MPASI Khas Negeri Kincir Angin: GTM, Vegetarianisme, dan Informasi Pemberian MPASI

Oleh Hafizatul Ismi pada Selasa, 06 Februari 2018
Seputar Our Stories
MPASI Khas Negeri Kincir Angin: GTM, Vegetarianisme, dan Informasi Pemberian MPASI

Setiap negara mempunyai makanan khas dan tradisinya masing-masing, begitu pula dengan Belanda. Di tulisan sebelumnya, saya berbagi tentang waktu untuk memulai pemberian MPASI di Belanda, pengenalan jenis makanan, serta beberapa kebiasaan makan anak-anak di Belanda. Tentunya berbeda dengan kebiasaan makan anak-anak di Indonesia, tetapi ada beberapa contoh yang menarik untuk Urban Mama amati.

(Image credit: www.pixabay.com)

Kalau anak sudah mulai makan MPASI, yang namanya `gerakan tutup mulut´ pasti pernah terjadi. Pertanyaan selanjutnya: bagaimana kalau anak susah makan?
Saat saya menanyakan hal tersebut, kebetulan porsi makan Faiha sedang menurun dari biasanya. Saya mulai khawatir, tak ingin mengulangi apa yang dialami kakaknya dulu. Yang begitu menarik sekaligus melegakan adalah penjelasan susternya, "Beri anak makan dengan kasih sayang, tanpa paksaan dan anak akan punya alarm laparnya sendiri. Jika tidak mau makan pada waktunya, tunggu di jam makan berikutnya"

Ya, tunggu di jam makan berikutnya!

Oleh suster, orangtua disarankan untuk tidak memberi makan anak di luar jadwal makannya. Seperti halnya budaya Belanda, hingga mereka dewasa pun tak makan di sembarang waktu. Mereka punya jadwal sarapan keluarga, makan siang dan makan malam pada waktunya. Selain itu suster juga memberi saran: coba tawarkan anak sepotong buah atau sepotong kecil roti yang bisa dipegang sendiri. Makan sepotong buah dan sepotong kecil roti itu sudah dihitung sebagai makan.

Bagaimana dengan anak vegetarian?
Di Belanda, tak hanya orang dewasa yang menganut pola makan vegetarian, anak-anak bahkan ibu hamil dibolehkan. Tentunya mereka dibantu untuk memilih jenis makanan tanpa mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan tubuh. Bagaimana dengan bayi vegetarian? Makanan seperti telur, tempe, tahu dan kacang-kacangan seperti kacang merah, buncis atau produk vegetarian yang diberi zat besi, B1 atau B12 menjadi pilihan sumber protein. Zat besi juga terkandung dalam beberapa sayuran. Selain itu, sangat disarankan untuk mengonsumsi buah yang mengandung vitamin C agar membantu penyerapan zat besi dengan baik.


Pada usia 4-8 bulan, MPASI prinsipnya adalah mengenalkan rasa asli makanan kepada anak, melatih otot-otot mulut dan mengurangi hipersensitif terhadap makanan. Makanan dikenalkan berupa menu tunggal dulu, baru menu kombinasi, dimulai dengan memperkenalkan satu jenis makanan dalam beberapa hari. Beberapa sayur dan buah yang disarankan adalah kembang kol, kacang polong, kacang-kacangan, brokoli, wortel, lalu buah pisang, peach, pear dan melon, yang semuanya diolah dan dihaluskan. Makanan kombinasi dilanjutkan setelahnya seperti apel dengan peach, strawberry dengan pisang, kiwi dengan pear, wortel dengan labu, tomat dengan zucchini, serta kembang kol dengan brokoli. Jumlahnya tidak ada standar baku karena setiap bayi punya kebutuhan makan yang berbeda.

Pengalaman kami ketika Faiha masuk usia 8 bulan, kami coba menyajikan makanan yang teksturnya agak kasar. Sejauh itu, Faiha makannya cukup baik. Pada usia 8 bulan, anak sudah boleh belajar minum pakai gelas, berguna untuk menstimulasi otot mulut. Untuk MPASI usia 8-12 bulan, finger food sudah boleh diperkenalkan. Penambahan kalori pada MPASI juga dianjurkan berupa margarine atau minyak.

Di Belanda ada sebuah lembaga pemerintah bernama Voedingscentrum yang menyediakan informasi ilmiah seputar nutrisi dan pilihan makanan sehat. Lembaga ini bertugas untuk membantu konsumen di Belanda membuat pilihan makanan yang sehat, aman dan berkelanjutan. Semua informasinya dapat diakses dengan mudah melalui situs voedingscentrum.nl, termasuk oleh para ibu untuk mendapatkan informasi mengenai tata cara pemberian MPASI. Tabel berikut dari voedingscentrum.nl dapat menjadi gambaran porsi makan dan contoh menu MPASI anak-anak Belanda. Namun sekali lagi harap diingat ya Urban Mama, kebutuhan setiap anak berbeda-beda.


 
Berikut sedikit penjelasan untuk isi tabel di atas:
Saat anak berusia 4-6 bulan, ASI diberikan 4-6x per hari dan MPASI diberikan 1-2x sehari dengan porsi 3-4 sendok setiap sekali pemberian karena prinsinya baru pengenalan mpasi. Di usia 7 bulan, ASI diberikan 4-6x per hari dan MPASI berupa pisang atau roti untuk masa peralihan dari pengenalan rasa. Makanan selingan dapat diberikan berupa buah atau sayur (contoh pisang atau apel sebanyak 50 gram).

Di usia 8 bulan, ASI diberikan 4-6x per hari, MPASI diberikan 1x dengan 1 porsi makanan utama berupa roti atau bubur, serta buah atau sayur yang satu porsinya sekitar 50 gram. Di usia 9 hingga 10 bulan, ASI diberikan 3x sehari, MPASI berupa 2 porsi makanan utama dengan menu 1x roti dan 1x hot meal, 1-2 porsi buah atau sayur (per porsinya sekitar 50 gram).

Di usia 11-12 bulan ASI diberikan 3x per hari, MPASI diberikan sebanyak 3 porsi makanan utama dengan menu 2x roti dan 1x hot meal, serta buah atau sayur 1-2 porsi sekitar 50 gram/porsi.

Contoh bahan makanan yang diberikan menyesuaikan dengan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Belanda. Namun yang menarik diamati dari tabel tersebut adalah informasi metode, frekuensi serta jumlah porsi pemberian ASI dan MPASI disajikan dengan jelas agar mudah dipahami oleh para ibu sehingga nutrisi makanan untuk anak tetap terjaga baik, dan membantu anak secara bertahap beralih dari ASI ke MPASI, sampai anak dapat mengonsumsi table food bersama-sama anggota keluarga di rumah. 

Karena anak dibesarkan dengan kasih sayang, memberinya makan pun harus dengan kasih sayang. Selamat makan!

1 Komentar
musdalifa anas
musdalifa anas February 6, 2018 10:58 am

Wah ini lanjutan cerita mama Hizmi sebelumnya ya. Menarik banget bacanya. Seru ya disana sampai ada Lembaga yang informatif banget tentang nutrisi dan makanan sehat.
Setuju dengan tulisan mama Hizmi, Karena anak dibesarkan dengan kasih sayang, memberinya makan pun harus dengan kasih sayang. Anak jangan dipaksa makan karena anak akan punya alarm laparnya sendiri. Jika tidak mau makan pada waktunya, tunggu di jam makan berikutnya.

Semoga bermanfaat untuk urban mama lainnya yang memiliki sikecil sedang atau akan MPASI.
TFS mama. Ditunggu tulisan lainnya :)