Sudah beberapa kali ke KL, tapi baru sekali liburan kesana, itu tahun 2007 karena istri ngebet pengen kesana (sebetulnya ngebet belanja sepatu Vincci).
Buat saya, tentunya gak top kalo ke suatu negara dan tidak mengunjungi iconnya, jadi menujulah ke Petronas Tower. Bagi yang ingin naik,
ngantrinya jam 6 pagi untuk ambil tiket. Loketnya berada di basement KLCC, dibawah Maybank kalo gak salah, tanya aja sama petugas.
Tiket naik ke Petronas tower itu gratis, makanya saya saranin ngantri dari jam 6 atau lebih pagi lagi, karena tiket kurang dari 1 jam habis ludes. Tiket box baru buka jam 9, jadi ya kudu niat kalo mau naik Petronas.
Di KL ada tourist booth untuk dapat peta gratis dengan petunjuk lokasi yang menarik, hoponhopoff pilihan yang bagus karena bayar sekali untuk seharian dan dia keliling ke tempat2 yang touris trap, tapi bisnya sering gak on time dan kadang lamaaa...
Lainnya di KL *hoahm* banget, not my kinda city. Super duper boring. Bagi yang tradition freak kayak gue, forget it. Gak bakal nemu sesuatu yang berbau tradisi melayu Malaysia di kota ini. No traditional dance performance atau apa. Adanya malah budaya negara2 tetangga seperti Cina, India, Thai dan Indonesia.
China townnya gak asik. China town kok gak ada restoran yang jualan Peking Duck. Museum-museum disana juga gak menarik, termasuk science museum yang di KLCC. Bianglala KL yang ceritanya mau nyaingin Singapore Flyer dan London Eye juga kecil, view kurang mantap. Belanja di pasar turis Central Market yang katanya bisa nawar, gak bisa nawar (malah diusir gara-gara nawar). Ke batu caves kalau bawa anak jangan deh, merana. Tangganya banyak dan kalo sambil gendong, pulang minta dipijet.
Bagusnya kalo di KL itu kenal local yang bisa bawa keliling tempat2 yang non tourist, seperti warung nasi lemak CT Garden di Kampung Baru yang punya nasi lemak asli (nasi lemak asli mirip nasi kucing, cuman pake nasi yang dimasak pakai santan, tanpa rasa karena rasa dari sambal bukan nasi), pasar traditional malam (dimana yang jualan orang Indonesia semua, hahaha), dan makanan nasional Malaysia yang diambil dari negara tetangga satunya lagi: Thailand, yaitu Tom Yam putih. itu mantap. Kalau buat istri saya, tentunya makan duren.
Tips taksi di KL, cari yang supirnya Chinese. Murah, bisa nawar, bisa diajak ngobrol, plus tau tempat-tempat jajan yang oke dan murah, karena KL dah tourist town, jadi pada mahal. Jangan ke KL saat musim orang timur tengah liburan, dijamin naik semua harga.
Lagi malas copas foto2 pas kesana, lihat sendiri aja ya di:
sini.
Saya gak suggest ke KL, ke negara bagian lainnya aja. Siapa tau ada yang mau ke Kelantan dan ketemu ex suami manohara??
Next time my wife wants to go to KL, I'll visit Japan.