Saya juga termasuk "lucky number one" yang dapet peluang 1% kemungkinan hamil dgn IUD in situ. Sekarang baru masuk 18 minggu.
2,5 tahun pakai KB N*va-T ngga pernah ada keluhan apa-apa. selain menstruasi yang jadi banyak dan kadang-kadang lebih panjang durasinya. Jadilah saya adem ayem saja... :P
Bulan September lalu saya kontrol ke SpOG utk melihat posisi IUD. Dan ternyata si IUD masih aman dan nyaman di posisinya, ga bergeser sedikitpun. :) Sempet tergoda pengen lepas IUD dan planning hamil lagi, berhubung anak pertama sudah 4 tahun. Tapi apa daya merayu Pak Suami belum berhasil dan ada rencana mau lanjut pendidikan.
Bulan Oktober akhir masih menstruasi biasa
Bulan November sibuk sepanjang bulan sampai baru sadar di awal desember kalau mens telat 8 hari, padahal biasanya jadwal tepat waktu. Ga tau kenapa mendadak pengeeen bangeeet testpack. Alhasil tengah malem buta cari test pack, dan kaget banget waktu liat garisnya dua. :D
Pak Suami juga kaget banget, dan kita sama-sama antara bingung, happy, cemas.... Memang siy pernah denger kasus-kasus gagal IUD, tapi kalau ngalamin sendiri tu rasanyaaa....
Satu-satunya yang murni bahagia banget malem itu adalah si bocil, yang akhirnya terkabul doanya pengen jadi kakak. Bunda sama Abinya masih speechless.
Saya sebenernya bahagia banget ternyata Allah mengabulkan impian saya untuk hamil dulu sekarang... Tapi disisi lain juga khawatir berat karena tahu kalau kehamilan dengan IUD in situ termasuk berisiko. Angka kemungkinan kegugurannya hampir 50% lebbih besar dibandingkan kehamilan biasa. belum lagi risiko lain seperti infeksi dll.
Alhasil, besoknya kita kontrol ke SpOG, beliau pun terheran-heran... Karena kan baru dua bulan sebelumnya kontrol IUD. Dan dari hasil USG memang saya positif hamil sekitar 5-6 minggu, dengan IUD masih duduk manis ditempatnya, persis di samping kantung kehamilan saya. :)
Usia kehamilan 10 minggu, saya kembali kontrol. Sejauh itu tidak ada keluhan apa-apa. kekhawatiran flek tidak muncul. Si Baby InsyaAllah pejuang tangguh. Ini kontrol yang menentukan apakah IUD bisa dicabut atau tidak, tapi ternyata posisinya masih bersebelahan dengan kantung kehamilan walaupun mulai terdesak ke samping. Kalau dicabut akan berisiko keguguran spontan. Kami pun memutuskan untuk membiarkan IUD pada tempatnya, dan berdoa semoga si baby bisa "berdamai" dengan IUD.
Sekarang di uk 18 minggu, saya ternyata lumayan sering kontraksi prematur, walaupun belum pasti karena pengaruh keberadaan si IUD atau memang karena aktivitas yang lumayan berat. Tapi SpOG wanti-wanti untuk jaga baik-baik dan ngga maksain diri, karena pada dasarnya kehamilannya sdh masuk kategori risiko tinggi.
Sempet sedih juga beberapa hari yang lalu seorang teman yg sama-sama hamil dgn IUD in situ, keguguran di usia kehamilan 22 minggu. Setelah sebelumnya berulangkali bed rest karena flek, ketuban rembes, dan kontraksi prematur.
Sekarang sedang banyak-banyak berdoa dan berusaha menjaga sebaik-baiknya semoga si baby aman, sejahtera, bahagia di rahim saya. :)
Dear Mama, empowering yourself!! Knows better, Think Best, Choose Right... Gentle Birth, From the WOMB, For the better WORLD.