-
Hello Urban Mamas & Papas.
Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan Kasubdit TPA Dit PAUD (Kepala Sub Direktorat Taman Penitipan Anak Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini) Bapak Jarwo. Selain urusan pekerjaan, sebagai seorang ayah saya menyempatkan untuk bertanya-tanya soal pendidikan taman kanak-kanak, calistung, dan masalah penerimaan siswa SD. Basically banyak pertanyaan yang pernah diajukan dan dibahas oleh para mamas dan papas di TUM.
Bapak Jarwo yang sekarang ini berlaku sebagai R&D bentuk pendidikan taman kanak-kanak dan paud (hasil risetnya akan dilaunch & diterapkan Februari 2011), dengan senang hati menjawab beberapa pertanyaan saya.
Rencana Pendidikan TK & PAUD
Pendidikan anak usia dini atau lebih dikenal dengan PAUD itu dimulai dari usia 0 s/d 4 tahun. Berbentuk TPA (taman penitipan anak), kelompok bermain (kb atau playgroup) dan yang sejenis. Yang dipelajari pada tahap ini adalah kemampuan motorik dan bermain saja.
Usia 4 s/d 6 tahun adalah masa taman kanak-kanak (TK), dimana yang dipelajari adalah kemampuan motorik, karakter, bermain, dan kreativitas.
Calistung
Tidak dibenarkan sebuah TK mengajarkan Baca-Tulis-Hitung layaknya sekolah dasar. Calistung diajarkan sebagai perkenalan saja dan tidak boleh dinilai atau dilakukan evaluasi maupun target. Dengan kata lain TK dilarang untuk mentargetkan muridnya harus bisa calistung setelah lulus, atau setelah setahun harus bisa baca dasar. Calistung hanya diperkenalkan dan diajarkan sambil bermain. Jika sang murid tidak bisa atau tidak mau belajar calistung, tidak boleh dipaksakan sama sekali. Tujuannya adalah self curiosity, agar anak tertarik dan mau belajar sendiri tanpa ada paksaan.
Selain itu tidak diperbolehkan TK memberikan pekerjaan rumah (PR), misalnya murid diminta membuat ini itu dirumah. Diharapkan anak dirumah dapat bermain bersama teman dan orang tuanya dan tidak terbebani oleh PR, walaupun itu dalam bentuk prakarya.
Masuk Sekolah Dasar
Anak dengan umur 5,7 tahun sudah dapat masuk sekolah dasar jika si anak sudah siap dan mau. Ini harus disertakan dengan surat rekomendasi dari TK dan psikolog bahwa si anak sudah siap. Karena SD bukan TK, dan cara belajar sudah tidak sambil bermain dan akan ada target serta evaluasi.
Sekolah Dasar wajib menerima peserta didik tanpa melalui tes masuk. SD dilarang melakukan uji Calistung.
Sebagai wacana baca dan bukti untuk ditunjukkan pada TK atau sekolah mengenai hal diatas, saya scan surat edaran
no.1839/C.C2/TU/2009 mengenai ini dan dapat mamas dan papas download serta print untuk referensi dan disimpan. Silahkan click link pada gambar dibawah. Jangan sampai anak-anak kita tumbuh dan belajar dimasa 0 s/d 6 tahun dengan belajar cara dipaksa. Hope it helps.
-
Urban Papa, tapi setahuku di lapangan yang terjadi gak seperti itu... Di TK memang anak2 tidak diajarkan calistung seperti itu, tapi mau masuk SD dites calistung, dan dari awal masuk SD tuh katanya pelajarannya udah langsung baca macem2 gitu... Makanya kan sekarang banyak kursus baca tulis cepat agar anak-anak bisa lulus tes masuk SD...
"Some things you can give and give and not lose any. Things like happiness or love or my colours."
–Elmer and the Rainbow
-
gabriella, oleh karena itu saya cantumkan berkas surat edaran dari menteri, lengkap dengan pasal2 dan ayat2nya pada posting thread ini. Silahkan di print dan digunakan sebagai leverage point jika anak anda tidak diterima sekolah karena tidak bisa Calistung, anda juga dapat menggunakannya sebagai basis untuk melaporkan oknum sekolah terkait kepada diknas.
