-
Wah pengalaman mommalika sama persis sama pengalamanku..anakku andjani gak mau diajakin ngomong
Inggris sama ayah ibunya sendiri, sengaja kita beli buku 2 bahasa inggris-indonesia, supaya saat mendongeng,
Saya bisa jelasin artinya apa, tapi dia malah jadi gak sabar dan nyuruh dongengnya pakai bhs indo aja. Dibawa
Les bhs inggris jg gak mau, pulang dari trial dia menolak utk balik lagi katanya 'gurunya gak seru ibu, ngomongnya
Aneh' hehehe yg ada sekarang harap2 cemas aja deh dia bisa menyerap bahasa inggris dgn cpt. Pasalnya bulan depan Kita sekeluarga pindah ke singapura. So far dia bisa dasar2 dikit mudah2an nanti cepat beradaptasi dan kemampuan
Bahasanya lebih terasah. Thank god for playhouse disney dan cbeebies, ternyata kalau lwt tv lebih cepat ya dimengerti anak.
full time mom, freelance writer, food lover
-
wah untuk cmummysarah two thumbs up deh....alias hebring berat.........anak bule, tinggal di kanada dengan bapak bule ....tapi anaknya fasih bahasa sunda n indonesia.....
sekedar sharing neh.....
waktu saya tinggal di jawa, saya ngajarin anak saya bahasa sunda n bahasa indonesia, pastinya, eh taunya anak saya karena lingkungan tetangga pada ngomong bahasa jawa, jadi sempet kebawa logat jawa juga padahal waktu itu anak saya baru mau 2 taunan.....
jadi pada dasarnya semua anak itu brilliant, mereka bisa menyerap dan meniru apapun yang mereka dengar, jadi tinggal kitanya aja sebagai orangtua mau ngsih bahasa apa pun , mereka dengan begitu mudah mempraktekannya....asalkan itu terus menerus dipakai sehari hari......
-
Wah, pas banget nih bahasan ini.
Kalau yang saya denger malah, anak-anak yang sekolah di sekolah berbahasa Inggris di usia yang terlalu dini akan mogok ngomong dan kemampuan bahasanya jelek. Ngomong dengan bahasa Inggris asal, Indonesia asal, Mandarin asal. Ngomong aja jelek apalagi ketika menulis. Bahkan di Universitas Surabaya, ada sebuah TK yang dikelola teman-teman psikologi dan beberapa menangani anak-anak yang mogok bicara karena kebingungan harus pakai bahasa apa.
Pertanyaannya, usia berapa sampai berapa ya harus belajar bahasa Indonesia dulu (krn mother tongue-nya kan) dan mulai diajar bahasa asing?
(belum ada yang nanya kan? *celingukan*)
Never been married and pregnant
-
Alderina,
Anakku (Raka, almost 4yo), dulu pernah gagap bicara. Salah satu sebabnya (katanya) adalah mungkin dia bingung menggunakan bahasa apa untuk berkomunikasi. Memang sih ortunya ngga konsisten juga berbahasa. Sok nginggris, tapi gak becus hehehe :lol: Lalu sempat ke baby school yang berbahasa pengantar Inggris, di rumah ortu & pengasuh full Indonesia. Teman2 sekomplek bervariasi lagi.
Sejak umur 3 tahun di kelas dia full berbahasa Inggris. Memang sudah tidak gagap dan lancar berkomunikasi dengan bahasa Indonesia sih. Sekarang aku sudah mulai memberikan instruksi sederhana dan membaca buku-buku dengan bahasa Inggris.
Tidak ada patokannya sih. Untuk Raka, sepertinya lebih baik setelah dia lancar dengan bahasa ibunya. Tetapi untuk anak-anak lain, coba diobservasi dulu aja.. siapa tau dari bayi udah bilingual :)
And thelilsolder is back. Fire!
-
alderina, wah, kurang tau tuh ya. blum pernah denger cerita itu... tapi aina kan masih pre-school (2.5 tahun). jadi mungkin aja sih ntar pas TK dia mogok ngomong... moga2 engga.
anyways, so far, aina ngomong bahasa indonesia ama bapak ibunya dari sejak lahir, dan ngomong bahasa inggris ama orang2 lain yang ga bisa bahasa indonesia (tetangga, temen, pelayan2 di restoran dan toko). belajar bahasa inggrisnya dari TV dan buku cerita, soalnya sebagian buku cerita aina berbahasa inggris. dan kita tinggal di singapur, jadi begitu keluar rumah, ya pake bahasa inggris deh...
