Melanjutkan dua posting sebelumnya mengenai sampah, saya kembali posting sedikit...
Arnold Schwarzenegger pertengahan 2010 lalu menang perang. Tapi tunggu. Mantan bintang laga era 1990-an ini tak terlibat duel dalam film. Arnold yang pada waktu muda pernah jadi binaragawan dan kini Gubernur Negara Bagian California ini baru saja menang dalam perang melawan kantong plastik untuk belanjaan (groceries) baik di toko ataupun supermarket.
Sidang DPR setempat memutuskan untuk menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan kantong plastik, atau popular dengan sebutan “tas kresek” untuk tempat belanjaan di toko maupun supermarket. Larangan ini berlaku di seluruh Negara Bagian California, termasuk San Francisco,dan yang pertama di seluruh Amerika Serikat. Dan hampir bersamaan, larangan serupa juga berlaku di sejumlah negara, seperti Singapura dan China. Bahkan Bangladesh, negara yang sering dilihat sebelah mata, juga telah mengeluarkan undang-undang pelarangan penggunaan tas kresek untuk tempat belanjaan.
Di kalangan masyarakat negara-negara tersebut kini beredar seruan yang cukup popular di masyarakat, yakni gerakan “BOYB”, kependekan dari “bring your own bag”. Maksudnya, konsumen dianjurkan membawa sendiri kantong belanjaannya sejak dari rumah, dan tak lagi menggunakan tas kresek pemberian kasir di toko atau supermarket. Selain bermanfaat bagi lingkungan, gerakan ini juga mendatangkan untung bagi pengusaha toko serta supermarket karena mereka tak lagi memikirkan ongkos untuk memproduksi tas kresek
Rupanya, masyarakat dan pemerintah di negara-negara tersebut sudah memiliki kesadaran tinggi akan dampak negatif tas kresek untuk tempat groceries. Pertama, volume sampah dari tas kresek sudah begitu besar. Kedua, tas kresek yang terbuat dari plastik juga memiliki dampak buruk terhadap kualitas makanan yang dibungkus di dalamnya.
Sisi negatif plastik terhadap kualitas lingkungan dan makanan sudah kita bahas dalam artikel sebelum ini. Di balik kemudahan dan pengunaannya yang sekilas memang praktis, plastik juga memiliki dampak yang merugikan lingkungan.
Ketika sudah menjadi sampah, plastik sulit hancur. Pada saat yang sama, sampah plastik terus bertambah, baik dalam soal volume maupun trennya. Begitu banyak sampah plastik tak hanya membuat lingkungan tak asri, melainkan juga menjadi sarang penyakit dan menyumbat saluran air yang pada gilirannya memicu banjir di jalanan kota-kota besar.
Dampak merugikan plastik terhadap makanan juga sudah kita bahas. Plastik jenis Styrofoam, umpamanya, berpeluang menebarkan zat-zat beracun yang dikandungnya ke dalam makanan atau minuman panas yang ada di dalamnya.
Dan sebagian besar sampah plastik berasala dari rumahtangga, termasuk tas kresek. Itulah mengapa pemerintah Negara Bagian California dan beberapa negara lain memutuskan untuk mengurangi volume sampah plastik, dengan cara melarang penggunaan tas kresek untuk tempat belanjaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa di Amerika Serikat terdapat 70 juta tas kresek tiap tahun, yang segera menjadi sampah begitu tak lagi dipakai.
Ini ternyata bukan sekadar demi mengurangi sampah plastik, melainkan juga karena penggunaan tak plastik memang mengundang resiko bagi kesehatan manusia.
Plastic wrap yang di supermarket sering untuk menutup daging segar atau buah segar yang sudah dikupas, misalnya, mengakibatkan turunnya kualitas daging atau buah yang ada di dalamnya. Sampai-sampai ada anjuran, agar kita mengiris permukaan daging atau buah yang menempel pada plastic wrap.
Masyarakat California, China, Singapura, bahkan Bangladesh sudah sampai pada kesadaran untuk berhenti menggunakan tas kresek untuk tempat groceries. Sebagai masyarakat yang paham akan pentingnya nulai kesehatan masyarakat dan kesehatan keluarga, kapan kita akan mengikuti langkah positif mereka?
Simak juga:
http://theurbanmama.com/forum/topic1115-ayo-kita-kurangi-kantong-plastik-belanja-sekali-pakai.html
http://theurbanmama.com/forum/topic1100-greenlifestyle-sampah-plastik-kita-setara-borobudur.html,