-
urbanpapa,thanks infonya. tahun depan anakku akan masuk sd. dan berdasarkan hasil hunting ke beberapa sd negeri favorit, kayaknya praktek anak2 harus sudah bisa calistung itu marak banget. bagaimana tidak, dalam tes tertulis, untuk mengerjakan soal mereka tidak dibimbing sama sekali oleh sang guru pengawas ( soalnya tidak dibacakan). ini kalo anak kita maunya masuk sd negeri yang SSN ya,apalagi RSBI. tapi kalau hanya ingin masuk sd negeri reguler biasa, kayaknya yang menjadi prioritas utama diterima adalah usia anak.karena pendaftaran sudah secara online.
kalau di tk anakku memang tidak mewajibkan ketika lulus tk harus dah bisa calistung. tapiii, banyak banget para ortu di sekolah anakku itu yang pada minta les tambahan ke guru agar anaknya lancar baca..
ibu adalah sekolah pertama bagi anak- anaknya
-
taon depan dimas anakku juga waktunya masuk TK,sekarang dimas sekolah PAUD deket rumah.
Yg jadi dilema skr, untuk sekolah TK nya nanti dimas mau kumasukkan sekolah TK yang deket rumah or TK yg sdh populer menurut ibu2 kebanyakan yaaa...yg katanya lulusannya sdh pasti bs membaca koran&mengaji,perlukah itu???
mama sayang dimas sekali pisan euy... :cool
-
Urban Papa,
duuhh.... makasih bangett yaa........ artikel yang sangat berguna....
Mudah2an waktunya nasha masuk SD nanti guru-guru di SD sudah aware semua dengan kebijakan ini.
Jadi ada option bisa masukin anak saya ke SD negri unggulan meski umurnya masih kurang sebulan lagi.....
Memang kasian banget deh kalo anak-anak balita harus dibebani macem2. Ini kan waktunya mereka bereksplorasi dengan bermain dan mengenal lingkungannya. Dan sudah seharusnya mereka punya pengalaman yang fun dan menyenangkan di PG/TK
-
aindah, coba tolong diberitahukan nama-nama sekolah yang mengadakan tes masuk sekolah dasar, kalau bisa dengan foto saat tes, nanti akan saya laporkan ke kemendiknas. Tahun 2011 ini kepala sekolah dasar yg mengadakan tes masuk akan ditindak.
Mendaftar dibawah 6 tahun bisa asal siap, seperti tertulis diatas, harus ada rekomendasi dari TK dan psikolog (BP di TK juga cukup).
dimas, pertanyaannya adalah apa anak 6 tahun sudah perlu baca koran? Menurut skema yg saya lihat, sekolah membaca Qur'an (TPQ) pun untuk usia dibawah 6 tahun dilarang mengajarkan membaca Qur'an. Sistemnya adalah menghafal bacaan shollat, do'a dan surat2 pendek melalui bermain dan bernyanyi, begitu juga untuk SM (sekolah minggu). Semoga rencana penertiban 2011 oleh pak Jarwo ini benar-benar dilaksanakan.
-
Urban Papa makasih banget buat sharingnya. Pas banget baru beberapa hari yang lalu temen sekantor mengeluhkan betapa beratnya tes penerimaan SD anaknya. Rangkaian tes psikologi, calistung dan sesi interview yang menurut teman saya berat banget buat anaknya.
Semoga nanti ketika alula masuk SD (haaalllaahh... baru 9 bulan cuuyy), sistem penerimaannya makin manusiawi :)
still learning....day by day....
-
Urban Papa thx banget infonya. kebeneran lagi cemas mikirin hal ini. liat ponakan baru umur 4 tahun uda belajar calistung sampe rada stres kayanya. soalnya ibunya maksa sampe perkalian juga ..
merasa gak sih klo pressure kudu bs calistung sebelum masuk SD ini merembet ke anak-anak dibawahnya ? sampe-sampe belum 2 tahun pun anak jaman sekarang udah dikenalin huruf dan angka. kasian bgt anak-anak jaman sekarang :(
-
urban papa - wah, chan, thanks banget infonya. apa lagi ttg calistung itu...
? comic and crochet addict ?
theurbanmama.com | @turniptopia
-
Urban papa.. thanks buat infonya! berguna banget nih terutama buat ibu2 di Indo pastinya.
Setuju banget soal self curiousity.. jadi inget waktu Al TK, gue sempet diskusi sama ibu gurunya.. dan si ibu komen "Jangan diajarin semuanya dulu, kalau dia udah tau semua nanti gak menarik lagi... "
setelah gue pikir bener juga.. jadi gue jarang banget 'mengajari' al, tapi gue biarin dia bertanya sendiri.
Si al sekarang kelas satu.. dan pas baru masuk bener2 belum bisa baca (tapi semua temennya juga sama). kadang gue 'minder' juga sih kalau denger anak temen2 gue di indo udah lancar baca padahal lebih muda dari si neng! haha
oya di sini pun, kelas satu itu cuma calistung dan baca tulis aja yah.. gak ada IPS dsb kayak di sana. sempet gue mikir, bosen nggak yah anak2 di sini cuma belajar baca tulis setahun.. tapi yah kita liat lah nanti!!!
Sidta
4 th udah belajar perkalian? OMG!!!
-
fanny, aku amat anti banget sama memaksa calistung di usia dini, di rumah gue pun struggle karena pada mau ngajarin anak2 gue, terlebih ada keponakan gue yang 2,5 tahun dah bisa baca. Pelan-pelan gue coba merubah itu, seperti mencari alternatif belajar membaca membaca yang sistem permainan, walau kudu hunting buku kemana-mana, akhirnya dapat yg pas, jadi walau neneknya atau tantenya mau ngajarin dia baca, at least its in a fun way.
Ya gue juga jauh dari perfect, selama ini mencoba agar anak2 gue bi-lingual, tapi ya karena mereka belum mau ya susah, kadang gue juga kadang maksa ngajarinnya sampai keingetan kalau gak boleh dipaksa, baru deh gue berhenti. Yup, memang harus biar mereka curious sendiri, biar mereka yg tanya ini itu.
-
Sidta, serius belajar kali-kalian???!? *tepok jidat*
Pendidikan kita bukannya meningkat tapi malah mundur. Dominasi belajar menurut saya sampai kelas 4 SD juga seharusnya masih didominasi oleh bermain untuk mengembangkan kreatifitas, biar mereka bisa berfikir sendiri, gak malu bertanya dan punya pendirian.
-
ini susah-susah gampang soalnya kurikulum SD (kurikulum nasional, cmiiw ya parents) udah mengharuskan anak bisa baca. jadi ngga nyambung antara TK dan SD.
contoh kejadian di anak temen (mungkin sekitar 3 thn yl) yang ngga diajarin baca waktu TK, masuk SD pun tanpa ujian calistung dan baca. di kelas 1 SD sudah harus berjuang memahami PPKN (yang mana harus dipahami melalui bacaan) dan beberapa pelajaran lain yang menuntut anak sudah bisa baca. Anak itu sempat down dan stress sendiri untuk mengejar ketinggalan kemampuan bacanya.
Dari cerita temen gue itu, pelajaran buat gue adalah 'cari yang sistem pendidikan dan kurikulum yang berkesinambungan antara TK dan SD'.
And thelilsolder is back. Fire!
-
Tfs urban papa,jadi inget jaman test masuk SD ehmmm 20thn yg lalu kayanya :P
Test di tarki rawamangun,masuk ruangan sendirian,mama nunggu diluar
Trus di test baca-tulis (inget banget wkt itu disuruh nulis 'air' aku beberapa kali ngapus jawaban coz lupa tulisanny 'air' atau 'ari'
Keluar ruangan,ketemu mamaku,n cerita kejadian didalem..sambil takut dimarahin coz ga tau..
Dan ternyata..respond mamaku 'kan tulisanny : A,I,R ..udah gpp mudah2an diterima ya (love you mah)
Beda banget ya 20tahun lalu sm skg,dari test masuk yg hanya sekedar kata simple 'air' kmrn temen cerita dia ngajarin anak 4tahun gramar b.inggris,dan anakny hanya melongo ga ngerti dia ngomong apa
Br beberapa hari yg lalu aku share sm mamaku,aku blg 'mah,orang jepang pinter2,tp dari SD tingkat bunuh diri nya tinggi krn mereka dr kecil sdh dijejeli macem2 dan harus bisa,tekanan dan persaingan untuk "pinter" ny bkn generasi mudanya banyak yg depresi'
Mudah2an generasi muda di Indonesia tidak dipaksa belajar melebihi pemahaman umurny
Oya pengalamanku wkt SD kelas 1-5 di sekolah katolik yang amit2 pelajaranny,dan memang jd sering cr alasan ga masuk krn takut di sekolah,takut salah (kadang g blh pulang sampe jawaban kita bener euii),dll
Ehh waktu kelas 6 pindah ke sekolah internasional,matematikanya masih pembagian dasar,dan kurikulumny pun menyenangkan,sekolah menjadi waktu yg dinanti,bukan dihindari
Falling In Love with My baby ^^
@pnkmomma84
The Pinkypolka
-
Hmm..tetangga gw pernah cerita kalo dia kasian ngeliat temen anaknya (kelas 1sd) blm bisa baca tulis. Mnrt dia anak tsb jadi stress krn 'ketinggalan' dari anak2 yg lain. Dia nasehatin gw utk masukkin ke tk A yg ngajarin baca tulis. Sulit juga kalo kasusnya spt gini ya..
Gw setuju ama lilsoldier kalo sekolah tk dan sd mesti berkesinambungan. Kasian anaknya juga kalo metodenya tlalu jauh bedanya.
-
urbanpapa, iya nih aku gak punya cukup bukti untuk melaporkan:(
setuju banget sama thelilsoldier, kurikulum SD dan TK agak nggak nyambung..
ibu adalah sekolah pertama bagi anak- anaknya
-
serius nyimak....
taun depan Valisha mo masuk sd.. deg-degan banget deh
a mother of three beautiful daughters
http://my-arvia.blogspot.com @arumcahyani
-
barusan ini jadi rame dibicarain di kantor juga. I'll follow this one too
-
Berdasarkan pengalaman anakku yang tahun ini masuk SD kelas 1, penerimaan SD Negeri (tahun 2010) tidak berdasarkan kemampuan calistung, tapi berdasarkan umur yang harus minimal 6 tahun. Ini bener kejadian loh, karena banyak temen anakku yang ketika lulus TK baru umur 5 tahun, atau kurang dari 6 tahun (per Juni kalo nggak salah), ortunya bingung nggak ada sekolah negeri yg mau nerima. Tapi sekolah swasta masih bisa. Yang ada, beberapa temen anakku sekolah TK B-nya ngulang lagi.
-
berguna banget nih surat edarannya....
jaman sekarang ini yg ada ortunya yg deg2an klo urusan sekolah anak *ini aku sendiri ato moms yg lain juga ya:D*
Aku gak pernah lho ngajakin anakku yg TK A-4th khusus untuk belajar calistung dirumah, krn gurunya selalu berpesan untuk tidak memaksakan anak belajar calistung,krn prinsipnya hanya untuk pengenalan.
Suka worry juga, ini akunya yg terlalu cuek ato gmn ya....soalnya klo ketemu ama ortu2 lain mereka pd sibuk ngeles-in anaknya calistung sementara akunya cuek2 aja....
-wife to a great husband, mother for alesya & arsyila-
-
ah Cinta, sama banget.
