ikurniati wrote:
Anakku yang pertama sekarang kelas 1 di Sekolah Alam Indonesia (SAI). Dulu namanya SA Ciganjur, sekarang SAI ada di Ciganjur (PG, TK, SD1-SD4) dan di Rawakopi (SD5-SD6 dan SL7-SL9).
Aku sih ngerasa sekolah ini pas banget. Pas dengan gaya aku dan suami, pas pula dengan anakku. Sekilas tentang pengalamanku selama setahun bergabung di komunitas ini.
Kenapa disebut Komunitas? Karena memang SAI ini tidak dimiliki oleh pemilik tunggal, tetapi dimiliki oleh semua ortu yang bergabung di SAI. Pengurus Yayasan pun dipilih oleh rapat para ortu dan guru.
Pendaftaran
Emang bener sih pendaftaran di SAI ini lumayan unik. Tahun lalu aku dan suami ngantri dari sebelum subuh lho. Daffa (masuk SD) dapat nomor antrian 14 dan Fawwaz (masuk TK) dapat nomor antrian 23.
Alhasil, cuma Daffa yang dapat formulir sedangkan Fawwaz cuma masuk waiting list.
Denger-denger di pendaftaran tahun ini udah ada yang ngantri dari jam 4 H-1. Wah, tahun depan musti ngantri dari jam berapa ya untuk daftarin Fawwaz?
Kenapa sih sampai ngantri begini? Katanya sih banyak banget ortu yang minat nyekolahin anaknya di sini, tapi kapasitas yang tersedia cuma sedikit berhubung SAI bertahan untuk tidak menambah bangunan di area SAI. Mungkin nantinya kalau udah ada lahan baru, jumlah kelas bisa ditambah. (Berharap.com)
Seleksi
Di SAI memang anak sama sekali tidak diseleksi, SAI menerima anak dalam kondisi apa pun. Justru para orang tualah yang diseleksi, apakah mereka cocok dengan metode pendidikan anak di SAI dan apakah mereka mau bekerja sama dengan SAI untukmendidik anak mereka.
Tahapan seleksinya ada seleksi tertulis dan wawancara. Yang mewawancara tuh guru dan orang tua yang udah duluan bergabung di SAI.
Nah kalau ortu sudah lulus seleksi, nantinya akan ada sitting in untuk para calon siswa. Tujuannya agar anak bisa merasakan suasana belajar di SAI di bawah pantauan psikolog. Nantinya anak akan memilih apakah mereka enjoy di SAI atau tidak.
Biaya Pendidikan
Sekarang ini biaya masuk SAI adalah 7,5juta. Selain itu ada biaya operasional sebesar 3juta/tahun dan Bea Guru (SPP) 520ribu.
FYI, biaya ini baru naik tahun lalu setelah bertahun-tahun nggak naik.
Kegiatan Pendidikan
Anak-anak belajar bisa di dalam maupun di luar kelas. Ruang kelas mereka tuh berupa saung-saung yang terbuat dari kayu.
Anak-anak diajari untuk mandiri dan belajar tidak hanya dari satu sumber. Kadang-kadang mereka belajar recycle dengan cara mendatangi lapak pemulung.
So far, anakku enjoy banget di sana. Daffa yang tadinya pemalu sekarang sudah berani untuk melakukan survey dengan mewawancarai guru, ortu, maupun siswa lain. Daffa juga nggak terbebani dengan berbagai macam PR maupun les-les.
O, ya tiap tahun anak-anak melakukan OTFA (Out Tracking For Adventure) yang jaraknya semakin jauh untuk kelas yang lebih besar. Dua minggu lalu anak kelas 1 menjalani pra OTFA di bumi perkemahan Ragunan.
Keponakanku yang di SD5 baru saja menyelesaikan OTFA selama 5 hari di Ujung Kulon. Mereka menyusuri pantai, melakukan baksos, snorkling ... Seru banget.
Nah keponakanku yang di SL8, bulan depan akan OTFA di Banjarmasin.
Tapi jangan mengira OTFA ini membebani ortu ... Justru dari awal tahun, anak-anak sendiri yang mencari dana untuk biaya OTFA ini. Ada yang menyebar proposal ke donatur, berjualan, sampai membuat pertunjukan di sekolah di mana penontonnya harus membayar tiket masuk.
demikian gambaran sederhana mengenai Sekolah Alam Indonesia (SAI) yang berada di Ciganjur, Jakarta Selatan.
anak saya sudah kelas SD-3. masuk SAI sejak kelas TK-B. sebelumnya sekolah di 2 TK di kawasan Buncit-Mampangm dan di sana di-cap sebagai 'trouble maker' oleh gurunya.
entah lah mungkin saya yang bodoh tidak mengerti pendidikan atau pendidikan sekarang yang mengharuskan anak harus duduk manis di kelas, tidak bersuara, anak hanya menunggu perintah dari guru untuk beridiri menyanyi tepuk-tangan dst.
mewarnai pun harus ikut 'pakem' : bunga harus merah, daun harus hijau, jalan harus hitam, langit harus biru dst.
dari kondisi ini lah saya ingin mencari solusi apa yang pas untuk anak saya
singkat kata bertemu lah dengan SAI ini. dahulu masih bernama Sekolah Alam (tanpa kata "Indonesia" - baru saja kurang lebih setahun lalu). kebetulan ada adik-kelas semasa kulia yang menjadi guru di sana. berbekal informasi mengenai waktu pendaftaran, saya nekad saja.
sejak proses pendaftaran, saya merasakan bahwa sekolah ini "tidak biasa"
datang jam 5 pagi ternya formulir sudah habis ... duh, maaf nak tahun ini gagal sekolah di SAI.
udah daftar kedua, jakarta sedang musim hujan. banjir dimana-mana. saya berangkat dari rumah di daerah Kalibata jam 03.00 pagi mengendarai sepeda motor. jaket, jas hujan lengkap tiga rangkap. buncit tidak bisa dilalui karena banjir. pejaten pun sama. putar ke pasar minggu dan sampai di Ciganjur jam 4 pagi, menjelang subuh. ternyata sudah nomor 4, karena ada yang menginap ...
formulir sudah ditangan pukul 8 pagi. harus di-isi dan dikembalikan seminggu kemudian.
wawancara pertama : orang-tua dengan pihak yayasan dan guru. di tahap ini dilihat niat dan keteguhan hati orang-tua untuk meyekolahkan anaknya, dan komitmen orang tua terhadap kemajuan sekolah.
alhamdulillah, lolos.
tahap berikutnya adalah
sit-in (uji coba sekolah). alhamdulillah, lolos juga :)
banyak sekali yang bisa dituliskan mengenai SAI, tapi keterbatasan waktu nih ... oh ya, SAI ini bukan milik perorangan tapi dikelola oleh komunitas (
community-based).
salam,
/KuraNinja
sebentar lagi siap-siap untuk 'menginap' di sekolah, anak yg no 2 masuk PG-A ;)
| two things that (sometime) represent what we feel inside : songs and tears |