaruhi oleh berbagai lingkungan dari background yang berbeda.

Mau tidak mau, kita pasti masih dalam perasaan dan kondisi gamang, sebenarnya ajaran mana sih yang benar? Apa ajaran orang tua itu 100% benar? Namanya juga orangtua, harus dipatuhi, jadi panutan. Tapi kalau banyak bergaul sana-sini, rasanya kok sudah tidak sesuai dengan jaman sekarang ya.
Nah, mari kita bedah yuk perbedaan dua dunia ini.

Ortu: "Nak, ingat selalu ya.. Kita harus berhemat! Hemat pangkal kaya."
Kita: "Ehm, hemat? Ga asik! Pengen nikmatin hidup, secara udah susah payah kerja keras, masa ga boleh menikmati hidup. A little shopping won't kill me!"

Ortu: Berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Susah sekarang, senang kemudian.
Kita: Boleh ga senang-senang sekarang, senang-senang kemudian? Lebih seru tuh, kayaknya.

Ortu: Makan di luar dan restoran, dulu jaman kamu kecil paling-paling hanya 1 bulan sekali. Sekali makan di restoran, sama dengan uang masak Ibu selama 3 hari. Mending Ibu aja yang masak, sama enaknya kok!
Kita: Masak di rumah tetep, tapi makan di resto juga boleh dong.

Ortu: Ibu sih lebih suka, beli bahan kain, terus dijahit ke tukang jahit langganan. Lebih murah
Kita : Lebih gampang beli baju jadi aja deh, cepet, praktis, ga ribet cari model. Lebih mahal dikit? Ga masalah.

Ortu: Kalau punya uang lebih, daripada beli sepatu, tas, baju, atau jajan. Mending ditabung beli perhiasan emas, yang warna kuning ya.
Kita: Aduh perhiasan emas warna kuning, so yesterday... Emas putih aja deh, atau diamond

Kalau dituliskan satu per satu, masih banyak lagi perbedaan nilai-nilai yang dahulu diajarkan oleh orang tua dengan kondisi saat ini. Bagaimana pun juga, ajaran orang tua kita benar. Namun memang terkadang sulit untuk menerapkan semuanya dalam kondisi saat ini. Dimana himpitan gaya hidup semakin tinggi. Maka yang perlu kita lakukan adalah:


  • Sesuaikan dengan lingkungan dan budget.

  • Jangan memaksakan untuk memiliki gaya hidup tinggi sementara kantong pas-pasan.

  • Penampilan luar bukan segalanya, jadi jangan terlalu heboh mendandani penampilan luar saja, tapi sebenarnya tabungan/investasi nol.

  • Jangan sampai hanya demi memenuhi keinginan konsumtif, hutang kartu kredit dan hutang lainnya menumpuk.

  • Hemat itu pilihan. Dan kita harus secara sadar dan sukarela melakukan penghematan yang kita mau. Karena kita semua pasti punya “guilty pleasure” masing-masing. Kalau mau berhemat di satu hal, boleh sedikit bebas di hal lainnya.

  • Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk berhemat tanpa membuat hidup sengsara. Yang penting selama kita melakukannya dengan hati ikhlas dan bahagia, pasti semuanya jadi lebih ringan.


Butuh waktu untuk bisa menurunkan gaya hidup yang selama ini sudah tinggi. So take your time! Slowly but surely... menuju perbaikan.

29 Komentar
Khairunisa Fathonah May 6, 2015 10:00 am

Mantabss.. artikelnya..

Adityo
Adityo February 6, 2014 11:48 pm

very, very nice article.. apalagi soal perumpamaan Ortu vs. Kita di bagian makan diluar. menohok banget. susah sih jaman sekarang dimudahkan banget untuk pesen/beli makanan jadi, sementara untuk masak sendiri itu kadang ngga praktis waktunya apalagi buat ibu2 yang kerja (kecuali mungkin kalau ada pembantu yang masakannya acceptable)

Anita Yuniar
Anita Yuniar July 26, 2011 2:41 pm

yang paling sering itu kan, walaupun pemasukan bertambah, kenapa selalu diikuti juga dengan pengeluaran yang bertambah. Gaji naik nih 10%, tapi pengeluaran pun akan ikut naik,malah lebih dari 10%...hehe, life style jadi berubah, jadi gimana mau nabung ya ga?. Yang baik itu katanya, walaupun pemasukan nambah, pengeluaran jangan nambah, tapi langsung di investasikan, toh kita dulu jg bisa hidup dengan biasa aja/sederhana, kenapa skr ga bisa? bisa dong ya?

intinya selalu bersyukur dan selalu ingat ada org lain yg lebih susah, jadi kalau mau menghambur-hamburkan uang.. jadi mikir kayaknya, bisa buat rem kita ya ga?
ayoo semangat utk berubah.. rugi kan kalo hari ini sama dgn hari kemarin, minimal harus lebih baik.
(ajakan buat diri sendiri juga)

Hersa Maurita
Hersa Maurita March 18, 2011 3:33 pm

tulisan yg sgt bgs...mengingatkan kt utk ga terlena dg lifestyle yg tinggi...

mulyssa
mulyssa March 18, 2011 12:39 pm

kalimat "So take your time! Slowly but surely… menuju perbaikan" itu sangat menetramkan jiwa. ternyata aku enggak sendirian yg sedang berproses hehehe...kayaknya udah ngirit tp kok tiap bulan selalu jebol, kayaknya udah enggak pernah jajan tp kok tabungan gak nambah2:D