? comic and crochet addict ?
theurbanmama.com | @turniptopia
-
Belajar bahasa Asing sebaiknya tidak dipaksakan. Aina bisa lebih cepat menguasai dua bahasa karena didukung oleh environment, dirumah bahasa Indonesia, di luar bahasa Inggris. Sama seperti teman saya Diah, mereka dirumah bahasa Prancis, tapi diluar sehari-harinya bahasa Indonesia. It comes natural.
Saya pertama kali ke Inggris umur 6 tahun, bahasa Inggris yang saya tahu cuma: "Can I borrow your pencil?", tapi tetep aja dimasukkan ke public school sama bokap. Eh kok dalam 3 hari gue sekolah bisa ngomong bahasa Inggris. Kalau dipikir dulu, kok bisa ya??
Kondisi saya adalah jatuh ke tempat dimana kanan-kiri ngomong bahasa Inggris, dan somehow karena ada tuntutan dan kemauan besar untuk mengerti teman saya dan main dengan mereka, ya proses pembelajaran jadi cepat. Kids are amazing.
Karena anak saya dirumah berbahasa Indonesia dengan semua orang, dan diluar main dengan teman yang berbahasa Indonesia juga, memaksakan dia berbahasa Inggris apalagi masukin dia kursus akan bikin bingung kayaknya. Lebih baik masukkan ke English speaking kindergarten atau sekalian ke JIS. Menurut saya environmentnya harus ada.
-
Urban Papa wrote:
Menurut saya environmentnya harus ada.
Setuju!
Btw, dari yang saya baca di Femina jaman lawas banget. Anak yang belajar bahasa lain sebelum ada 1 bahasa yang benar-benar dikuasai efeknya buruk di bahasa tulisnya. Bertuturnya bisa-bisa aja. Penasaran lagi, umur berapa ya kira-kira bisa ketauan kalau jelek bahasa tulisnya.
Di forum ada psikolog ga ya? Soalnya yang kasih tau hal tadi adalah psikolog :D
Never been married and pregnant
-
thelilsoldier wrote:
Tidak ada patokannya sih. Untuk Raka, sepertinya lebih baik setelah dia lancar dengan bahasa ibunya. Tetapi untuk anak-anak lain, coba diobservasi dulu aja.. siapa tau dari bayi udah bilingual :)
Oh, ada bayi yang udah bilingual? O_o Maksudnya bakat bahasa ya? hihihi...
Btw, Alderina aktif di forum ini karena ada teman yang lagi bingung anaknya disekolahin dimana. Udah diajakin gabung forum tapi kayanya masih susah internet dia :D
Never been married and pregnant
-
Baru liat topik ini, dan jadi pengen ikutan sharing hehe :-) Menurut gw, setiap anak bisa belajar banyak bahasa dalam waktu yg bersamaan, asal orang tua konsisten berbicara dlm bahasa yg sudah disetujui satu sama lain. Seperti kata CMummySarah, ada bbrp teknik untuk mengajarkan bbrp bahasa pd bayi/anak:
1. OPOL - One Parent One Language
Di metode ini, setiap orang tua harus konsisten berbicara bahasanya masing2. Misalnya dlm kasus saya, saya bicara dlm bhs Sunda pd Wulan, sementara suami saya, bahasa perancis. Walaupun saya bs bahasa perancis, dan suami bs bhs sunda, kita tetap hrs konsisten bicara bhs masing2 pada Wulan, supaya dia ngerti command-nya dan bs memahami arti kata2 yg kita ucapkan tersebut.
2. mL@H - Minority Language in the Home
Klo pake metode ini, kedua orang tua bicara bahasa yg sama di rumah (misalnya bahasa indonesia lainnya). Kemudian, di luar rumah, mereka bicara bahasa yg umum digunakan di luar rumah (misal bahasa inggris, klo tinggal di Sg :-p).
3. T&P - Time and Place
Biasanya metode ini terjadi secara kebetulan klo orang tua berpindah2 tugas dan hidup di berbagai negara. Jadi mau gak mau, anak2 pun harus bs survive dgn belajar bhs negara tersebut.
