-
Mamas,
Mau share aja. Ponakan gw dulu usia 3th bicaranya jg masih belum jelas, jauh lebih jelasan atha ngomong yg wkt itu masih usia 1th an. Kl gw perhatiin krn sehari2 aktivitas dia cuma bedua sama mba di rumah, sedangkan ortunya kerja n kakanya seharian sekolah plus eskul sampe rumah udh sore hari. Padahal dl kakanya termasuk yg cepet bicara, tp kakanya diasuh oleh mba yg beda. Jd mungkin mba adenya ini males utk ngajarin ngomong yg benar. Kl atha sehari2 dititipin di rumah eyang selama gw ma suami kerja, nah eyangnya atha itu kl ngomong kyk ga ada remnya. Baterenya seharian jg kyk energizer,ga ada capenya :D
Trs dr thn kemaren ponakan gw dimasukin sekolah ma mamanya, dr situ terlihat jauh perbedaan dia berbicara. Udh mulai jelas dan kita jg ngajarin utk bicara yg jelas. Jd kl dia ngomong cadel/salah wlpn kita ngerti apa yg dia maksud jgn didiemin aja. Kadang gw suka tega ga mau menuruti permintaan dia ke gw sampe bicaranya jelas n itu gw ulang2 trs. Selain itu kita jg jangan ngomong bahasa bayi seperti mamam atau mimi, lgsg aja bilang makan dan minum.
Hasilnya alhamdulillah ponakan gw itu skrg ngomongnya udh jelas, lancar n kosa katanya jg udh banyak hanya dlm setahun. Oia btw ponakan gw itu cewe loh, jd kynya mau cewe atau cowo tgtg keseharian lingkungan anak utk bs menstimulasi perkembangan bicaranya.
HTH ya mamas, tp kl ada ortu yg suka banding2in kelebihan anaknya ma anak kita mah cuekin ajee :)
-
ikut nimbrung yaa...kalo menurut gue sih TV bukan faktor utama telat bicara ya,soalnya aku punya keponakan beda 4 bulan dari Raffa,nontonnya lebih banyak,lebih banyak main gadget cuma bicaranya pinter banget,bahasa inggris atau indo ga masalah,bahkan dia kayanya malah belajar banyak bahasa dari TV :) jadi menurutku sih memang ada anak2 yg menyerap lebih cepat dengan TV ada yg malah fokusnya terganggu..
gue jadi inget kan ada anak yang cara belajarnya macem2 yah,dr visual,audio,kinetik dan gue lupa satu lagi,kayanya itu pengaruh juga kali ya ke cara ngajarin bicara,kl Raffa lebih cepat hapal kalo benda yg ditunjukkan beneran dia pegang atau lihat dibanding dia lihat di TV atau buku atau semacam kartu flash,jd gue lebih suka ngajarin benda2 sekeliling aja,dan nama hewan dicoba pakai boneka dan lumayan berhasil sih,dia bisa namain walaupun kata2nya masih kaya Bola jadi Ba,Gajah jadi ajah gara2 boneka gajahnya..
oh ya yang aku bingung ko dia masih belum bedain mama dan papa ya,kata mama suka dipake untuk manggil aku adan papanya..dan kadang neneknya.. :( ini artinya dia belum bisa ngomong mama ya?tapi kalo nyari aku suka manggil mama mama..trus berhenti dan minta gendong kalo ketemu..
aku udah coba buat manggil papanya "papa" dan tiap dia nepuk2 papanya,bilang "ma..ma" juga aku koreksi cuma ko ga masuk2 ya ke dia smp sekarang -__-;;
trus..ada juga yg artinya jd kebalik2,dia udah bisa ngomong udah setiap abis ngelakuin sesuatu tapi pas abis minum susu gara2 aku pernah bilang "abis ya susunya" trus sekarang tiap abis minum susu walaupun susunya ga abis bilangnya "bis..bis.." padahal harusnya 'sudah' kan ya..*tepok jidat* gimana ngebenerinnya ya?
btw Raffa ga terlalu hapal anggota tubuh yg bisa dia tunjuk cuma hidung dan perut tapi yg lain kayanya susah bgt dihapal,apa harus udah tahu nama semua anggota tubuh kalo udah 18 mo?
