-
Urban Mamas & Papas,
Yep, ngobrol2 mingguan dengan
fitri QM dari
QM Financial ada lagi! Seperti biasa, mulainya jam 10:30am - 1pm
Tema kali ini:
Financial Check Up
Jam 10:25am WIB, forumnya akan dibuka dan Mamas & Papas bisa mulai posting pertanyaannya.
Thread ini akan tetap dibuka setelah Q&A session selesai. Jadi, silakan dipake untuk diskusi.
-
Hai Mba Fit, boleh ya nanya2 lagi :)
1.Financial Check Up itu kan untuk tau apakah sehat atau tidaknya keuangan (keluarga) kita ya? Kalau iya, sebenarnya yg dibilang keuangan (keluarga) kita sehat tuh yg seperti apa?
2.Kalo ternyata kondisi keuangan (keluarga) kita dikatakan tdk sehat, trs gmn ya mba cara memulai dan memilih PRIORITAS menjadikannya sehat (selain konsul ke FP hehehe)
3.Oiya, saya prnh denger Mba Wina siaran di radio blg kalo kita pny hutang konsumtif, mendingan beresin dulu utangnya baru mulai nabung, invest, dll. Knp gitu ya mba? Emang ga bisa ya jalan bareng sambil beresin hutang konsumtif dan sambil nyisihin bwt nabung dan invest jg?
Maapphhh bawel kebanyakan nanya :D
Nuhun :)
-Siska Bundanya Raka-
-
Mbak fit, mau nanya nih. kalo misalnya ilustrasi keuangaan keluarga kasarnya gini:
keluarga dgn satu anak 2thn. suami istri kerja, penghasilan istri : penghasilan suami = 2:3. ilustrasi gaji standar utk 3-5 thn pengalaman kerja. utk hidup sehari2 ibaratnya gaji suami habis cm nyisa gaji istri doang utk tabungan. Ini diluar emergency fund, pendidikan anak, dan dana liburan (kalau direncanakan). ini termasuk sehat/tidak?
Selanjutnya saya idem sama pertanyaan neng chika, hehehe..
engineer.wife.mom.daughter.sister.food lover :)
-
'neng chika wrote:
Hai Mba Fit, boleh ya nanya2 lagi :)
1.Financial Check Up itu kan untuk tau apakah sehat atau tidaknya keuangan (keluarga) kita ya? Kalau iya, sebenarnya yg dibilang keuangan (keluarga) kita sehat tuh yg seperti apa?
2.Kalo ternyata kondisi keuangan (keluarga) kita dikatakan tdk sehat, trs gmn ya mba cara memulai dan memilih PRIORITAS menjadikannya sehat (selain konsul ke FP hehehe)
3.Oiya, saya prnh denger Mba Wina siaran di radio blg kalo kita pny hutang konsumtif, mendingan beresin dulu utangnya baru mulai nabung, invest, dll. Knp gitu ya mba? Emang ga bisa ya jalan bareng sambil beresin hutang konsumtif dan sambil nyisihin bwt nabung dan invest jg?
Maapphhh bawel kebanyakan nanya :D
Nuhun :)
-Siska Bundanya Raka-
Halo Siska,
lengkappp bener pertanyaan nya hehe
sy jawab satu per satu ya
1.untuk mengetahui keuangan kita sudah sehat or belum. ada personal financial ratio yg harus dipenuhi. yaitu :
# liquidity ratio = total aset lancar/ pengeluaran bulanan
untuk mengetahui seberapa banyak cadangan aset lancar kita dibandingkan dengan total pengeluaran bulanan. reflect kesiapaan dana darurat. patokan nya :
single = 4x pengeluaran bulanan
couple = 6x
couple + 1kid = 9x
couple + 2kids = 12x
# saving ratio = (sisa bulanan+tabungan) / penghasilan per bulan
minimum 10% , normal nya klo bisa 30%
# debt ratio = total cicilan hutang per bulan / total pendapatan per bulan
max 35%
2. kalau belum sehat dan mau beresin sendiri :
# bikin catatan pengeluaran & pemasukan detail, supaya ketauan apa yg salah
# duduk n obrolin ama pasangan, jujur2 an ama kondisi nya
# kalau sdh tau apa yg salah, bikin target akan dibereskan dalam berapa lama
# tp biasanya kita sama uang sendiri sangat subjective, sehingga apa yg salah nya sering ga ketauan. kalau ada orang luar yg liat, akan bs kasi opini objective
3. karena klo kita msh punya utang konsumtif segunung, misal utang kartu kredit . bunga nya setahun udah pasti di angka 40-50% per tahun. sementara klo kita invest, bunya nya blm pasti dpt 25% per tahun. jadi mendingan beresin dulu utang supaya cashflow nya start dari awal dengan benar
cheers,
fitri
-
charissarhanie wrote:
Mbak fit, mau nanya nih. kalo misalnya ilustrasi keuangaan keluarga kasarnya gini:
keluarga dgn satu anak 2thn. suami istri kerja, penghasilan istri : penghasilan suami = 2:3. ilustrasi gaji standar utk 3-5 thn pengalaman kerja. utk hidup sehari2 ibaratnya gaji suami habis cm nyisa gaji istri doang utk tabungan. Ini diluar emergency fund, pendidikan anak, dan dana liburan (kalau direncanakan). ini termasuk sehat/tidak?
