Merencanakan Dana Darurat (Emergency Fund)

Oleh shinta lestari pada Rabu, 09 Juni 2010
Seputar Tips

*image credit: www.moneyning.com


Memiliki dana darurat yang mudah di akses di saat ada kejadian yang tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan atau perawatan medis yang membutuhkan dana besar adalah hal yang sangat penting untuk direncanakan.  Dengan adanya dana darurat yang sudah disiapkan, ini akan memudahkan keuangan keluarga dan menghindari situasi yang "kepepet" ketika hal yang tidak diinginkan itu terjadi.  Keuntungan adanya dana darurat yang sudah siap ini pun juga untuk mempermudah keuangan keluarga kembali normal lebih cepat ketika krisis sudah lewat.  

Idealnya, setiap keluarga mempunyai dana darurat.  Tapi tentu saja ini tidak mudah, karena kadang boro-boro memiliki dana darurat, untuk pengeluaran sehari-hari saja masih kembang kempis atau pas-pasan.  Apalagi semua barang-barang sekarang harganya sudah semakin mahal saja, sementara pemasukan tidak berubah banyak.  Jadi bagaimana dong caranya kita mulai mengumpulkan dana darurat ini dengan sukses?  

Dana darurat atau emergency fund sebaiknya terkumpul sebesar 3-6 bulan biaya pengeluaran keluarga.  Tapi apabila kepala keluarga atau yang membawa penghasilan keluarga (baik suami atau istri) mempunyai penghasilan yang tetap, dana darurat ini boleh saja di simpan sebesar paling tidak 3-4 bulan dari pengeluaran.  Tentunya, lebih banyak dana darurat yang terkumpulkan lebih baik.  Tapi ingat, dana darurat ini harus lah dalam bentuk easy access atau liquid, jadi menurut saya, kalau sudah sedikitnya 4 bulan dana darurat di tabungan, sebaiknya dana yang masih bisa disimpan digunakan untuk investasi lain.  Sayang sekali soalnya kalau hanya duduk manis di tabungan.  Yang terpenting, dana darurat sudah ada untuk dipakai kapan saja.  

Lalu, bagaimana caranya mengumpulkan ini?  Ini ada beberapa tips simple dari saya yang mungkin berguna untuk para Urban parents:

1.  Buat rekening khusus untuk dana darurat

Ya, sebaiknya dibuat rekening khusus dimana dana darurat bisa disimpan tanpa tercampur dengan uang yang akan terpakai untuk keperluan lain.  Dengan begini, kita bisa benar-benar fokus untuk menaruh uang di rekening ini, khusus untuk dana darurat.  

2.  Kenali pola keuangan dan pengeluaran keluarga

Untuk mengetahui seberapa banyak yang harus dibutuhkan untuk dana darurat ini, berarti kita mesti mulai untuk tahu berapa banyak yang keluarga kita keluarkan tiap bulannya.  Mulailah mencatat setiap pengeluaran yang ada, khususnya yang utama seperti pengeluaran untuk bayar listrik, bayar cicilan rumah, bayar cicilan mobil, bayar asuransi, uang sekolah anak, dan lain-lain.  Pengeluaran seperti untuk belanja sepatu atau baju yang mungkin penting tapi "belum terlalu butuh" sebaiknya tidak perlu diikutkan dulu.  Dengan begini, kita bisa benar-benar tahu dengan detail semua pengeluaran keluarga dan bisa liat di atas kertas, mana yang kita keluarkan paling besar.  Siapa tahu setelah di track seperti ini jadinya malah mikir beribu kali sebelum memutuskan membeli tas yang sebenarnya "tidak terlalu perlu" itu?

Setelah tahu seberapa besar pengeluaran kita, lalu kita bisa tetapkan seberapa banyak yang perlu kita simpan di rekening untuk dana darurat itu.  Lalu mulailah pelan-pelan mengumpulkan dana darurat.  

3.  Sisihkan sedikit demi sedikit dari pengeluaran keluarga

Kalau saat ini pemasukan dan pengeluaran sudah pas-pasan, sebaiknya pikirkan untuk menyisihkan sedikit duit tiap bulannya dengan memotong pengeluaran yang "tidak perlu".  Harus benar-benar disiplin untuk menyisihkan ini, tidak peduli seberapa besar yang akan disisihkan.

