Bila urban Mama adalah pengguna bus Trans Jakarta seperti saya, tentunya bukan pemandangan yang asing kalau kita sering mendapati bahwa yang mengendalikan bus-nya adalah seorang perempuan. Dulu, ketika pertama kali melihatnya, rasa kagum menyelinap di hati saya. Mungkin karena sebelumnya pekerjaan ini lebih umum dilakukan oleh laki-laki. Beberapa hari yang lalu, saya juga menerima sebuah foto di group WhatsApp teman SMA saya, seorang driver ojek online yang ternyata seorang perempuan yang membawa anaknya bekerja.
Lepas dari berbagai sudut pandang akan hal ini, saya menaruh rasa hormat padanya. Dalam pandangan saya, beliau adalah perempuan yang berdaya. Bagi saya, dia adalah pejuang perempuan masa kini, yang berjuang untuk diri dan keluarganya. Tanpa motivasi dan semangat yang luar biasa besar, tentu tidak mudah untuk menjalankan profesinya. Menurut Casey Neistat, vlogger favorit saya, there's always a good excuse not to do something. Saya melihat, sebagai perempuan, kita harus mengalahkan berbagai alasan yang membuat kita kurang berkembang. Ibu R.A Kartini dengan tulisan-tulisannya di buku Habis Gelap Terbitlah Terang, menginspirasi kita sebagai perempuan untuk berjuang dan memajukan bangsa ini. Satu diantara banyak hal penting yang dapat kita lakukan untuk meneruskan perjuangannya adalah dengan mendidik anak-anak kita menjadi anak yang mandiri, agar anak kita kelak menjadi anak yang berdaya dan tangguh dalam berjuang menghadapi rintangan di masa depan, tanpa banyak alasan.
Bulan April ini kami buka dengan mengadakan seminar "Raising Children Who Think For Themselves" yang menghadirkan dua pembicara yaitu Ibu Elly Risman, MPsi. dan Adhitya Mulya (penulis).
Bagaimana mendidik dan membesarkan anak yang mandiri akan dipaparkan secara mendalam oleh Ibu Elly Risman. Sebagai orangtua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak tanpa perlu menghilangkan rintangan bagi anak dan melakukan helicopter parenting yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh Adhitya Mulya.
Bulan April tahun ini tidak lagi sama seperti sebelumnya karena dua founding mama, Thalia dan Shinta, memutuskan untuk resign (Thalia resign pada 1 January 2015 dan Shinta resign pada 8 Agustus 2015). Kami sebagai TUM family menghargai keputusan tersebut dan mendo'akan agar Thalia dan Shinta semakin maju dan mendapatkan yang terbaik.
Sebagai kartini masa kini, bangsa ini akan terus maju bila kita sebagai perempuan saling mendukung karena dengan dukungan, kita akan lebih berkembang. Berbicara tentang inspirasi, banyak perempuan di sekeliling kita yang dapat memberikan inspirasi agar kita semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik. Ibu rumah tangga dan ibu bekerja yang sama-sama luar biasa. Tapi ingat juga bahwa kita pun harus bangga dengan apa yang kita lakukan. Apapun pilihannya, bisa mermanfaat dan bermakna bagi keluarga tercinta (suami dan anak-anak) adalah yang utama.
Setuju teh Ninit, aku selalu percaya kalau self worth dibentuk dari rasa pede & cinta dengan apa2 yang dikerjakan. Dan TUM salah satunya yang mengajarkan saya buat pede menjadi seorang ibu :D
Tfs teh Ninit!
Semoga dapat Tim yg terbaik untuk TUM.
Maju terus TUM.
-Monik