4. Bilingual Schooling/Dual Immersion Program
Anak2 dimasukkan sekolah yg bilingual, atau juga sekolah dimana anak2nya terdiri dari native speaker dr 2 bahasa yg berbeda (misalnya mandarin native speaker dgn english native speaker), jadi anak2 bs interaksi dan bertukar belajar bhs satu sama lain.
MEtode2 ini bisa dipilih sesuai situasi masing2 keluarga. Menurut gw, anggapan bhw anak harus bisa 1 bahasa dulu baru bs bahasa lain, itu kurang tepat. Semua anak punya kapasitas otak yg lebih dr cukup untuk belajar multiple languages. Kuncinya ada di orang tua, apakah kita bisa konsisten dan ga nyampur2in bahasa klo lagi ngomong ke anak. Tapi saya setuju bahwa salah satu org tua minimal harus berbicara mother tongue pd anak (preferably mother nya sih, hehe..)
Satu hal yg pasti dan udh dibahas di post2 sebelumnya, klo anak dibesarkan dalam lingkungan berbagai bahasa, biasanya bicaranya lebih lambat (wajar lah karena harus memproses 2 bahasa dlm waktu yg bersamaan). Tetapi, setelah bisa berbicara, manfaatnya sangat byk. Selain lebih mudah untuk belajar bahasa asing di kemudian hari, juga anak sudah terbiasa berfikir bbrp hal dlm satu waktu (multilateral thinking namanya ya? gw kurang yakin hehe).
Semua teknik di atas saya baca dr satu buku yg berjudul 'Raising A Bilingual Child' by Barbara Zurer Pearson PhD. Enaknya buku ini ga teori melulu, tp banyak studi kasusnya dan tips2 gimana aja bs melatih/menstimulasi anak2 untuk bs berbahasa banyak dgn baik dan benar.
-
anoukuona boleh dong bukunya di review.. dan submit untuk ditampilin di article. kan jadi bisa dibaca dan pasti yang laen juga setuju dehh... :)
kalo bersedia submitnya disini ya..
http://theurbanmama.com/article/submit/
thank youuu!!
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
setuju banget! menarik soalnya...
ayooo anoukuona, review dong bukunya :)
? love to write and run - a bus transjakarta passenger
?
@ninityunita
-
ehehhe..jadi maluuuu..ok deh nanti aku submit ya reviewnya biar bs dibaca ama yg lain..thanks looooh! nanti klo bahasanya ngaco, tolong diperbaiki aja ya :-p
-
Ditunggu reviewnya ya anoukuona :)
Aku juga mau share soal multibahasa ini. Davina(25 bulan) sudah masuk preschool dari umur 14 bulan, sekolah tersebut menggunakan bahasa inggris sebagai pengantarnya. Sementara di rumah kita ajarkan bahasa Indonesia, walau kadang campur sedikit2 Inggris.
Untuk berhitung, mengenal warna, binatang dan benda, Davina memang lebih banyak hafal bahasa Inggris. Cuma memang tidak dirangkai dalam kalimat utuh(secara emaknya jg inggrisnya standar heheheh) jadi contohnya .."kaka mamam carrot aja", "itu horse mom", " no! itu punya kaka". Jadi kalimatnya bahasa indonesia, cm dia selipin kata2 inggris.
Dan sekarang Davina jg belajar bahasa sunda dari nenek nya.. "aduuh, hurts..tidagorr(baca:kejedot) pintu", "kaka mah mamam rice and cheese " hehehe kocak dengernya deh. Saya yakin, dengan terus mengajarkan dia vocab2 baru (dari bahasa inggris, Indonesia and sunda) dia akan lebih cepat lancar bicara.
-
Ikut share ah..
sebenernya dari awal kita udah rencana pake methode OPOL (gue indo, papanya belanda). tapi dasar gue geblek dan gak konsisten, jadi gue banyakan ngomong bahasa belanda ke alyssa. alesannya 1/ gue emang waktu itu lagi belajar 2/biar papa sekalian ngerti 3/gue suka malu diliatin orang kalau ngomong bahasa 'aneh' di sini..