-
ikutan ya mom..samaan nih. wiksa 18mo jg blm byk kosakatanya. br bs ngomong bapak,nenah (susu ibu),train,bird,kakak (burung kaka tua),plen (aeroplane),cicak,speda,dll. beda sm sepupunya yg sebulan lebh muda yg uda lbh komunikatif dgn org tuanya.menurtku,smakin anak kita diajak berkomunikasi dgn benar,di ajak maen dgn temen2 sebayanya,dia akan lbh cept belajar drpd si ibu 'mbatin' kok anak gw blm byk bicara ya...hehehe..gw bgt dulunya. trus ketika dia menginginkn sesuatu tp cm bs bilang ugh..ugh..perjelas kemauan dia dgn kalimat kita misal "oh..wiksa mau susu, coba bilang, susu please...suusuu..", dia pun brusha menirukan walo blm sempurna "cu pis". begitu seterusnya utk hal yg lain juga. lama2 dia akan inget. hth ya mom..:-)
-
sudah lama tidak post di thread ini.
Memang tiap anak berbeda perkembangannya ya. Kalau berdasarkan pengalaman anakku, walaupun kita sbg orang tuanya sudah mengajari ngomong ini-itu dengan berbagai teknik, kalau memang milestone/tahap perkembangan itu belum waktunya dicapai anakku, ya dia belum akan bisa. Jadi memang butuh waktu, kesabaran, dan tidak cepat putus asa dlm mengajari anak yang perkembangan bahasanya terlambat (speech delay/late talker). Kuncinya tidak cepat marah kalau anak diajari ngomong ini itu tapi dia tidak mau mengikuti, bisa jadi mmg "tahapan" itu belum dicapai anak kita. Dan yang paling penting jangan berkecil hati dan takut jika kita yakin anak memang tidak punya keabnormalan yang lain, selalu berbaik sangka pada Allah.
Seperti misalnya: dulu, aku dan suami pernah tidak habis pikir, kenapa anakku ga pernah mau bilang "minum", "makan" dan bbrp kata2 permintaan lainnya padahal penguasaan kosakatanya sdh ratusan. Untungnya kalau bilang "pips/eek" dia mau. Berbagai cara dilakukan tp tdk berhasil :(. Eh pas kita sudah ga terlalu berharap (tapi tetep juga sering2 menawari dia dengan kata2 "Ilyasa mau makan/minum" akhirnya bisa juga dia mengucapkan 2 kata permintaan itu, berlanjut dg bbrp kt permintaan lainnya.
Sekarang juga anakku (3 yo) belum bisa merangkai 2 kata menjadi kalimat, jadi semua kata2 berisi permintaan dan identifikasi thd sesuatu disampaikannya dengan 1 kata. Sedang menunggu kapan saat itu datang, ttp optimis, aku yakin semua akan tiba saatnya :).
-
Hmm...kalo ngomongin tentang perkembangan bicara memang kompleks yahh...Banyak sekali hal yang berpengaruh, mulai dari turunan, kematangan organ bicara, kemampuan imitasi, kematangan motorik, kemampuan atensi, stimulus lingkungan sampai ke struktur dan pemfungsian otak.
Sudah banyak beredar di internet mengenai milestone perkembangan anak, termasuk perkembangan bicara. Gunanya memang untuk melihat apakah perkembangan anak kita sudah sesuai dengan usianya belum. Tapi ingat segala sesuatu itu ada hukum universal dan spesifik. Begitu pula dengan anak, walaupun ada pedomannya tapi tiap anak tidak akan sama proses perkembangannya. Tapiiii.....milestone itu bisa menjadi pegangan pertama kita saat mendeteksi masalah yang muncul. Jika memang perkembangan anak kita dirasa cukup jauh dari milestone yang umum, kita bisa berkonsultasi dengan profesional, dalam hal ini psikolog anak.
Seorang psikolog akan mengevaluasi perkembangan anak kita. Dimulai dengan wawancara terhadap orang tua dan observasi dan atau tes pada anak (jika diperlukan). Psikolog akan melihat apakah keterlambatan yang terjadi pada anak masih merupakan hal yang normal, bermasalah namun bukan patologis (common problems) atau sesuatu yang bersifat patologis. Jika masalah yang muncul bersifat normal atau common problems, akan diidentifikasi juga penyebabnya. Apakah karena ketidakmatangan organ bicara (kekuatan otot misalnya), kurangnya stimulus lingkungan (jarang diajak bicara misalnya) atau hal lainnya. Kemudian secara spesifik akan dirancang intervensi yang sesuai. Jadi tidak selalu mereka yang terlambat bicara akan mendapat terapi wicara.
Kalau bicara dengan orang-orang dulu banyak yang bilang "Ah nanti juga bisaaaa.....". Pada kenyataan tidak selalu demikian, akrena memang tergantung apa penyebab keterlambatan si anak. IMO, daripada menduga-duga, menunggu-nunggu, lebih baik tentukan waktu kapan harus menemui profesional. Setidaknya itu yang saya lakukan. Baby Q juga agak lambat dalam bicara. Saya menentukan jika 2 tahun bicaranya masih begini-begini aja baru bawa ke psikolog. Tapi alhamdulillah di bulan ke 21 dia mulai bisa meniru ucapan-ucapan kita dengan susah payah, walaupun belum jelas. Dia juga mulai bisa merangkai kalimat dalam 2 kata bahkan 3 kata. So...mulai tenang rasanya...Tapi ya tetep harus dipantau terus.
Nah...sebagai orang tua ya saya cuma bisa memberikan stimulasi sebanyak2nya pada anak. Mulai dari jenis makanannya (mempengaruhi kekuatan otot organ bicara) hingga ocehan-ocehan....
-
Ikutan sharing ya moms :)
Ken dulu menurut saya tmsk yg agak lama mulai bicaranya, tapi begitu mulai ngoceh, wah smp skrg alhamdulillah perkembangannya pesat sekali. Ken baru mulai mencoba lbh banyak bicara mendekati usia 2 thn, skrg umur 2 thn 8 bulan alhamdulillah udah sangat lancar, bahkan sudah lumayan bisa bercerita cukup detil ttg suatu hal walaupun msh sering loncat2 isi kalimatnya dan logikanya hehehe ;D
Satu hal yg IMHO cukup crucial adalah bahasa yg digunakan. Skrg banyak sekali playgroup, tontonan TV, film, buku2 yg English-based. Dari bayi, kami konsisten menggunakan Bhs Indonesia sbg bahasa ibu. Walaupun skrg Ken di playgroupnya dapat sisip2an kosa kata & lagu English, tapi di rumah tetap bahasa sehari2 adalah Bhs Indonesia. Playgroup-nya pun kami sengaja pilih yg basisnya Bhs Indonesia (walaupun ada sisipan2 Bhs Inggrisnya), bukan yg full English. Cita2 agar Ken nanti bisa beberapa bahasa memang tetap ada, tapi kt tmn sy yg psikolog pendidikan, sebaiknya bahasa ibu dikuatkan dahulu agar nanti saat belajar bahasa asing lainnya akan lebih cepat, krn punya fondasi bahasa ibu yg kuat. Jangan sampai krn ambisi dan ketakutan kelewatan "golden-age", anak kita malah nggak punya fondasi bahasa ibu yg kuat. Nanti Bhs Indonesia nggak lancar, bahasa asing lainnya juga jadi campur2.. nah lho ;p
Exposure pd acara tv, buku, dll in English and Japanese (krn kami dulu sempat tinggal cukup lama di sana dan Ken juga lahir di sana) tetap ada, tapi sebisa mungkin kita kembalikan hubungan maknanya ke Bhs.Indonesia.. toh alhamdulillah dia baru2 ini mulai membalas pakai kata yg artinya sama in English/Japanese scr spontan, meskipun kami belum menekankan penggunaannya sehari2. Dia tetap diajarkan lagu anak2 klasik dari Indonesia dan secara bertahap pilihan2 lagu populer dlm Bhs Inggris & Jepang, walaupun tidak sesering frekuensinya dibandingkan lagu2 Indonesia. InsyaAllah pelan2 klo keterampilan bahasa ibu (Indonesia) sudah kuat baru deh mulai bener2 diajarkan bahasa lain.. :)
Just sharing aja yaa.. semoga informasinya bermanfaat :)
-
senangnya ada thread ini. Senasib.
Anak gw, cowok, skr umurnya 2 thn 1 bulan, cuman bisa menamai apapun dengan satu kata yaitu "appa". Setiap nunjuk sebuah benda, kata itu juga yang keluar. Selebihnya cuma bisa "uugh ugh" terutama kalo minta sesuatu. Ga ada masalah pendengaran karena tiap dipanggil selalu nengok, selalu bisa melakukan instruksi yg ortunya bilangin kayak buang sampah ke tempatnya, beresin mainannya dll dll. Kalo diajak ngobrol juga malah merhatiin mata kita, dengerin dengan sungguh2, tapi tetep dianya gak bisa ngomong. Sudah distimulasi dengan diajak ngobrol, bacain cerita, nyanyi, nonton TV sambil diceritain...tetep belum bisa. Rasa cemas itu ada. Tapi skr ini gw banyakin doa aja, mudah2an dia gak kenapa2, dan bisa segera bisa ngomong. Peluks buat semua mamas yang senasib disini yaaa...
Ibunya PUTRAMA ALUN TULODHO dan PUTRIKU LINTANG LELAKU.
Gemar musik rock namun tak pernah nonton konser live
https://imeldasutarno.wordpress.com/
-
mamaaa....
peluk semua. alhamdulillah cena udah mulai lancar bicara dan menggabungkan dua kata (now 23 months). waktu satu setengah tahun, agak panik jg karena cena ngomongnya hemaaat banget. tp receptivenya udah bagus. disuruh ini itu dia udah paham. kalo kata dsa ku, cena udah merekam banyak kosakata di otaknya dan kalo udah mulai mau ngomong banyak, vocabularynya udah banyak jg. Emang bener mum. aku dan suami terus2an stimulasi dia ngomong. akhirnya sekitar masuk 20 bulan, cena jadi ngoceeh melulu. kosakatanya udah banyak dan bisa ngomong 2-3 kata. merujuk ke milestone emang penting tp juga bikin pening. pening kalo anak kita blm menunjukkan kemajuan sepeti yang tertulis di milestone. Kadang mikir apa ga usah diliat aja ya tuh rujukan milestone. eh tapi penting juga, at least semacam jadi alert buat kita untuk berusaha agar anak mencapai tahapan tertentu sesuai dengan usianya.
happy-go-lucky mummy
tweeting as @thearizkia
-
www.thearizkia.com -
-
Mamas,
mo nanya / share nih. Alyzza 15,5m tapi belum banyak kosakatanya. tapi kadang2 secara ga sengaja (atau emang udah bisa) suka bilang minyum, lica (alyzza), buuu/daaa (bunda), bapapa (barbapapa, tokoh kartun). tapi klo disuruh ngulangin lagi ga bisa ato emang ga mau. juga tiap nunjuk benda pasti bilang "ah" atau "papa".
Nah, kami dirumah pakai 3 bahasa ke dia. Indo, Swedia, Inggris. Tapi kayanya dia ngerti 33nya. cuman anaknya aja yang ga mau / blum bisa ngomong. ada ga ya mamas lain yang senasib diriku? kapan yah Alyzza bisa bener2 ngomong. ga sabar deh..
Alypie is my sweetest pie :)
-
bundAly , saya juga sempat mengalami dengan 3bahasa dirumah (indo, mandarin , english) dan akhirnya dikurangi menjadi 2bahasa (indo dan mandarin) sampai 2thn lebih tidak ada perkembangan kosakata dan.sebagai org tua sdh pasti sempat frustasi, si anak memang mengerti dengan 2bahasa tersebut, tetapi mungin dia bingung mau ikutin bahasa indo atau mandarin, yg ada cuma ngunjuk sambil keluar suara "em em em".
saya tidak putus asa untuk mengajarkan dan mengajak ngomong terus menerus.
ketika 2thn 7bln saya masukan ke preschool yg tidak terlalu memfokuskan anak untuk berbicara dgn bahasa lain (jadi diajarkan bahasa indo , diselingi bahasa english).
setelah 2bln ada perkembangan, sudah mau gerak2 bibirnya , mau ikutin berdoa, nyanyi-nyanyi ato memberi salam kepada pengajar.
dan sekarang sdh mulai ngoceh, ikutin apa yg kita omongin, walo belum bisa ngomong dengan lancar tetapi sdh bisa mengikuti ucapan 3 bahasa, sdh bisa ngajak ngomong walo belum jelas dan ga lancar.
yg pasti org dirumah harus sering ajak ngomong dan jangan putus asa yah mom.
-
mamas,
Aththaar 17mos, baru bisa ngomong "mamam..", "yaah..", "aa", kata2 itupun keluar klo terpaksa, kemarin ibu mertuaku nyuruh dibawa ke dokter, tapi aku masih merasa itu belum perlu. karena banyak anak2 sebayanya dia masih belum bisa bicara, sebetulnya kita harus mulai was-was dan berkonsultasi sama dokter itu kapan sih mama? selama ini sih, klo di panggil dia nengok, diminta ambil sesuatu dia nurut, tapi klo dia pengen pake sepatu, masih "uugh..ugh.." nunjuk ke sepatunya..tapi memang sih, dia belum bisa TT (seperti yang dijelaskan indriani budi utami) klo dia mau pup belum bisa ngomong, cuman nunjuk ke kamar mandi aja..
mohon pencerahannya mamas :)
Ibunya Thaariq & Shafiyah
-
Mocit,
ajak ngobrol aja terus, meskipun dia belum bisa merespon, karena setidaknya dia bisa merekam banyak kosakata. cara lainnya, didongengin dengan baca buku atau dengan bedtime stories lainnya.
anakku juga sepertinya termasuk delay speech, kalo dibandingin sama anak cewe tetangga yg sedikit lebih tua, mereka udah bisa nyanyi, anakku belum.
tapi alhamdulillah dia sekarang (2yo) udah banyak merangkai 3 kata jadi satu kalimat, meskipun masih pelan2 ngomongnya. trus juga udah bisa menggunakan kata dalam konteks yang tepat, misalnya, "papa.. ati-ati.." kalo papanya bikin dia kaget pas nyetir mobil.
menurutku, Aththaar udah menunjukkan bahwa dia paham kata-kata ortunya, so as long as dia menunjukkan perkembangan dan kita terus stimulasi, rasanya ga perlu terlalu dikhawatirkan :)
karena ada juga yang 2 tahun masih belum bisa ngomong ko..
a happy wife & mom always defines me best! :)
@mamaaltair
-
jessti,
Alhamdulillah klo gitu, selama ini sih aku memang masih belum maksimal buat ngajak aththaar ngomong..klo dia main ke rumah eninnya baru deh dibawelin segala macem.. nah sekarang berarti PR selanjutnya adalah ngajakin ngobrol dia terus (semangat 45) uia, klo lingkungan sekitar itu bisa pengaruh gak sih mom?maksud aku, sekarang ini kan Aththaar klo hari kerja ditinggal sama pengasuhnya dirumah berdua, dan jarang keluar rumah..ada perbedaan gak sih anak yang diem dirumah terus dengan yang disekitarnya banyak temen sebayanya?misalnya main ditaman komplek sama tetangga yang seumuran gitu..gimana mam?
Ibunya Thaariq & Shafiyah
-
Mocit,
pengaruh lingkungan pasti ada, tapi daku paling percaya kalo perkembangan anak itu lebih banyak dipengaruhi oleh ortu :)
aku pun working mom, waktu ngobrol sama Raza itu cuma malem dan pagi hari, siang kadang aku ajak ngobrol lewat telpon, plus wiken, ternyata kosakata yang lebih cepet dia ucap itu ya yang sering aku dan papanya ulang2..
tapi sering juga kami dikagetin pas dia punya kosakata baru yang dia pelajari dari orang-orang sekitar, jadi tetep semangat ya! ;)
a happy wife & mom always defines me best! :)
@mamaaltair
-
jessti,
baiklah mom, dalam waktu deket kebetulan kita akan pindahan ke cibubur, dan sepertinya disana banyak tetangga yang anaknya sebaya dengan Aththaar (dirumah yg sekarang ga ada temen sebaya), semoga ini juga bisa menstimulasi dia untuk cepet bisa bicara..
hihhiihi skr ini aku udah banyak ngajakin dia ngobrol diwaktu pagi, klo malem biasanya pas aku pulang dia udah bobo..
semoga ada perkembangan lebih baik ya mom..
jadi makin semangat nih aku..
makasih ya mama...
Ibunya Thaariq & Shafiyah
-
Mocit wrote:
baiklah mom, dalam waktu deket kebetulan kita akan pindahan ke cibubur, dan sepertinya disana banyak tetangga yang anaknya sebaya dengan Aththaar (dirumah yg sekarang ga ada temen sebaya), semoga ini juga bisa menstimulasi dia untuk cepet bisa bicara..
.
Amiiin,,, smoga yah mom!!
kalo in my case, anaku (16ms) alhmdlh udah menguasai kurleb 30 kata walopun mostly kurang jelas ya, seperti: ambi untuk ambil, ato boa untuk bola, padahal tetangga rumah gak ada yg sebaya, paling muda umur 3thnan tapi justru mungkin ini yah salahsatu stimulasi buat anakku untk bs berkomunikasi dgn mereka yang lbh gede usianya dan lbih lancar ngomongnya, karena klo terus2an ngobrol sm bunda+ayahnya dirumah bosen coz udh pada terlalu gede aka tua=gak asik kali menurut dia :D
alhasil sekarang kalo main sama yang seumuran malah cuek, asyik main sendiri :P
an awesome mom who raises a future MVP!!