AKu mikir apa aku yg terlalu cuek soal calistung ini, takutnya nanti malah anakku yang keteteran kalo ternyata calistung is a must :(
padahal begitu banyak expert yg berpendapat calistung sebaiknya diperkenalkan pas usia 7 tahun, kok kayaknya kampanye tentang ini juga kurang ya :(
-
cinta, sondang,...sebenernya kalo lihat kemampuan anak untuk bercalistung ria mmg sekitar umur 6-7 tahun, tapi kalo kita perkenalkan secara "fun" nggak ada salahnya. Aku sih melihatnya kalo anak sudah dapat mengenal huruf, angka berbarti makin banyak informasi yang nanti dia dapat dari buku-buku yang dia punya sekarang. Aku juga tdk "mengajarkan" membaca secara khusus, tapi karena dia bergaul dgn huruf dan angka bikin penasaran dia muncul. Ammar (7 tahun) anakku tuh suka kalo tertantang, yang ada dia jadi penasaran merangkai huruf dan membaca hal-hal disekitarnya terutama hurufnya yang besar.
Ammar waktu masuk SD belum bisa membaca (alhamdulillah juga SD ini tdk ada syarat bisa calistung). Aku hunting sekolah yg mmg tdk mensyaratkan bisa calistung, trus porgram SD ini berkelanjutan dengan TK sebelumnya padahal bukan satu yayasan, tapi satu visi. Ini berlaku buat SD swasta ya, kalo SD negri aku nggak tau.
-
Naila bisa baca umur 4 tahun.. bahkan di playgroup, walaupun blom bisa baca, dia udah pengen bisa nulis namanya sendiri. apa itu maunya aku & ayahnya? bukan :D.
Naila sendiri yang, mungkin seperti Ammar, merasa "tertantang" untuk bisa baca. dia suka nanya, ini bacanya gimana... ini huruf apa?
ya udah, awalnya kita beliin poster huruf. kenal huruf sambil nyanyi ABC. setelah itu dia belajar merangkai konsonan dan vokal. misalnya N dan A bacanya jadi "nnnnnnnaaaaaa". les calistung sama sekali ga pernah kepikiran, krn gw pikir blom waktunya juga buat dia untuk bisa baca.
Naila jarang unjuk gigi baca keras2 misalnya, jadi kita juga ga ngeh kalo dia bisa baca. sampe pas kita liburan ke Solo, Naila umur 4 tahun 5 bulan. kita lagi pipis bareng di toilet sebuah SPBU di Klaten. di dindingnya ada tulisan, "harap masukkan uang ke kotak". kotaknya sih ga ada di dalem toilet, tapi di luar..
Naila jongkok (pipis) sambil ngeliat ke dinding. satu menit kemudian dia tanya, "Bunda, itu kenapa ke kotak?" sambil nunjuk ke dinding.
gw ga jawab, malah setengah teriak, "waaaa.. Naila udah bisa bacaaa!!!!" *berpelukan*
di TKnya, mereka diajarin huruf dan baca dikit2 sih. tapi ya gitu, ga dipaksa. buktinya, ada temennya Naila yang blom bisa baca sampe lulus TK, dan gapapa juga.
waktu masuk SD (di Taruna Bakti, Bandung) memang ada tes baca. tapi nggak ngaruh thd diterima atau nggaknya si anak, krn ada temen sekelasnya Naila yg blom bisa baca sampe sebulan pertama SD. jadi kalo ulangan, soalnya dibacain sama guru dan dibantu nulisnya juga. tapi justru di situ letak masalahnya. seperti kata Inga, kurikulum SD anak udah harus belajar PPKN, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Bahasa Sunda, yang semuanya menuntut anak untuk bisa membaca sejak minggu pertama dia sekolah. itu kurikulum Diknas loh! sementara SDnya sendiri hanya menargetkan at least anak bisa baca tulis sebelum mid semester 1. dalam bayangan gue, kalo memang anak blom dituntut bisa baca tulis saat masuk SD, tentunya beban pelajarannya juga harus disesuaikan ya?
my daughter is not a code, but raising her is an infinite loop of learning
-
Urban Papa ~ yang bisa dilaporkan ke Mendiknas itu SD-SD Negeri saja atau bisa juga SD Swasta?
Trims infonya ya.