-
"Adek,sini sayang, sama bibi. Bibi gendong" kata bibi sembari membentangkan tangan dengan lebar menyambut Alif, 13 months, ke pelukannya. And at the same time, i am so broken. i am broken into pieces, ladies! Gimana nggak ya? pulang kantor penginnya dipeluk2 sama anak, tapi eh anaknya malah sayang amat sama si bibi. Now that is one of those horrible consequences you have to deal with as a WM, right? on the other side, i feel happy knowing that adek has his trust on bibi, jadi pas ditinggal kerja, i reassure myself that "Oh ok, i know that adek is in the right and loving hands at home". Does it happen to you too, mommas? if it does, then let me happily share you things i have been doing to retain adek's love for me, his very mother.
Tiap abis pulang kerja, adek selalu saya breastfeed dan ajak ngobrol sambil genggam jarinya, belai rambutnya, ciumi dahinya sembari berbisik
"Adek, ibuk sayang banget sama adek, terima kasih sudah mau mengerti dan mengizinkan ibuk bekerja,ibuk janji akan amanah memanfaatkan ilmu2 ibuk untuk adek dan orang".
Another thing is, we, ayah, ibuk, and adek have dinner together daaan cerita2 ayah di kantor gmn? ibuk gmn? begitupun adek (even he does not even understand kita ngomongin apa, tapi dia senang lho dilibatkan dalam dinner chat :))
and the very last one is, ayah and ibuk sleep together with adek in the middle while doing the story telling until adek falls asleep :)
Semoga apa yang saya lakukan ini nantinya tetap dapat membuat Alif mencintai saya, mendengarkan saya, memahami saya sebagai ibuk yang menyayanginya lebih dari apa pun...
anyway, bagaiamana dengan mommas yang lain?
adakah hal lain yang dilakukan untuk memenangkan cinta anak-anaknya?
please do share yah!
-
Kalo saya, tiap adik nenen sebelum tidur saya bisikin. Mama sayang adik, adik sayang mama..bla bla bla. Kebetulan pas ditinggal kerja anak-anak saya dititipin di rumah pengasuhnya, jadi kalo di rumah bisa full time sama saya.
Awalnya saya juga sempat mengalami patah hati pas jemput anak, e dianya nolak dan lebih milih sama ibu pengasuhnya. Memang diperlukan kesabaran dan latihan intens sampai akhirnya saya bisa kebal mendengar ucapan ibu pengasuhnya yang memojokkan saya. "Adik nggak mau sama mama ya, maunya sama ibu". Awalnya gondok berat sambil garuk2 tembok. haish
Dan saya tetap percaya bahwa anak-anak saya lebih menyayangi saya sebagai mamanya dibandingkan ibu pengasuhnya. Dan menurut saya, breastfeeding juga pengaruh banget lo, untuk meningkatkan bonding dengan anak.
Sabar aja mom, anak-anak bisa ngerti kok siapa mamanya. ;)
-
#pelukansama mbak neni_arka :)
setuju dah sama closing statement nya! anak2 pasti sooner or later tau emaknye yang manah..
thanks for sharing ya mom, this enlarges my heart as well :)
-
Tyaa, neni_arka, sama kok, gw juga dulu pas ngantor ngalamin hal-hal seperti itu. Emang sih nggak sering, tapi ada masa2 di mana saat gw berusaha tegas sama anak (dalam hal ini si bungsu) dan dia nggak mau nurut, misalnya nggak boleh main game, ehhh dia ngambek dan langsung lari meluk si mbak. Mbaknya sibuk cep2in dan gw ngeliat matanya si bungsu yang seolah2 bilang "enakan sama mbak, apa2 boleh..," huhuhuu..sempet sakit ati sih, tapi ya sama dengan kalian, di lubuk hati gw yang paling dalam gw tau dia pasti lebih mencintai gw dan tiap malem gw selalu berusaha ngobrol sama si bungsu sampe dia ketiduran, dan sesaat sebelum tidur selalu gw doktrin bahwa mama, ayah, abang, dan kakak sangat sayang sama dia..
twitter and IG: @zataligouw
Blog :
http://www.zataligouw.com/
-
ZataLigouw
Iya mbaaa...