jadinya bahasa yang dominan buat alyssa adalah belanda. walaupun dia ngerti banyak indo, tapi pasif. sedih sih, apalagi kalau ke indo dia jadi suka frustasi, karena alyssa sebenernya baweeel banget dan doyan gosip sama siapapun, trus kalau di indo dia banyak yg mo diomongin tapi suka susah berekpresi. makanya dia suka jadi judes kalau ketemu orang indo.. hehehe
dan sekalinya alyssa ngomong, logat dia ala cincha laura gitu.. it's so cute, tapi karena banyak yg suka ketawa dia jadi minder.. udah mana orang yg gak ngerti suka ngajak dia ngobrol pake bahasa inggris (mentang2 bapaknya bule)
lah gue ngomel terus.. :)
yah sekarang sih gue makin sering ngomong bahasa indo dan ternyata bonusnya lama2 papa si alyssa mulai ngerti juga (ahaha.. gak bisa gosipin dia lagi)
lucunya, gue dan papanya ngomong bahasa inggris, eh ternyata alyssa nangkep juga. again, secara pasif yah. padahal gue gak pernah ajarin dia
Ninit
bahasa indo tuh emang 'gampang' tapi beda banget sama bahasa lain.. jadi 'susah' juga dipelajarin. alyssa juga kalau ngomong suka kebolak balik.
kalau geu bacain buku, gue baca satu halaman indo, satu halaman belanda. nah kalau pengucapan bahasa belanda gue salah, ntar si neng deh yang sok tau, langsung gue dikoreksi.. dan dengan sotoynya dia ngomong (in dutch)
'that's ok mama, you are still learning dutch, arent you? it's ok to make mistakes.. just keep trying coz from trying you'll learn..." udah mukanya sepa2 ngeselin gitu.. hihi mamanya tengsin..
-
fanny hahah gue gak kebayang tuh dengan adegan neng al ceramahin mamanya supaya terus belajar bahasa belanda.. hahah.. kocak!
btw, gue juga sebenernya di awal pengen tuh ngikutin OPOL gitu. ario pk bhs indonesia, gue pake bhs inggris. tapi akhirnya ga sukses karena ya di rumah semua berbahasa indonesia.. dan mbaknya naia pun juga kan orang indonesia yang lagi belajar bhs inggris.
trus krn liat aina-nya thalia dan aidan-nya chint13 juga di rumah selalu berbahasa indonesia, tapi akhirnya bisa pick up english lama2.. gue pikir kayaknya no harm deh. soalnya kan anyway, naia pasti bakal ter-expose ama english kalo udah sekolah disini.
nah sejak sekolah, naia sih englishnya mayan improve. udah mayan ngerti instruction in english, tapi masih pasive. benda pun dia udah ngerti in both languages. dan lucunya, karena di sekolah juga ada mandarin, dia jadi pick up mandarin, tapi karena kita gak ada yang ngerti ya gak jelas juga sih dia beneran ngomong mandarin ato gak. kemungkinan besar sih iya, soalnya kata2nya konsisten (pake gaya pula tiap dia ngomong).
nah tinggal satu bahasa lagi yang sebenernya gue pengen naia juga di expose. bhasa jepang! soalnya papanya kan emang fluent in japanese, tapi kayaknya si papah gak pengen ngajarin naia bhs jepang.. katanya kasian. halah, padahal mumpung masih muda ya? tar deh pelan2 dulu.. biarin dia pick up english dulu aja sekarang.
ngomong2 jadi inget kemaren di resto, kita makan di sebelah ada cowok bule gitu. trus gak berapa lama si cowok bule itu cabut. naia dengan kepo ala anak singapore, nanya:
naia: "mama.. uncle angmo mana?"
mama: "ha? uncle siapa?"
naia: "itu.. uncle angmo, no mooore!"
*gubrak* itu ada 4 bahasa yang dipake gitu. btw, angmo itu di spore panggilan untuk bule. dari kata mandarin.
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
haish Aina sok akrab.. hahah emang uncle angmo-na ganteng yah, ampe dicariin? hihi
sama Shint
gue juga mikir bahasa inggris ntar aja..
lagian belanda dan ingris kan mirip lah .. satu rumpun kan yah (cmiiw). biasanya sih di belgia( flemish) rata2 bisa at least 3 bahasa (belanda/inggris/prancis/jerman).. moga2 Alyssa plus (at least) satu bahasa indo juga.. hehe amin..
