Stimulasi Untuk Bayi Baru Lahir

Oleh Alam Sasmita pada Minggu, 07 Agustus 2016
Seputar Tips

Hi Urban mama, saya hendak berbagi tentang pengalaman konsultasi pertama saya dengan dokter spesialis anak. Saat konsultasi, dokternya memberikan beberapa poin penting tentang stimulasi anak.

Berawal sewaktu si kecil sakit dan kami harus ke dokter anak. Di rumah sakit, saya bertanya siapa dokter anak yang direkomendasikan. Sebagaimana jawaban normatif dari petugas customer service adalah "Semua dokternya bagus Bu". Saat membaca salah satu nama dokter, saya baca kok dokternya ada tulisan (K) di belakang gelar spesialisasinya. Petugas pun menjelaskan bahwa dokter tersebut adalah dokter konsultan kegawatan anak. Kebetulan karena saat itu saya belum punya pengalaman kesehatan untuk bayi baru lahir dan sakit gawat darurat untuk anak, saya memutuskan untuk konsultasi ke dokter tersebut.

Saat bayi saya diperiksa, oleh dokter langsung ketahuan bahwa anak saya ada tongue tie. Pantaslah bayi saya susah melekat saat hendak menyusui. Dokter kemudian menjelaskan panjang-lebar tentang kondisi anak saya saat itu dan sebelum konsultasi berakhir dokter berkata , "Ibu jika ada pertanyaan atau mau konsultasi, whatsapp saya saja Bu di nomor ini". Akhirnya di setiap kunjungan, kami jadi mendapatkan ilmu baru. Ketika anak sakit lagi, saya tidak buru-buru membawa anak ke dokter dan jika dirasa mengkhawatirkan saya bisa menelpon terlebih dahulu dan konsultasi lewat whatsapp, tetapi ini biasanya hanya dilakukan saat si kecil sakit ringan seperti batuk pilek dan diare ringan.

Oleh dokter tersebut, saya juga diberi arahan oleh dokter seperti jika anak demam dan suhu tubuhnya mencapai 38 derajat Celsius harus diberi penanganan seperti apa dan berapa kali harus mengukur suhu tubuh. Dokter juga memberitahukan obatnya apa saja yang boleh diberikan, dan diperingatkan juga jika panasnya sampai 40 derajat Celsius harus segera ke rumah sakit. Dokter juga menjelaskan penanganan untuk anak yang terkena diare, dan bagaimana memahami karateristik feses anak. Yang paling menyenangkan, dokter pun menjelaskan kepada saya tentang cara memberikan stimulasi pada anak bayi.

Stimulasi untuk anak ini berhubungan dengan tumbuh-kembang dan faktor kecerdasan anak. Dokter menjelaskan, kecerdasan anak dibentuk oleh tiga faktor yaitu genetik, gizi, dan stimulasi. Faktor-faktor seperti gen dan gizi pasti selalu dipenuhi untuk kebutuhan bayi, sedangkan stimulasi kadang malah jarang diberikan, bisa saja karena ketidaktahuan orangtua atau tidak ada waktu karena kesibukan sehari-hari. Dokter menekankan bahwa stimulasi ini sama pentingnya untuk tumbuh-kembang anak, dan perlu cukup diberikan sejak saat anak masih bayi. Berikut beberapa tips memberikan stimulasi untuk bayi:

1. Memberikan pijat bayi. Pijatnya tidak perlu keras-keras, yang penting ada sentuhan dari mama sambil kontak mata dan mengajak si kecil berbicara.

2. Bayi sering dibalik, supaya kepala bayi dari 30 derajat pelan-pelan bisa tegak sampai 60 derajat. Untuk bayi yang minum susu formula, perutnya akan lebih sering kembung sehingga cenderung rewel, maka perlu sering ditepuk-tepuk punggungnya supaya angin dari perutnya keluar.

3. Berikan mainan warna-warni untuk bayi agar belajar penglihatan dan merangsang keaktifan anak merayap sampai dengan merangkak.

4. Pemberian makanan untuk bayi tepat waktu. Setelah bayi belajar makan boleh diberikan finger foods. Bayi juga harus happy saat makan.

[caption id="attachment_119460" align="aligncenter" width="400" caption="(Kredit gambar: Ambro www.freedigitalphotos.net)"][/caption]

Setelah beberapa kali konsultasi dengan dokter anak tersebut, saya merasa senang sekali hubungan antara (orangtua) pasien dan dokter seperti partnership. Meskipun begitu, orangtua tetaplah harus sabar kalau pertanyaan konsultasinya belum dijawab oleh dokter karena bisa jadi dokternya sedang sibuk banyak pasien. Urban mama ada pengalaman mengesankan, tips tertentu yang didapat saat berkonsultasi dengan dokter anak, atau sedang mencari rekomendasi dokter spesialis anak maupun spesialis kebidanan? Silakan berbagi di sini ya.

6 Komentar
Retno Aini
Retno Aini August 12, 2016 12:41 pm

Dulu aku gak pernah ngira kalau DSA itu ternyata sama kyk jodoh...cocok-cocokan xD Terima kasih tipsnya ya mama alam, benar banget, agar anak lbh tanggap & cerdas, stimulasinya nggak boleh kurang/ketinggalan...dulu dokter anakku menjelaskan hal yang sama juga :D

ninit yunita
ninit yunita August 10, 2016 7:50 am

senangnyaaa punya dsa yang cocok :) sama-sama menghormati dan saling mengerti yah jadi klop. keasa banget pastinya kita sebagai ibu perlu orang yang ahli di bidangnya untuk menjelaskan dan memberikan solusi.
terima kasih sudah berbagi tips-nya yaah mama alam :)

Siska Knoch
Siska Knoch August 9, 2016 8:50 am

Ikut seneng dengernya dapet dokter cocok sesuai dan bisa diandalkan untuk tanay2.
Tipsnya berguna banget ;) tfs!

Eka Gobel
Eka Gobel August 8, 2016 11:20 pm

Iyaa seneng yaa kalo dpt dsa yg cocok. Menenangkan hati, memberi solusi :) terima kasih sharingnya mama, pasti berguna bagi mama lain yg baru melahirkan.

Alam Sasmita
Alam Sasmita August 8, 2016 10:55 am

ia mah.sy senang sekali menemukan dsa anak yg open relation dgn pasien hehe

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies