Ternyata banyak mitos dalam pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI yang belum tentu benar. Cari tahu dulu kebenarannya.
Mitos: Bayi belum mengerti rasa makanan, jadi berikan satu jenis makanan saja terlebih dulu.
Fakta: Saat mengenalkan makanan padat pertama kali pada bayi, sebaiknya memang memberi satu jenis bahan makanan saja. Hal ini untuk mengetahui reaksi simpang atau alergi terhadap makanan. Selain itu untuk memberi rekaman rasa pada bayi sehingga ia lebih mengenal makanan padat pertamanya. Seiring bertambahnya usia, Anda perlu menambah jenis makanan untuk dikenalkan. Anda bisa mencampur bahan makanan yang sudah lebih dulu dikenalkan dengan jenis bahan makanan baru.
Mitos: Benarkah bayi yang belum tumbuh gigi belum perlu dikenalkan makanan yang bertekstur?
Fakta: Tumbuhnya gigi tidak menjadi tolak ukur kapan bayi perlu dikenalkan makanan padat. Makanan bertekstur dapat merangsang pertumbuhan gigi. Dengan makanan yang bertekstur inilah bayi akan memposisikan makanan di antara rahangnya untuk dikunyah dan menggerakkan rahangnya ke atas dan bawah untuk menghaluskan makanan sebelum ditelan. Sehingga sangat penting untuk memberikan makanan yang bertekstur ketika bayi berusia 8 bulan. Keterampilan ini juga akan membantu bayi belajar bicara karena adanya gerakan rahang ke atas dan ke bawah.
Mitos: Bayi boleh diberi makanan lembut terus menerus, yang penting makanan lebih mudah masuk.
Fakta: Pengenalan MPASI dilakukan secara bertahap baik dari jenis, tekstur maupun jumlahnya. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi harus diberi makanan yang lebih padat dan bertekstur. Makanan cair seperti seperti pure bisa diberikan saat usia 6-7 bulan. Usia 7- 9 bulan beri makanan yang lebih padat dan kental. Nasi tim bisa mulai diberikan di usia 9 bulan. Beri juga lauk pauk yang dicincang kasar secara terpisah. Di usia 12 bulan bisa mulai dikenalkan makanan keluarga, tentu dengan potongan lebih kecil. Sehingga bayi akan belajar mengunyah dan merangsang pertumbuhan gigi dan perkembangan oromotornya.
Mitos: Bayi yang suka melepeh atau menyembur makanan artinya tidak menyukai makanannya.
Fakta: Bayi yang baru belajar makan akan menyemburkan makanannya karena reflek akibat ada benda asing yang masuk ke dalam mulutnya. Namun untuk bayi yang lebih tua, menyemburkan makanan merupakan respon bayi karena ia sudah kenyang atau karena tidak suka makanannya.
Mitos: Bayi cukup diberi susu saja jika tidak mau makan.
Fakta: Menggunkan ASI atau susu untuk mengganti makanan saat bayi menolak makan sebaiknya tidak dilakukan. Setelah 6 bulan, ASI saja tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi. Energi dan beberapa mikro nutrien tidak dapat lagi dipenuhi seluruhnya dari ASI. Pengenalan makanan yang tepat pada bayi akan berpengaruh pada perkembangan pencernaan, oral motor dan sosial kemandirian anak dan mencegah masalah kesulitan makan nantinya.
Mitos: Memberi makan bayi bisa dengan bermain, karena yang penting adalah makan.
Fakta: Saat makan, sebaiknya Anda dan bayi fokus pada acara makan saja. Jika anak sedang bermain saat waktunya makan, Anda bisa mengalihkan mainannya pada makanan yang akan dimakan. Misalnya mengajak anak bermain tebak warna dari sayuran yang sedang dimakan. Dengan membiasakan anak disiplin makan dan fokus pada makanannya, akan membuat bayi memahami pola yang Anda bentuk. Misalnya saat ia didudukan di high chair, anak akan mengerti bahwa ini waktunya makan. Hal ini juga memudahkan bayi mengenal ritme waktu yang teratur. (me)