Pendidikan: S1 FK Universitas Indonesia
Obgyn di RS Sariasih Ciledug dan RSB Permata Sarana Husada Pamulang. Menikah dan memiliki 3 orang anak.
Q: Halo Dokter Riyana,
Saya mengalami kehamilan kembar dimana saat si kembar berusia 26 minggu, salah satu dari si kembar meninggal.
Saat ini usia kandungan saya sudah 33 minggu dan perkembangan untuk bayi yang sehat alhamdulillah BBnya bertambah terus sedangkan untuk bayi yang sudah meninggal BBnya semakin turun dan menyusut.
Sampai sekarang saya masih khawatir, apakah pengaruh terhadap bayi yang masih sehat? Apakah harus di operasi atau tetap menunggu waktu melahiran normal?
Mohon penjelasan ya, Dok. Terima kasih.
--
Pertanyaan dari Nurma.
A: Halo urban Mama Nurma,
Kematian salah satu janin pada bayi kembar merupakan salah satu komplikasi pada kehamilan kembar, berdasarkan salah satu penelitian angkanya sekitar 6,2 % dan sering terjadi pada jenis kelamin yang sama.
Penyebab pasti sulit diketahui, berdasarkan survey tersering pada kehamilan kembar monokorion (satu selaput korion), plasenta yang tidak seimbang sehingga salah satu janin tidak mendapat asupan yang cukup (discordant twins) atau adanya hubungan pembuluh darah antara kedua janin (anastomosis).
Prognosis kehamilan bagi janin yang bertahan tergantung berdasarkan sejak usia kematian janin diketahui, korionitas, dan lamanya waktu antara kematian janin dan persalinan bagi janin yang hidup. Kematian dini pada janin (vanishing twin) tidak memberikan komplikasi pada janin yang hidup. Janin yang meninggal akan secara teori akan menimbulkan gangguan pembekuan darah pada ibu, namun berdasarkan laporan kasus kejadiannya tidak banyak terjadi.
Jika terdapat kematian pada salah satu janin, maka penanganannya tergantung dari penyebab dan risiko pada janinnya. Bayi yang hidup akan dilahirkan setelah cukup bulan, namun tentu saja akan dipantau adakah komplikasi pada ibu (faktor pembekuan darah), komplikasi lain yang bisa timbul adalah persalinan prematur. Setelah lahir sebaiknya plasenta dilihat untuk mengetahui pasti sebabnya. Jika disebabkan adanya hubungan pembuluh darah (anastomosis) maka bayi yang hidup memiliki risiko untuk terjadi kelainan pada otak, sehingga setelah lahir perlu dievaluasi oleh neurologi anak.
Jika kondisi janin normal sampai cukup bulan maka tidak ada indikasi khusus untuk persalinan secara sesar.
Semoga membantu, ya Ma.
astagfirllah... ternyata ini memang kejadian pada diri saya ya. Saya lupa, sudah lama tidak baca the urban mama.
Oya, alhamdulillah sy sudah lahiran, dan kami berdua sehat. Trims ya mamas atas doa-doanya.
Cerita ini mirip sekali dengan kejadian yang saya alami. semangat ya mbak!!! Insyaallah bisa lahir sampai dengan waktunya dan diberi kesehatan bagi keduanya.
Alhamdulillah sampai sekarang bayi saya sehat.
semoga ibu dan babynya sehat ya mba......
Duh sedih membaca-nya...
ikut mendoakan mb Nurma dan calon bayi kecilnya semoga sehat dan di beri kemudahan, kelancaran ketika bersalin.
Amien...
Hi Nurma,
Gemelli atau kehamilan kembar emang risky. Saya sendiri pernah mengalami kejadian mirip itu taun lalu. Janin kembar saya mulai bulan ke-7 bb nya selisih banyak. Pas 35w akhirnya saya mengalami kontraksi. Seharusnya saya bisa normal delivery ternyata Allah berkehendak lain. Salah satu tali pusar janin saya tiba2 keluar jadi DSOG cepat2 melakukan sc. Begitu lair, ternyata diketahui salah satu janin meninggal dalam kandungan sehari sebelumnya. Andra The Survivor pun lair prematur jadi setengah mati ngerawat dia supaya cepet gede.
Mudah2an proses persalinan Nurma lancar dan yakinlah yang terbaik yang terjadi :)