-
haiyaaa.. fanny salah lagi.. itu naia loh yang ngomong uncle angmo, bukan aina :P
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
mommies yg bingung anaknya ambil mandarin ato melayu aja.. menurutku sih bagusan ambil mandarin ya.. soalnya skrg bisa bahasa mandarin tuh udah kyk bisa bhs english gt.. terus soal takut ga bisa ngikutin ato ortu nya gak bisa mandarin jg kayaknya bukan masalah ya..
soalnya dulu housemate ku wkt aku skul di spore itu mulai dateng ke spore pas dia mau masuk primary 4.. dia ambil 2nd language nya mandarin.. sedangkan di kostku gak ada yg ngomong mandarin (ortu nya kan jelas di indo kerja).. tapi dia bisa mandarin dengan sendiri nya.. malah masuk dunman high lagi hehehe... dan cici nya dia dr primary 1 udah di spore ambil mandarin jg.. mereka bisa semua lho.. meski sekitar nya (orang rumah & ortu) gak ada yg ambil mandarin hehehe :) nah kalo aku dulu ambil nya malay soalnya aku mulai nya dari sec 1.. kalo sec 1 memang mandarin nya udah lbh susah lagi.. tp kl dr primary sih aku yakin bisa kok catch up mandarin nya :)
ngliat pengalamanku ini, aku jadi nya keukeuh jg supaya 2nd language anakku ntar mandarin aja.. skrg umur nya 2,5thn aku udah mulai masukin ke bi-lingual (chinese & english) class di skul nya.. jadi mommies yg udah gak pede mgkn bisa re-consider taking mandarin as a 2nd language buat anak2nya.. :)
-
Seingetku dulu pas kuliah psikologi perkembangan, metode yg sering dibahas dosen adl yg OPOL. That's why aku n suami sampai skrg sistemnya itu. Utk anak pertamaku yg br tinggal di Perancis 3 thn yang lalu (umur 6 thn), saat itu berat, cuma modal "bonjour" dan "merci". Sisanya mingkem senyum2. Enam bln kmdn baru mulai berespon kl ditanya. Itu jg msh jawaban pendek2. Skrg dia lancar French dan msh berbahasa Indonesia dgn aku, walau ada bbrp vocab bhs Indonesia yg dia lupa :). Sama suami, aku pakai English. Tp cuma khusus pembicaraan antar kami berdua. Awalnya agak khawatir apk bakal confusing anak atau engga. Ternyata engga. Anakku malah absorb bnyk vocab English dan dia sempet jd the best di pelajaran bhs Inggris di kelasnya dulu.
Kl utk anak kedua, msh kunyil ;), dan msh bnyk menghabiskan waktu dg mamanya yg berbhs Indonesia. Jadinya dia lbh ngerti vocab Indonesia. Ini tdk mengkhawatirkan kami krn suami tetep konsisten berbahasa Perancis (walau kdg suka ikut2an pakai bhs Indonesia :), dan jg nantinya si kecil akan bnyk bersentuhan dgn bhs Perancis di sekolah. We'll see...
-
seneng banget dapet banyak masukan di sini. aku pribadi sih ga berambisi Naila harus bilingual sejak kecil. tapi alhamdulillaah dia pick up bhs Inggris lumayan cepet. aku juga sering ngajak ngomong bhs Inggris begitu dia cukup lancar berbahasa Indonesia.
nah skrg gw punya masalah baruuu.. ga tau nih off-topic ga di sini. jadi di Bandung kan ada muatan lokal dalam kurikulum SD-SMP yang berjudul bahasa Sunda. jujur aja, ini pelajaran jadi momok gw walaupun Naila ga terlalu kelihatan stress. tapi gw lihat emang dia paling kesulitan dalam pelajaran ini. kalo gw amati masalahnya ada di:
- metoda pengajarannya nggak seperti pelajaran bahasa Inggris untuk SD, yang menurut gw relatif "santai". anak diajak belajar sapaan/greetings dulu. lalu mengenal kosa kata sederhana, dll. nah, bahasa Sunda kok sepertinya nggak gitu. kosakatanya seperti di"bombardir" gitu deh, spt ngejar target kurikulum tanpa mempertimbangkan latar belakang si anak.