Intinya ttp komunikasi and ttp menjaga cinta kita buat anak :)
Tfs mba ;)
----------
-edited by mod-
-
Hai mama-mama,
Sebenarnya disini ada yang pernah diskusi serupa. Hanya saja lupa tempatnya dimana. Mungkin ada di thread
Tentang Asisten Rumah Tangga dan BabySitter. Tetapi karena mungkin kurang spesifik, jadi sepertinya tertimbun dengan diskusi yang lain soal ART dan BS.
Well, baiklah mari dilanjut diskusinya disini. Kalau nanti ketemu, bisa kita merge saja.
Setuju sama mama-mama di atas. Anak tidak akan keliru siapa ibunya. Selama kita memposisikan diri sebagai seorang ibu, mereka akan tahu harus kemana ketika membutuhkan ibunya.
Kalau dari pengalamanku selama waktu masih di kantor dulu, Kira dan Kara di rumah diasuh sama eyangnya dan ART. Ketika saya pulang kantor, otomatis semua peran mengasuh Ki-ka beralih kembali ke saya. Eyang dan ART full istirahat. Setelah ki-ka 1 tahun, malah saya ambil ART yang Pulang Pergi. Jadi ketika saya pulang kantor ya ART bisa pulang ke rumah. Karena saya mengambil peran dominan dalam mengasuh Ki-Ka, meskipun eyangnya dan ARTnya lebih lunak kalau sama ki-ka, tetap saja ketika pulang kantor saya yang dinanti.
Meanwhile, saya juga punya tetangga yang semua peran pengasuhan anak diambil oleh pengasuh. Bahkan ketika pengasuh pulang kampung pun, si bocah ikut pulang kampung. Tidur juga si bocah ikut tidur bersama pengasuhnya. Bahkan ketika pertemuan orang tua di sekolah, pengasuhlah yang datang dan berdiskusi dengan guru di sekolah. Mungkin si ibu memiliki pertimbangan yang lain yang saya tidak tahu. Tapi memang jadinya si anak attach sekali dengan pengasuhnya. Namun demikian tetap saja si anak juga tahu siapa ibunya dan siapa pengasuhnya.
IMHO, anak memang tidak akan pernah keliru siapa ibunya yang mengandung dan melahirkannya. Tergantung ke kita saja, sebagai ibunya mau ambil peran pengasuhan seberapa besar? Ingin seberapa dekat dengan anak? Kalau memang ingin dekat dengan anak, ambil peran pengasuhan lebih dominan ke anak. Secapek apapun kerja pulang dari kantor, istirahatkan pengasuh, dan ambil waktu untuk bounding bersama anak.
Bahkan ada teman saya yang bekerja diluar kota, dan anaknya di rumah bersama neneknya. Dan teman saya hanya bisa pulang ketika weekend, tetap saja si anak selalu menantikan ibunya. Karena ketika weekend datang, dia selalu berkomitmen ingin menghabiskan waktu bersama anaknya, maka dia matikan semua gadgetnya. jadi ketika weekend tiba, segenting apapun urusan kantor, tidak akan pernah bisa menghubungi dia... :)
-WiwiT-
An ordinary bunda of twin amazing angels, Kira and Kara Setyadi
@wiwidwadmira |
the Setyadi's
-
i feel you Tyaa
baru tadi malam akhirnya aku memberhentikan pengasuh Keenan (10 mos) yang sudah bersama selama 7 bulan lamanya. Apakah karena pengasuhnya ceroboh? Atau kasar? Atau tidak sayang anak? Bukan. Pengasuh saya ini sangat sayang dengan Keenan, telaten, bahkan saking sayangnya sampai protektif.
Setiap Keenan menangis dan saya gendong, selalu direbut, maka sering terjadilah adu mulut karena rebutan anak. Errrrrr...
Sama banget dengan neni_arka. Betapa hancur tiap kali omongan ART yang justru dengan bangga bilang kalau Keenan lebih memilih dia daripada ibunya (woi jangan GR dong! *emosik). Sampe dibilang-bilang ke tetangga!
Akhirnya tiap hari uring-uringan deh. Suami tugas nya nun jauh di Aceh, dan hanya bertiga dengan ART, rasanyaaa ga ada yang ngebelain (err.. childish ya).