Selanjutnya saya idem sama pertanyaan neng chika, hehehe..
ALow ..
ehm, itu dia untuk tahu sehat or tidak nya, sy harus tahu angka detail.
tapi kalau dari ilustrasi kasar di atas. sudah bagus dan sehat kalau gaji istri bisa di pakai fokus untuk tabungan. plus ini sdh diluar emergency fund dan investasi tujuan lainnya.
tapi yg perlu sy tahu : brp total dana emergency fund yg sdh terkumpul? sdah ada 9x pengeluaran bulanan belum?
ada cicilan hutang tidak? hutang nya apa? berapa % dari income?
tks,
fitri
-
fitri mau nambah pertanyaan... kalo diliat2 dari ratio savings & asset lancar di atas, financial keluarga gue "belom termasuk sehat" karena dana darurat kami belom mencukupi 9x pengeluaran bulanan. nah, tapi ada alesannya.. kenapa begini? sebenernya sih dana daruratnya ada yang sudah tersimpan (dan emang ga masuk dalam itungan sehari2.. karena emang dipisahkan udah dari jauh2 hari) tapi dalam bentuk cash yang ada di spore itu memang sudah tidak mencapai 9x pengeluaran bulanan karena sudah terpakai untuk membeli property.
enaknya di singapore, cicilan property dikeluarkan dari CPF (dana pensiun) yang emang dipotong langsung dari gaji masing2 & tambahan dari perusahaan (mandatory pemerintah govt). jadi duit penghasilan yang kami terima benar2 untuk pengeluaran, tabungan, asuransi, dll. tentunya sekarang kami building up dana darurat kami lagi di tabungan, tapi ya kami sudah tidak ada hutang (dengan hitungan selama kami masih kerja, cicilan property kami tidak akan dikeluarkan dari take home pay) yang tersisa. jadi bener2 fokus untuk nabung, bayar premi asuransi, investasi & untuk dana darurat & dana pendidikan.
lalu apakah ini sudah bisa dibilang sehat?
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
mba Fitri, mau tanya, kalo misal kita udah yakin bahwa bunga cicilan pasti tidak lebih besar dari return yg kita dapat, bolehkah kita hutang untuk investasi?
oyah, 9x pengeluaran bulanan itu termasuk porsi investasi ngga?
dan kalo misal ngga berbentuk cash, tapi LM gitu boleh ngga?
Makasih banyak yah.
-
Dini Setyowati,
ehm.. bukan mba Fitri sih, tp dikit2 tau dr baca blog2nya FinPlan :P
dana darurat 9x pengeluaran bulanan itu diluar porsi investasi. soalnya kalo terjadi sesuatu yg 'darurat' kan boro2 mau mikir investasi, yg dipikirin pasti expenses yg wajib2 dulu spt makan dan sekolah anak.
ditaronya dimana, bisa di-spread ke tabungan, deposito (biasanya 1bln ARO), LM, atau RD pasar uang. tp pastiin yg di tabungan itu at least 1 bulan pengeluaran krn cairin deposito dan RD kan pasti butuh waktu.
kalo pertanyaan yg pertama diriku ga tau.. :P
HTH yaa..
-
Mba Fitri, nanya doong..
berhub ga bisa ikut financial talk di @america (mepet HPL) jadi aku post di sini aja yah..
Pengen tau pengeluaran darurat yang single, couple, n couple with kids.. itu angkanya beda-beda dan jauh-jauh pula... Darimana angka ini n kenapa keluarnya angka segitu?
Oya, kalau kita masih menanggung orang tua/mertua (mengirim biaya bulanan) pasti beda lagi kan angka/prioritasnya.. jadi berapa dong?
Terakhir, apa resikonya kalau keuangan belum sehat, tapi kita dah mengajukan kredit (KPR,KKB, credit card).. maklum keluarga baru yang serba butuh ini itu mba.. trims sebelumnya..