- kita sekeluarga ga ada yang penutur bahasa Sunda! di rumah, bhs yang dipakai adalah bhs Indonesia. ortu gw kalo ngomong pake bhs Jawa. walaupun gw dan ortu gw relatif fasihlah berbahasa Sunda, tapi ga pernah dipake kalo di rumah. paling dipakenya kalo ngobrol sama temen, belanja, nawar becak, dll dsb. ya semacam bahasa pergaulan aja krn kita tinggal di Jawa Barat.
gimana ya Urban Mama & Papa, apa salah satu anggota keluarga gw, katakanlah si Bibi, harus mulai nyarios Sunda sama si Neng? atau fokus di memperbanyak jam belajarnya aja? kasian juga kayak ngapal mati gitu jadinya :(.
my daughter is not a code, but raising her is an infinite loop of learning
-
geekymom haduh susah juga ya. sebenernya setuju aja dengan pelajaran bahasa daerah krn emang sekarang ini udah banyak yang gak bisa ngomong pake bahasa daerah, ada nya pelajaran ini bagus untuk melestarikan bahasa itu sendiri. tapi kalo di kasus kayak naila yang emang bukan berasal dari keluarga sunda, kasian juga kalo jadi bener2 kayak belajar bhs asing begitu.
gimana kalo dirimu dan anggota keluarga di rumah mulai ngajakin naila berkomunikasi sunda. gak usah seharian, tapi pilih waktu2 tertentu biar dia terbiasa. misalnya ajak naila ke pasar dan elo ngomong bhs sunda pas ngobrol ama orang2 di pasar, dan ajak naila untuk ikut berkomunikasi. soalnya kalo emang dia ga biasa berkomunikasi trus tiba2 mesti belajar, pasti bakal susah banget nangkepnya tuh.
just my two cent ya.
? a worker by choice, a mom & wife by nature ?
owner - slesta.com |
@slesta
-
geekymom - huaaa, stujuuuu banget, kalo pelajaran bahasa sunda emang pelajaran paling menakutkan waktu SD. susah banget! apa lagi buat gue yang kedua orang tuanya emang ga bisa bahasa sunda, tapi kebetulan tinggal di bandung.
dan sebagai anak yang failing pelajaran bahasa sunda terus di sekolahnya (inget kan, yan? hahahah), gue ga terlalu bisa ngasih masukan. tapi gue rasa, yang mesti dihindari adalah gimana caranya biar si anak ga jadi "takut" ama pelajaran itu. seinget gue sih, dulu gue udah stress duluan. mungkin kalo citra bahasa sunda di rumahnya dibikin fun (nyanyi lah, ngobrol lah, atau misalnya kalo naila suka nonton filem, kita berusaha dubbing pake bahasa sunda, kan lucu tuh), mungkin naila jadi seneng dan malah jadi pengen spend time lebih lama belajar...
good luck ya, yan!
? comic and crochet addict ?
theurbanmama.com | @turniptopia
-
Shinta & Thalia, iya ya kayaknya gue harus lebih aktif menggunakan bhs Sunda sama dia... dia sebenernya ga terlalu tegang, apalagi kalo dibandingin temen2 sekelasnya yang nangis pagi2 sebelum ulangan atau pundung ga mau belajar krn udah nyerah duluan. makasih banyak saran2nya ya!
Thal, iya gw juga paling setres dibanding pelajaran lain loh.. orang lain takut sama matematika atau fisika, gw malah menikmati :lol:. sebaliknya bahasa Sunda, ampun deh...
my daughter is not a code, but raising her is an infinite loop of learning
-
Tadi pagi ngobrol2 ama temen kantorku yg rumahnya di depok. Ternyata anaknya juga ada pelajaran bahasa Sunda. Keluarga temenku bukan orang Sunda, jadi ngga ada yg bisa berbahasa Sunda. Saat sekarang, pasti banyak yg tinggal di Depok bukan orang Sunda seperti temen2ku ini.
Kalo baca sharing geekymom " yg sistem belajarnya dibombardir karena ngejar kurikulum, kasian juga yah anak2nya. Menurutku lebih baik kalo sistem pengajarannya seperti bahasa Inggris. Supaya lebih santai dan fun buat anak2 belajar bahasa daerah. Kan tujuannya juga bagus sih, buat melestarikan bahasa daerah.
heheh, ngga bisa ngasih saran juga nih :)
Mommy of Khiara, Faza n Farah
@mamaarza
-
Nah, ini salah satu yang gue takutkan... soalnya kan gue tinggal di depok, dan ada pelajaran bahasa sunda nantinya buat Albert... gimana bisa coba... siapa yang mau ngajarin... cuma bisa berdoa2 dan berharap semoga aja ART gue yang sekarang masih kerja di sini saat Albert dapet pelajaran bahasa sunda... hehehe
"Some things you can give and give and not lose any. Things like happiness or love or my colours."
–Elmer and the Rainbow