Ditambah saya ga breastfeed, meski anak tetap minum ASI, tapi bottlefeed, karna bingung puting. Jadilah eping. Mood untuk merah siang malam jadi ga karu2an. Mudah stres dan ada rasa takut yang besar kalau anak ga kenal sama ibunya. Sempat konsultasi juga sama mbak Nina pas seminar TUM Breastfeeding, dan beliau mengatakan kurang lebih begini,
"Tertawalah bersama-sama dengan anak. Jangan justru menertawakan anak. Berbahagialah bersamanya. Bagaimanapun perasan seorang ibu pasti connect ke anak, kalau ibu bahagia, anak juga akan merasakan. Bangunlah memori-memori bahagia bersamanya. Pakailah parfum kesukaan saat bersama anak, membaca buku favorit, bermain mainan idaman dst."
Akhirnya setelah berdikusi dengan suami, orang tua, dan mertua (sungguh ini bukan pengambilan keputusan yang mudah), akhirnya sepakat untuk mencoba menitipkan Keenan ke daycare dan memulangkan si ART. Pertimbangan lain karena ART juga sudah tua sih, jadi rada ngeri juga karna mulai sakit2an. Sebulan terakhir saya sampe ga bisa tidur nyenyak, ada perasaan guilty juga. Menimbang-nimbang, apa kurang bersyukur ya, dapet ART yang lumayan malah dipecat. Apa terlalu egois ya, demi attach ke anak sampe harus mengorbankan anak ikutan "kerja", pergi pagi pulang malam.
Tapi sekali lagi, hidup itu adalah pilihan kaan. Semoga saja saya dan Keenan selalu sehat.
Senin minggu depan hari pertama Keenan masuk daycare. Semoga lancar, anaknya tetap ceria, sosialilisasinya juga semakin berkembang. Semua ada plus minusnya. Mohon doanya yaa..
Nah kaan jadi curcol.. hihi
Tetap semangat Tyaa
a barefoot runner, a mountain crawler, a full time mother
@rianluthfi
https://superduperlebay.wordpress.com/
-
Mb wiwit and mb rian rosita,
thanks a lot for sharing..
sebenernya hal ini yg juga bkin sy lg bimbang antara resign atau ttp kerja...
huhuhuhu...
mkasih emak2 masukan dan pencerahannya ;)
-
rian rosita
pasti berat banget yaaa... Kebayang dilemma dan galaunyaaa.. Apapun itu, insyaallah pilihan terbaik untuk ibu dan anak yaa... *hug*
jadi inget kata fanny, sepertinya seorang ibu itu memang "dikutuk" untuk selalu merasa bersalah. Jadi guilty feeling akan selalu jadi bagian dari sebuah proses pengambilan keputusan untuk seorang ibu. Meskipun apapun keputusannya, akhirnya bisa juga dijalanin sama-sama.
So, Let's cheer up!
Tyaa
Coba deh masuk di thread
dilemma of a working mama. Disana banyak sekali curcol serupa. Siapa tahu terinspirasi menemukan jawabannya. Semoga kegalauan segera berlalu ya...
-WiwiT-
An ordinary bunda of twin amazing angels, Kira and Kara Setyadi
@wiwidwadmira |
the Setyadi's
-
Mba Tyaa sabarrr yaa.. pasti banyak yang ngerasain kayak gitu terutama working mom termasuk diriku. Aq juga pake pengasuh dirumah untuk urus 3 anakku tapi ada mertua juga.. Dulu emang sering parno juga karena selama ditinggal kerja kan mereka sama mertua dan pengasuh takutnya malah lebih deket ke mereka dan ga mau sama aq :( tapi ternyata gak loh, tiap pulang kantor psti mereka nyariin ibunya, peluk, dsb. Dan tiap malem juga pas mereka bobo selalu bisikin ke mereka kalo "ibu sayang Ashwin, Dhiwa, Trisha" jadi paling ga mereka ngerasain juga kasih sayang kita melebihi apapun,, hemmm...
Setuju juga sama neni_arka breastfedding itu pengaruh juga loh lebih mendekatkan kita sama anak2. Kebetulan 3 anakku semuanya ASI walopun mix sufor juga. Tapi untuk yang ga ASI menurut aq sering2 komunikasi aja sama anaknya, dan semakin besar juga mereka semakin ngerti koq...