4.  Hindari berhutang pada Kartu Kredit

Hal yang paling penting ketika merencanakan dana darurat ini adalah menghilangkan hutang kartu kredit.  Banyak cara untuk melakukan hal ini.  Salah satunya adalah membayar kartu kredit yang mempunyai bunga paling tinggi dan mulai membayarnya sampai lunas lalu pindah ke kartu kredit berikutnya.  Kalau saat ini tidak ada hutang kartu kredit, maka itu lebih baik.  Jangan sampai berhutang ke kartu kredit karena bunganya yang tinggi hanya akan membuat anda jadi lebih terjebak dalam lingkaran hutang daripada financial freedom.  

Mempunyai dana darurat mungkin tidak menjadi hal yang prioritas saat ini untuk Urban parents yang masih muda, apalagi yang masih punya pekerjaan tetap dan masih kuat untuk mencari nafkah.  Tapi sebagai keluarga, kita tentunya tidak ingin menjebak keluarga kita ke dalam suasana yang tidak enak.  Lebih baik kita bersusah-susah menabung dan membangun "dana darurat" disaat kita masih punya penghasilan tetap.  Oleh karena itulah, dana darurat ini penting sekali untuk dipikirkan sebagai salah satu rencana keuangan keluarga. 

37 Komentar
agnessantoso April 12, 2016 6:23 pm

TFS ya....sebenernya berapa persen idealnya alokasi untuk dana darurat bagi single mom, yg bekerja di rumah?

sindi bundazaky
sindi bundazaky June 10, 2010 12:38 pm

TFS ya shin,
bagus banget artikelnya. Selama ini masih suka susah di point no.2 sama 4 nih. Udah ditulis rapih2 kebutuhan bulanan nya eh adaaa aja yang miss :D yang CC juga gitu, pas gesek2 nya ga berasa, begitu datang tagihan langsung pingsan deh. Dan aku dah ngalamin banget yang namanya 'situasi yg ga enak dan tak terduga' itu. Untung suami selalu strict buat saving dari penghasilan kita. Berasa tertolong banget. Cuma karena sekarang aku dah resign jadi harus bikin 'formula' lagi nih, secara penghasilan nya dari 2 jadi cuma 1 :D

meralda
meralda June 9, 2010 5:03 pm

mama shinta emang jagonya deh! TFS yaa!

shinta lestari
shinta lestari June 9, 2010 4:17 pm

@tia: punya kartu kredit kan belom berarti ngutang... cuma nunda bayar .. hehe..

@elisa: iya, the point is, jangan ngutang CC. begitu tagihan datang ya langsung bayar penuh. nah trick nya adalah gimana caranya supaya bill nya gak bikin kaget? nah itu ada di self-control waktu belanja sih. dan keep track juga tiap belanja, udah gesek berapa. so bottom line, balik lagi mesti tau pola keuangan dan spending kita dulu.

@aini: bener bangeeettt!! emang mesti gitu. gue juga dari kecil diajarin ama ortu gue gitu, kebawa sampe sekarang. jadi waktu gue bilang "aduh bokek nih!" biasanya ortu gue ga ada yang percaya karena dia yakin yang dibilang bokek itu adalah karena duit untuk jajan abis. tabungan mah utuh... hehe..

@diyan: kalo gitu daripada belanja yang sebenernya ga perlu, skali2 weekend nya jalan ke tempat yang bukan mall aja gimana? :)

@fritha: buka rekening baru jangan lupa diisi yaa.. jangan diambil terus. gagal maning lagi ntar.. hehe..

@eka: kalo gue mah biasanya tuh kalo sampe kepikiran banget gue bakal balik lagi seminggu kemudian setelah memikirkan itu bayarnya pake apa. nah kalo ke tempat itu tasnya masih ada, berarti emang jodoh, ya beli deh. kalo gak ada berarti bukan rejeki gue.. hehe.. tapi entah kenapa setelah gue dateng dengan niat beli, justru malah akhirnya mundur teratur krn ternyata "eh tasnya ga sebagus yang gue pikir.. gak jadi deh!" sering loh. dan itu jadi bikin belajar untuk gak impulsive.

@ayutri: thanks yaa semoga membantu!

@meralda: tiap orang kan pasti bakal ada point dimana dia ada di atas dan ada di bawah. kayak roda tuh. jadi kita mesti bisa mikir buat hari besok, jangan hanya untuk hari ini aja. just what my fave quote say, "save for a rainy day. when you don't work, savings will work for you"

meralda
meralda June 9, 2010 1:04 am

berguna sekali, shin.. akhirnya jadi mikir kalo someday kita bisa juga dalam posisi nggak enak..