-
Dear Mamas,
Anak sy (Rasha, 26m) juga rada delay speech. Baru lancar ngomong bunda di 23m. Sbelumnya udah bilang bbrp kata tp belum jelas (kecuali bilang ayah yg udah jelas bgt dr 18m. bikin bundanya iri). Pdhal waktu itu, saya dan ayahnya udah commit cm pake bahasa indonesia. Sampai seluruh dvd yg ditonton juga kita usahain pake bahasa indonesia. Tp stlh lancar bilang nda (utk bunda), perkembangan bahasanya cukup cepat. skrg di 26m, Rasha udah bisa merangkai kata menjadi kalimat sederhana dan bahkan mulai mencoba menyanyi sendiri (pastinya banyak kata yg ilang). Yg jd concern saya skrg adalah Rasha tll byk main app di iPad yg berbahasa inggris shg suatu hari dia menunjuk huruf B dan melafalkannya dlm bhs inggris. Terus terang, saya agak takut krn dia mulai mengembangkan 2 bahasa. Saya takut dia delay speech lagi. Tp sy sadar bahwa ada bbrp ortu yg mmg dr kecil mengajarkan 2 bahasa kepada anaknya. Nah saya minta share nya dong utk para mamas yg mengajarkan 2 bahasa ke anaknya. Gmn supaya anak ga bingung? TQ yah
every parents has their own parenting style. and every child has their own developmental timeline.
-
-
Ups sorry salah masuk kamar. Ubek2 di toddler tyt larinya di child. Thank you mom
Sidta.
every parents has their own parenting style. and every child has their own developmental timeline.
-
Mocit..kalau mau konsul ke dokter/psikolog/dokter ahli syaraf anak, bisa dilakukan setelah anak usia 2 tahun. Karena beberapa tempat terapi wicara & behaviour baru menerima terapi ketika anak sudah >2 tahun. Disamping itu, kalau dibawah 2 tahun, apalagi untuk anak cowok, masih wajar bangetlah kalau anak ngomongnya masih blm banyak. Sambil menunggu siapa tahu diatas 2 tahun dia akan catch-up.
jessti..IMHO, Aththaar ga speech delay mbak. Usia 2 tahun dan sudah bisa merangkai 3 kalimat itu mah sudah baguusss. Keponakanku, cowok (2 tahunan juga), walaupun ngomongnya sdh bagus (sdh bisa menyusun kalimat dan komunikasi 2 arah) tapi sampai skrg ttp ga suka nyanyi. Beda banget dengan ilyasaku. Waktu 2 tahunan sukanya nyanyi. Ada kali 40an lagu anak yg dia hafal meskipun kosakatanya masih byk yg salah. Ilyasa waktu 2 tahun meskipun kosakatanya sdh lumayan byk tapi blm bisa merangkai 2 kata menjadi kalimat. Baru skrg di usia 3 tahun mulai merangkai kalimat sederhana dari 2 suku kata, itupun masih sedikit.
Dan IMHO, jangan menyalahkan diri sendiri, sebagai mamanya, hanya karena ada anak kita yg telat bicara, apalagi kalau yang telat bicara itu anak pertama. Karena dari yang kubaca2, ternyata banyak juga kok ibu2 yang mempunyai anak yg telat bicara padahal anak yg lainnya bicaranya dalam time frame yg normal. Sepupuku ada jg yg anak ke-2nya speech delay, pdhl anak pertamanya termasuk cepat bisa lancar ngomongnya.
Kmrn2, aku suka baca-baca blognya bu julia,
http://gifted-disinkroni.blogspot.com/dan membeli bukunya. Ga terlalu mahal kok, kurang dari 100 ribu. Waktu itu aku beli di palasari Bandung.
Lumayan juga untuk menambah pengetahuan ttg seluk-beluk anak yg terlambat bicara. Jadi sebagai orang tua kita nggak cepat panik kalau anak kita terlambat bicara dan divonis/dilabel ini-itu oleh pihak2 yang tidak berkompeten. Karena kalau cepat panik, tanpa kita sadari kita juga jadi uring2an ke anak. Padahal anak yg telat bicara harus dimotivasi agar dia PD (percaya diri) untuk bicara.
