Theurbanmama

Terima Kasih Bapak dan Ibu Guru!

Senin, 02 Mei 2016

Salah satu cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi guru. Saya ingat sekali dulu sering main sekolah-sekolahan, memakai rok dan sepatu hak tinggi milik Mama. Berdiri sambil mencorat-coret papan bercat hitam dengan kapur, persis seperti yang dilakukan guru-guru saya waktu SD dulu. Rasanya keren sekali!

Kita bisa menjadi seperti sekarang ini tentulah berkat puluhan guru yang pernah hadir di sepanjang perjalanan hidup kita. Berapa sosok guru yang masih kita ingat dengan baik? Saat reuni sekolah pasti obrolan tentang para guru menjadi satu topik yang tak pernah terlupakan. Betapa besar jasa mereka ikut membentuk kehidupan kita di masa kini.

Sebagai orangtua, sekarang kita mulai berinteraksi dengan guru anak-anak kita di sekolah. Saya selalu salut dengan para guru yang harus menghadapi 10-20 anak pada waktu yang bersamaan. Salut dengan cara mereka yang tak kenal lelah saat berhadapan dengan anak-anak, selalu punya ide bermain dan menarik perhatian anak-anak, menyanyi dan menari, juga mengajak anak berprakarya. Sabar ketika mengajari anak-anak kita membaca dan menulis, mewarnai dan menggunting, menempel dan berkolase. Rasanya para guru seperti punya kemampuan super saat mengendalikan banyak anak sekaligus. Padahal tidak jarang sumbu sabar kita memendek dengan cepat saat harus mengajari anak kita sendiri. Tak heran kalau ada ungkapan It takes a big heart to help shape little minds.

Kita semestinya menempatkan diri sebagai partner dari guru di sekolah. Berkomunikasi dengan baik dan sopan serta saling menghargai. Kemajuan teknologi membuat kita bisa mendapatkan foto atau laporan kegiatan di sekolah dengan cepat. Namun semestinya kita juga ingat bahwa guru juga manusia biasa yang punya kehidupan pribadi di luar pekerjaannya. Mungkin bu guru di sekolah itu juga seorang ibu yang punya anak balita di rumah. Tidak seharusnya kita cepat-cepat protes jika guru di sekolah belum sempat membalas pesan atau email yang kita kirimkan. Mungkin saat itu mereka sedang sibuk menyiapkan bahan ajar untuk keesokan harinya, atau menuliskan rapor anak-anak kita.

Sempatkan diri untuk sesekali hadir di sekolah, menyapa guru anak kita, bertanya tentang perkembangan anak kita walau sebentar karena ini tidak akan tergantikan oleh kecanggihan teknologi. Beri contoh pada anak-anak kita cara menghargai dan menghormati guru mereka karena jika tidak begitu, bagaimana anak-anak kita bisa bersikap hormat kepada mereka? Akan ada puluhan guru yang dihadapi oleh anak-anak kita sepanjang hidupnya. Masing-masing akan memberi warna dan membentuk kehidupan anak-anak kita.

Selamat hari pendidikan nasional! Semoga kualitas pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan mendapatkan bekal yang cukup untuk bersaing di masa depan mereka. Terima kasih Bapak dan Ibu Guru!

4 Comments
Post a Comment
You must be in to post a comment.