-
Moms...kalau income bulanan nggak sama tiap bulan gimana ya?
suami wiraswasta,dan penghasilan nggak sama tiap bulan.
jadi misal nih,bulan ini dari klien A dapat 25jt,klien B 18 jt, klien C 30jt, klien D,E,F sekian jt. total misalnya 100jt biar gampang itungnya.
Paahal bulan sebelumnya dapat katakanlah 135jt,bulan2 sebelumnya atau kedepannya juga bisa nggak sama lagi.
berarti harus reset itungan dana darurat? atau pake itungan awal2 yang kita buat?
soalnya jujur suami tipe sederhana tapi kalo 'tiba-tiba' lg pengen barang yang dimau harganya bisa bikin shock..yaah walopun suami sampe sekarang yang ngatur dan megang keuangan keluarga,seenggaknya aku juga tetep harus melek masalah uang kan?
TIA
Jika kita sebut diri ini FULL TIME MOM, sudahkah anak-anak kita benar-benar merasakan bahwa kita ADA untuk mereka?
-
Riri makasih ya, trus tanya lagi ARO itu apa yah?
-
CNAP, bantu jawab ya. Setahu gue sih besarnya dana darurat itu kan ditentukan oleh pengeluaran bulanan, bukannya besarnya pemasukan. Jadi, emang kita harus udah pernah catet secara rinci pengeluaran spy tau berapa besarnya pengeluaran per bulan. Nah, keperluan adanya dana darurat ini kalo gak salah supaya kalo penghasilan tiba2 berhenti (mis kena PHK), keluarga/individu yg bersangkutan gak lgsg kolaps karena selama beberapa bulan ke depan udah ada dananya. HTH.
mamanya kathleen dan celine,
yang rela jungkir balik demi keluarga kecilnya..
-
sama2 Dini. ARO = automatic roll over. maxudnya saat deposito jatuh tempo, akan otomatis didepositoin lagi, jd kita ga perlu repot2 ngurus perpanjangan.
terus, pilih juga yg bunganya juga didepositoin lagi, jgn yg ditransfer ke rekening, jadi kaya bunga-berbunga (istilahnya apa ya, lupa euy).
HTH say :)
-
Riri awww makasihh.
OOT dikit, baca ini jadi bersyukur ngga jadi ikut ke PGS, dompet amann :D
-
dini setyowati Dulu pernah baca2 sih, katanya boleh karena toh kita masih dapet untung kan? Contoh simplenya, beli rumah buat investasi. Mungkin sekarang jarang yang beli rumah dengan cara cash, biasanya KPR yang pasti ada bunganya. Tapi itu gpp karena misalnya dengan bunga KPR 13%, nanti returnnya pasti lebih dari itu. Kira2 yang aku tangkep sih gitu ya, semoga tidak menyesatkan :)
yang selalu kangen sama si pipi gembil
-
dini, otty sebenernya sih boleh2 aja, tapi masalah nya ini ada 2 hal yang mesti di manage. manage utangnya dan manage investasinya. kalo misalnya investasinya itu ternyata gak perform misalnya, tapi utang biasanya kan itu fixed ratenya.. jadinya gak untung juga dong?
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
koeliz Gue coba bantu jawab berdasarkan pengetahuan gue ya... FYI gue bukan orang ekonomi sih, jadi ini dari pikiran gue aja.
Kenapa angka dana darurat beda2? Karena jumlah tanggungannya udah beda. Kalo misalnya nih masih single, yang kita hidupi kan cuma kita otomatis kebutuhannya lebih sedikit dibanding yang berkeluarga dengan 1 anak. Nanti untuk keluarga dengan 2 anak jumlahnya juga pasti lebih besar lagi, karena tanggungannya bertambah.
Untuk jumlah dana darurat bukan dipatok di angka tertentu tapi berdasarkan sekian kali jumlah pengeluaran bulanan. Jadi walopun sama2 punya tanggungan 2 orang, bisa aja keluarga A pengeluarannya 10jt/bulan sementara keluarga B 20jt/bulan, jadi jumlahnya pasti beda walopun faktor pengalinya sama (karena jumlah tanggungannya sama).
IMO kalo kita menanggung ortu/mertua/adik, itu ikut dimasukkan ke dalam jumlah tanggungan ya (bukan cuma istri/suami/anak aja yang dihitung sebagai tanggungan).