-
Miss A sekarang umurnya udah empat belas bulan, ngomong masih bahasa bayi yang blablabla itu tapi ada beberapa kemajuan yang dia buat kayak ngomong papa, mama, dan apa sudah mantap. karena kita multi bahasa di rumah kata teman2 saya perkembangan bahasa miss A bakalan agak lama dibadingin dengan anak2 yang enggak multi bahasa. adakah pengalaman mamas yang menggunakan lebih dari satu bahasa di rumah?
-
Hi Moms, mau ikut sharing saja. Airysa di rumah menggunakan 2 bahasa: Mandarin dan Indonesia, kadang-kadang 3 malahan dengan Inggris. Hihihi. Keluargaku (dgn kakek dan nenek) memang dalam rumah ngomongnya Bahasa Mandarin. Jadi aku bicara ke Ai jg pakai bahasa Mandarin. Nah suster ngomong sama dia dengan BHS Indonesia.
Aku dari awal memang sangat perhatikan perkembangan bahasa anakku (memang pada dasarnya aku suka dengan bahasa sih). Menurut hasil pengamatanku sih memang sangat penting anak itu distimulasi dengan bahasa dari dia masih bayi aku sudah nyerocos saja sendiri dengan dia. Pokoknya aku ngelakuin apa, aku pasti jelasin ke anakku. Misalnya pas aku ganti popok aku jelaskan "ganti popok dulu yah, tuh sudah basah, kan nanti biar nyaman, kita lap dulu yah dengan kapas basah, dsg." Pokoknya cerewet banget. Dia ngerti gak ngerti pokoknya terusss. Hehehe.
Setelah lebih besar, dia mulai menggunakan bahasa isyarat untuk menyampaikan permintaannya: tunjuk sana sini minta barang, minta digendong, dsg. Nah setiap dia minta barang aku pasti bilang "Ai mau apa? Kasih tau mama, mau buku? ini buku." kurang lebih kayak gitu. Setelah beberapa kali aku mulai lamain kasih barannya dengan pura-pura gak ngerti dia mau apa. "Ai mau apa? buku? pen? boneka? Ai ngomong dong, Mama gak ngerti?" Kurang lebih begitu. Jadi encourage dia untuk jangan malas bicara.
Dan juga Ai memang gak aku kasih nonton tv sampai sekitar umur 1.5 thn-an. Setelah itu aku kasih nontonnya pun cuma sekitar 10 menit dan itu aku temanin sambil cerita-cerita dan tanya-tanya juga.
Ai sekarang 2 tahun dan sudah cerewet banget dan bisa nyanyi banyak lagu dalam bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia. Kemarin itu aku sempat kaget juga. Ai diajak main-main di depan rumah, ada anjing, dia langsung minta gendong dan bilang ke aku dia takut anjing dalam bhs mandarin. Selang 5 menit, susternya datang, dia laporan ke suster dalam bhs Indonesia bahwa Ai takut anjing. Nah berarti dia sudah bisa bedain bahasa.
Rata-rata menurutku anak belajar dari mengamati dan mendengar. Misalnya aku mengajarkan 1 lagu baru, biasanya aku contohkan saja dengan nyanyi berkali-kali. Aku gak paksain dia mengikuti aku. Setelah mungkin 20 kali menyanyi lagu yang sama di depan dia, eh tiba-tiba saja dia sudah bisa nyanyi sendiri. Awalnya beberapa bagian, lama-lama, satu lagu lengkap sudah bisa.
Sama dengan belajar dalam kalimat. Kan belum mungkin aku ajarkan grammar dan sebagainya. Tapi dengan memberikan contoh menggunakan struktur bahasa yang benar, dia sudah bisa belajar berkalimat dengan baik, sudah tau misalnya bicaranya "saya ingin makan apel" dan bukan "ingin saya apel makan".
Jadi menurutku sih gak masalah kalau mau multi bahasa di rumah. Tapi ya, memang tiap anak berbeda-beda. Kita usahakan saja kasih stimulasinya terus. Terus kalo sudah rada besar (mungkin 1 tahunan) bicaranya juga jangan pakai bahasa baby. Bicara dengan memakai kalimat biasa saja. Jadi dia terbiasa berbicara dalam kalimat dan bukan dengan 1 atau 2 kata.
Hihihi, jadi panjang ya.