Semangattt mama :)
-
#peluk mba ashwindhiwa ;)
Iya mbaaa...saya ninggalin anak almost eleven hours!
Huhuaaa, gmn ga kpikiran coba, mommas :(
Baiklah, semangaaatt!
-
Kira Kara wrote:
rian rosita
pasti berat banget yaaa... Kebayang dilemma dan galaunyaaa.. Apapun itu, insyaallah pilihan terbaik untuk ibu dan anak yaa... *hug*
jadi inget kata fanny, sepertinya seorang ibu itu memang "dikutuk" untuk selalu merasa bersalah. Jadi guilty feeling akan selalu jadi bagian dari sebuah proses pengambilan keputusan untuk seorang ibu. Meskipun apapun keputusannya, akhirnya bisa juga dijalanin sama-sama.
So, Let's cheer up!
Tyaa
Coba deh masuk di thread
dilemma of a working mama. Disana banyak sekali curcol serupa. Siapa tahu terinspirasi menemukan jawabannya. Semoga kegalauan segera berlalu ya...
#kisskiss pipinya mba wiwit :)
makasih mba...
i will rush to the link :p
-
rian rosita, nama anakmu mirip sama anakku yang pertama, cuma gak dobel E :) Btw, semoga lancar yaaa buat Keenan!
wiwit, iya, setuju, di dasar hati mereka gak akan ketuker siapa ibunya siapa mbaknya, hihihi...
twitter and IG: @zataligouw
Blog :
http://www.zataligouw.com/
-
Tyaa wrote:
#peluk mba ashwindhiwa ;)
Iya mbaaa...saya ninggalin anak almost eleven hours!
Huhuaaa, gmn ga kpikiran coba, mommas :(
Baiklah, semangaaatt!
Aq juga ninggalin rumah dr jam 7 pagi sampe rumah lagi jam6 sore itupun kalo ga macet dan ga ada lembur :(
Hidup adalah pilihan jadi dijalani dan dinikmati saja :)
-
Jleb banget baca cerita-cerita mommies, itu adalah ketakutanku dulu waktu baru melahirkan. Di rumah cuma berempat aku-suami-baby dan si sus. Selain waswas anak dibawa kabur, aku takuuut banget anak lebih sayang susnya (mohon maklum, emak posesif).
Puji Tuhan mamah saya akhirnya bisa pindah ke rumah saya ketika umur si baby 2 bulan dan bahkan minta ngurus cucunya sendiri tanpa sus. Agak feeling guilty, si sus pun kami berhentikan (tapi dia cepat dapat kerja lagi kok hehehe).
Sampai sekarang umurnya 1 tahun pun si baby memang nemplok sama neneknya, maklum sepanjang hari berduaan ya. Tapi kalau saya pulang kantor dan sudah mandi ya dia saya ambil alih. Bobo juga bareng saya & suami. Kalau ada saya juga pasti dia breastfeed langsung. Ke mana saya pergi (selain ngantor) pasti si baby ikut, apalagi kalau weekend pasti kami nemplok kaya induk-anak koala, bahkan mandi pun bareng hahaha!
Di sisi lain, saya ngerti juga galaunya kalau anak dekatnya malah sama pengasuh (yang bukan anggota keluarga). Ya seneng dapet pengasuh penyayang. Ya cemburu, kan gue yang ngelahirin. Dll dll... Sabar ya mommies, sering-sering aja menghabiskan waktu sama si anak dan tunjukkan kasih sayang kita. Anak pasti membalas rasa sayang orang tuanya kok. *hugs*
-
AstridNK beruntung banget ya ada neneknya.. kalo nemplok sama nenek mah gak ada jelous2nya kita ya, hihihi..
twitter and IG: @zataligouw
Blog :
http://www.zataligouw.com/
-
Iyaaa, Mbak Zata, ikhlaasss banget dibanding dulu pas ngeliat sus meluk si bayi hahahaa... Emang akunya lebay dan posesif banget sih (suami langsung manggut-manggut).
-
AstridNK,
Iya yaa..nenek tuh memang nenek911 deh! Hihihi.. Rasanya lebih tenang kalo anak ditinggal sama kakek neneknya dibanding sama baby sitter.
