mei jordan wrote:
Abi Annabella,
Istrinya Abi Annabella uda brp bulan kandungannya? N emangnya sudah pasti ya kebelit tali pusar?
.
Kalau menurut hitungan rumus : hari pertama mens terakhir dikurangi 3 bulan dan ditambah 7 hari, Istri saya diperkirakan EDD (Estimasi Due Date) pada tanggal 31 Oktober 2010.
Pada saat di USG 4 minggu yang lalu, dokter bilang ada lilitan tali pusar, kemudian di CTG untuk mengetahui kondisi janin, dan hasil rekamnya menunjukan kondisi janin masih baik. Dokter bilang jangan sampai janin bermasalah dan karena ada kemungkinan dicesar.
Berhubung kami tidak ingin dicesar, kami lakukan afirmasi agar janin melepaskan lilitan tali pusar.
Seminggu kemudian diUSG lagi , dan ternyata lilitan tali pusar di leher sudah hilang. Masalahnya, kata dokter muka janinnya sekarang tengadah menghadap ke atas walaupun posisi sudah di tempat keluar, jadi ada kemungkinan kalau wajah janinnya keatas akan menyulitkan bukaan saat persalinan, karenanya ada kemungkinan dicesar juga.
Karena kami bersikeukeueh, tidak mau dioperasi, Setiap malam kami afirmasi bayi agar saat melahirkan telungkup menghadap ke bawah dan lahir dengan cara normal alami , selamat, sehat lahir batin.
Seminggu kemudian di USG lagi, ternyata ada lilitan tali pusar. Lalu kami bilang ke dokternya, apakah adanya lilitan tali pusar di leher janin harus selalu dicesar, karena menurut saya kalau lilitannya hanya satu kali dan tali pusarnya panjang, saya kira bisa saja dilahirkan normal. Namun kata dokter, bagaimana kalau tali pusarnya pendek dan terlilitnya banyak, jadi dokter tidak mau ambil resiko dan harus dioperasi.
Berdasarkan penjelasan dokter tersebut, saya ingin tahu, kapan keputusan bahwa dengan adanya lilitan tali pusar dileher harus selalu dicesar, padahal datanya hanya berdasarkan USG, sedangkan hasil CTG nya tidak bermasalah.
Untuk menemukan solusinya, kami terpikir untuk cari second opinion pada dokter lain agar bayi bisa lahir melalui persalinan normal dan alami (water birth).
Kami butuh saran teman atas masalah saya ini, dan kami perlu juga informasi rekomendasi dokter yang pro persalinan normal di Jakarta untuk second opinion.
Sempat juga terpikir, dari pada kesulitan di Jakarta, maka kami ingin water birth dan Lotus Birth di Bali, hanya saja terkendala teknis karena sudah mendekati saat terakhir bayinya mau brojol..
Semoga saja pada kelahiran anak kami berikutnya, bisa persalinan di Bali sekalian pelesiran dan berlibur panjang.
Terima kasih
Wassalam