Kalo keuangan belum sehat (eh apa sih definisi keuangan sehat, apakah yang pengeluaran < pendatapatan?) tapi kita tetap mengajukan kredit, imbasnya pasti keuangan per bulan ga bakal jadi lebih baik. Soalnya kita malah ketambahan pengeluaran kan, untuk bayar cicilan tadi.
yang selalu kangen sama si pipi gembil
-
slesta Iya, Shin, makanya gue ngasih contoh yang aman misalnya: beli rumah di lokasi strategis yang seharusnya sih untung :D
yang selalu kangen sama si pipi gembil
-
otty iya mikirnya juga gitu, hehe
sLesta ilustrasinya buat beli tanah untuk ditanami, jadi selain dari kenaikan harga tanah, berharap pendapatan dari hasil panen. Trus lagi, waktu itu ceritanya kita ditawarin tanah pas lagi bokekk, dan penjualnya butuh uang cepet karena mau dipake berobat, akhirnya nekat pinjem bank. Tapi maren abis dapet rejeki langsung dilunasi kok. :)
-
retnasihombing, woh saya salah baca posting awal! thanks dah diingatkan :)
otty,ooh..jadi keluarga lain yang ikut kita tanggung masuk ke hitungan dana darurat itu yah? walaupun kadang ada bberapa yang nggak intens tiap bulan kita tanggung?
Jika kita sebut diri ini FULL TIME MOM, sudahkah anak-anak kita benar-benar merasakan bahwa kita ADA untuk mereka?
-
cnap Menurutku sih gitu, terutama kalo keluarga tersebut memang tergantung ke kita. Tapi harus dibuat prioritas sih, mana yang didahulukan (kalo ternyata jumlah tanggungannya banyak banget). Kalo cuma sekedar "uang tambahan" buat keluarga itu, mungkin ga usah dihitung tapi kalo mereka butuh bantuan kita untuk bisa makan, ya menurutku sebaiknya tetap dihitung ya.
yang selalu kangen sama si pipi gembil
-
otty
makasih dah dibantu jawab, lumayan mencerahkan.. :)
Btw soal angka, maksudku bukan dlm Rp, tapi berapa kali lipat jumlah pengeluarannya.. (single 4 x, couple with kids 9x dll).. nah kalo masih ditambah tanggungan ortu, jadi berapa kali lipat pengeluaran.. begitu..
btw (maap kalo rada OOT) pada nyimpen dana darurat di mana, dlm bentuk apa? kalo ga diapa2in (khusus darurat) aku mikirnya harus yg bentuk liquid, sebisa mungkin ada bunganya, yaaah minimal ga ada potongan admin.. begitu?
-
koeliz angka2 pengalian itu adalah patokan. jadi sebenernya kalo misalnya nambah orang tua, dll, gimana pengaliannya, ya imo itu ga ada yang fixed ya. dan dana darurat juga gak mesti plek harus 9x atau 4x gitu. tapi itu kan batas ideal. jadi kalo misalnya bisa lebih akan lebih bagus, kalo belom mampu sampe segitu ya gapapa, yang penting dipisah untuk darurat. nah namanya darurat jadi bener2 diambil kalo darurat. jangan tiap bulan ada darurat krn pengeluaran bulanan ga cukup, jadi mesti ambil ke dana darurat.
dan namanya dana darurat itu harus yang liquid. krn namanya darurat kita kan ga tau kapan kejadian, jadi sebaiknya sih dalam bentuk cash yang bisa diambil kapan aja. jadi ya sebaiknya sih dalam bentuk cash tabungan ya. atau bisa juga dipisah2 dalam bentuk deposito (krn bunganya lebih gede dari tabungan biasa, walopun ya tetap kecil) atau mungkin dalam bentuk foreign currency (tapi ini akan ada resiko conversion, apalagi kalo pas butuh ternyata rate nya ga bagus).
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
waktu itu pernah baca (kayanya sih di qmfinancial dot com) kalo dana darurat boleh didiversifikasi juga, sebagian di tabungan, dan sebagian lainnya bisa ditaro di deposito, LM, atau bahkan di RD pendapatan tetap (hanya gue lupa berapa persen ideal proporsi pembagiannya -kalo gak salah minimum 40% persen boleh dlm bentuk tabungan, sisanya boleh dipecah2)
mamanya kathleen dan celine,
yang rela jungkir balik demi keluarga kecilnya..
-
sependapat dengan slesta, sebenarnya gak ada patokan plek-plek mengenai angkan minimal dana darurat ini, ada yang bilang 4x pengeluaran rutin, ada yang 6 atau 9x, yang jelas kalau lebih ya semakin bagus. Yang penting dana darurat bener2 dipake dalam keadaan darurat (bukan darurat karna ada sale :p ). Kalo gue, dana darurat dlm bentuk deposito, lumayan dapet rate karyawan dan gak ada penalti jika dicairin sebelum JT.