Aku dulu begitu ibuku meninggal ya mau ga mau akhirnya sewa baby sitter, dan alhamdulillah deket banget sama anak2. Tapi tetap ada papaku yang mengawasi di rumah (papaku udah pensiun). Kalau hari jumat dan papaku mau pergi sholat jumat ke masjid, aku pulang utk makan siang dan nyusuin di rumah. Untungnya kantorku dekat dari rumah jadi masih bisa bolak balik ke rumah kalo ada apa2. Tapi tetap ga pernah ninggalin anak berduaan sama art/ baby sitter juga krn papaku dan suamiku orangnya parno-an, justru aku yg lebih santai. Tetap harus ada keluarga yg ngawasin di rumah, cuma kasian juga kakeknya jadi aga terbatasi kegiatannya ga bisa pergi jauh2..kalo mau pergi2 jadinya bawa cucu dan babu sitter hahahha...
-
Cobain pelukan keluarga 20 detik deh, jd kami dulu juga, esp suami, ada ketakutan anak2 akan lbh deket dr selain kami (mbaknya, gurunya, atau bahkan neneknya) lalu kami baca atrikel klo pak Ridwan Kamil menerapkan pelukan 20 detik ke setiap anggota keluarga.
Konon katanya beliau juga waktunya sama anak2nya pendek banget, juga jarang contact via phone karena sibuk, dan beliau meritualkan pelukan 20 detik ke masing2 anggota keluarga itu tiap pagi sebelum berangkat kerja, dan efek pelukan panjang itu ampuh dalam mengikat batin keluarga beliau
Awal baca itu sih geli, ya ampun meluk kok lama banget. Tapi suami duluan praktekin ke anak2, krn ketakutannya lebih besar krn sering dia sampe rumah, anak sudah tidur, ga sempet main. Bahkan suami juga sering bustrip meninggalkan anak2 berhari2.
Terus dia rasain efeknya, jd klo sekedar cium tangan plus pelukan sebentar di pagi hari itu kesannya akan cuma jd ritual pamit, tapi kalo lama, saat lebih dari 10 detik dia bilang emang ngerasa efek saling menguatkan dan saling komunikasi secara mutual, anak2 setelah pelukan itu biasanya jd lendotan dan becanda/cerita sama romo-nya selama 5 menitan atau bisik2 rahasia kecil ke telinga romo-nya, dan mereka jd lebih dekat.
Belakangan saya ikutan deh ritual itu ke anak2, hehe.. gak mau kalah dekat dari suami, apalagi sekarang ga ada ASI sbg pengikat bonding lagi (anak udah gede) dan saya sering pulang malem, kadang malem cuma sempet nemenin belajar, ga sempet komunikasi, nah jd berharga banget itu momen yg didapat setelah ritual pelukan 20 detik itu.
Emang klise sih, mgkn efek di tiap orang beda, hehe, tapi buat saya sih berguna. :)
-
mama windy
ah iya, aku baca yang cerita ridwan kamil itu. Jadi memang ngefek banget ya?? Mau ikutan cobain ah.. Si ayah sering sampe rumah masih ada kerjaan sampe larut, dan weekend pun begitu. Jadi meski di rumah juga jarang maen sama anak-anak. Hanya menjelang anak-anak tidur menyempatkan untuk say goodnight dan kadang cerita dongeng buat anak-anak. Mau ikut cobain aaah.. biar bonding makin mantep :)
-WiwiT-
An ordinary bunda of twin amazing angels, Kira and Kara Setyadi
@wiwidwadmira |
the Setyadi's
-
iya mom Kiri Kara, trust me, it works.. (kaya iklan susu otot, hahahahha). Setidaknya di keluarga saya sih ngefek banget.. :) Silahkan dicoba... demi bonding, apa sih yg ga akan dicoba oleh ayah atau ibu bekerja.. :) :)
-
Mbak Eka hiks, ikut sedih buat kepergian ibunya Mbak... tapi pas ngebayangin eyangkung jalan-jalan sama cucu & sus jadi lucuuu... Biasanya kalo lihat di mall kan eyang putri yang jalan sama cucu & ncus yaa hihi...
Mama Windy Oyaaa wah saran penting nih, mau suruh suami coba ah, soalnya dia juga parno kurang dekat sama anak, kebanyakan biztrip. Malah kalo dia pulang malem, karena kami sekasur bertiga, anaknya nendangin dia gara-gara ngerasa kesempitan hahaha.