-
Hi mommy...hari ini baru diceritaiin hasil periksa keponakanku (2th 5 bulan) yang baru bisa ngomong 1 kata dan itupun ngga terlalu banyak ke dokter Melly Budiman di MMC. Dokternya bagus banget deh (dan katanya terbaik se-Asia)...teliti dan sangat memperhatikan tingkah laku si anak. Hasil sementara keponakanku mmg delay speech yang kemungkinan penyebabnya karena alergi. Dan kebetulan si ponakanku itu mmg alergian berat. Jadi tadi sama si dokter langsung dites alergi dan dikirim ke US utk mendapatkan hasilnya.
Menurut dokter untung keponakanku segera dibawa oleh mamanya untuk segera didiagnosa penyebab keterlambatan bicaranya. Karena kalau sudah lebih dari 3 tahun biasa akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengejar ketinggalannya.
Selain itu pernah dikasih info juga mengenai delay speech, ternyata setiap anak itu tidak boleh melewati satu tahapannya dalam berkembang. Misalnya anak yang seharusnya masih merangkak tapi langsung lompat ke tahap merambat/berdiri ternyata dapat juga menyebabkan keterlambatan bicara. dan kebetulan si ponakan ini juga dulu malessss banget merangkaknya, paling 1-2 rangkakan langsung berhenti.
memang kompleks banget masalah yg dapat menimbulkan delay speech.
Dan sepertinya lebih baik diobservasi lebih dini, syukur kalau semuanya baik tapi kalau ada sesuatu kan lebih cepat ditangani lebih baik.
cmiiw =)
-
mamas..ikut sharing..afdhal 19 bulan masih belum bisa bicara juga..sudah bisa dikatakan delay speech kah?? rada2 khawatir ..tapi kalo kita bicara dia paham ..perintah pun dia dah paham..cuman itu tak ada satu kata pun yang keluar..hanya berbicara dengan bahasanya..
-
ummu afdhal..dulu pernah browsing dari
sini, mudah2an bisa membantu ya
Who is a “Late Talker”?
A “Late Talker” is a toddler (between 18-30 months) who has good understanding of language, typically developing play skills, motor skills, thinking skills, and social skills, but has a limited spoken vocabulary for his or her age. The difficulty late talking children have is specifically with spoken or expressive language. This group of children can be very puzzling because they have all of the building blocks for spoken language, yet they don’t talk or talk very little.
Researchers have yet to agree upon an explanation for this specific delay. They have determined, though, that Late Talkers are more likely to have a family history of early language delay, to be male, and to have been born at less than 85% of their optimal birth weight or at less than 37 weeks gestation [1]. It has also been determined that approximately 13% of two year olds are late talkers [2].
Important Language Milestones
The following guidelines can help you determine if your child’s vocabulary is appropriate for his or her age. If your child has not yet reached these milestones, he or she should be seen by a speech-language pathologist:
[list=*]
- 18 month olds should use least 20 words, including different types of words, such as nouns (“baby”, “cookie”), verbs (“eat”, “go”), prepositions (“up”, “down”), adjectives (“hot”, “sleepy”), and social words (“hi”, “bye”).[/*]
- 24 month olds should use at least 100 words and combine 2 words together. These word combinations should be generated by the child, and not be combinations that are “memorized chunks” of language, such as “thank you”, “bye bye”, “all gone”, or “What’s that?”. Examples of true word combinations would be “doggie gone”, “eat cookie”, or “dirty hands”.[/*]
Do Children who are Late Talkers Catch Up on their Own?
Because this group of children is progressing so well in other areas of development, parents and others may assume that they will catch up on their own. Indeed, many late talkers do “grow out of it”, but many do not. It can be difficult to predict which children will NOT catch up to their peers. However, a list of risk factors has been identified, which suggest that a child is more likely to have continuing language difficulties [4]. These include:
[list=*]
- quiet as an infant; little babbling[/*]
- a history of ear infections[/*]
- limited number of consonant sounds (eg. p, b, m, t, d, n, y, k, g, etc.)[/*]
- does not link pretend ideas and actions together while playing[/*]
- does not imitate (copy) words[/*]
- uses mostly nouns (names of people, places, things), and few verbs (action words)[/*]
- difficulty playing with peers (social skills)[/*]
- a family history of communication delay, learning or academic difficulties[/*]
- a mild comprehension (understanding) delay for his or her age[/*]
- uses few gestures to communicate[/*]