Eh maaf OOT ya mods...
-
Saya dulu juga mengalami Stallion lebih mau ketawa2 sama babysitternya pas bayi ketimbang sama mamanya. Alhasil saya rubah beberapa rutinitas Stallion. Malam yang tadinya tidur sama babysitter, tidur sama saya. Pagi2 saya bawa jemur n ngobrol, mandiin pagi.
Alhasil tidur malam sampe sekarang selalu sama mama papanya.
Trus karena sekarang sudah besar, kalau malam sebelum tidur saya mandikan ulang sekalian sikat gigi. Saya yg pakaikan baju tidur dll.
Kalau tidur siang biasa sama babysitter, dan kadang saya menyempatkan waktu juga untuk temani tidur siang (kalau kerjaan ngga banyak - kebetulan tempat kerja saya di gudang yg posisinya satu lantai di bawah rumah), kadang Stallion nangis2 ngga mau tidur siang sama saya, maunya sama BSnya, tapi saya kekeuh. Stallion ngga boleh bergantung sama BSnya. Dia harus mau tidur siang ama siapapun. Ya pake acara nangis2, dulu, tapi lama2 tidur kok.
Memang bonding itu sangat diperlukan. Apalagi memang benar, biasa selain ibu sendiri itu lebih memanjakan anak.
Ya tipsnya sih usahakan melakukan beberapa rutinitas bersama anak. oh ya. hypnotherapy juga bisa diterapkan loh.
-
Hi mamas, ikutan sharing yah..
Saya pernah bertanya-tanya, kenapa Habibi bisa nurut dan jadi anak yang manis banget sama ibu pengasuhnya (baik saat masih di daycare maupun saat si ibu pengasuh ini sudah saya bajak untuk jaga Habibi di apartemen). It seems like nurturing my son is a piece of cake for her. Habibi bisa banget dikasih tahu kalau sama ibu pengasuhnya ini. Nggak pakai rewel, nggak pakai ngerengek yang sampai nggelesor di lantai.
Tapi begitu saya sampai apartemen dan ibu pengasuhnya pulang, dan sepanjang weekend/hari libur lainnya, duh subhanallah.. betul-betul harus panjang sabar. Pernah pas saya ada di salah satu titik terendah dan Habibi sedang temper tantrum, saya tanya sama dia (walaupun anaknya mana ngerti ya, umur juga belum 2 tahun): "Habibi kenapa ya kalau sama Momi jadi marah-marah terus? Minta ini itu harus pakai marah. Kenapa sama Bu Lina (pengasuhnya) nggak begitu? Habibi sayang nggak sama Momi?"
Dan surprisingly, setelah saya nanya begitu (sambil berurai air mata), anaknya langsung peluk saya kenceng banget, terus pukpuk kepala saya sambil bilang "Momi.. Momi.. Momi.." huhuhu langsung deh saya berasa nyesel banget, kok bisa-bisanya saya nanya begitu ke Habibi.
Kemudian saya sadar seharusnya saya bersyukur dapat ibu pengasuh yang luar biasa baik dan perhatian ke anak saya, yang tahu menempatkan diri dan nggak pernah mencoba "menggantikan" posisi saya sebagai ibunya Habibi. Seharusnya saya bersyukur Habibi jadi anak yang manis selama saya tinggal, yang mau nurut dan dengerin ibu pengasuhnya. Seharusnya saya bersyukur Habibi hanya temper tantrum saat ada saya dan kepada saya (dan bapake) saja, karena itu berarti dia tahu dan yakin bahwa cinta saya tanpa batas, nggak akan berkurang sedikit pun walau seberapa sering juga dia temper tantrum (anyway it's just a phase kan ya mamas, more often than not he's such a nice boy kok ). Alhamdulillah, anak saya sayang sama ibu pengasuhnya. Alhamdulillah, anak saya sayang sama saya.
Semangat ya mamas, mengutip mamas yang lain, life is all about making choices. And all about how we see things through the best perspective.
Maaf sharing kepanjangan yah mamaaas
#grouphugsuntuksemuamamas
-
#kissandhugsforallgreatmommas
#sambilnangisdipojokan
#bersyukurkarenaanakkitadiasuhditanganyangbaik