CNAP wrote:
dulu Faiz umur 2 minggu demam,juga pernah diminumin antibiotik sama dr di rumah sakit,krn nggak tau aku manut aja,eh ternyata belakangan baru denger kalo bayi sebaiknya jangan sering diobati pake antibiotik.
Yang jadi pertanyaan, sebenarnya apa perlu sih tiap bayi sakit diobati AB?
Ada efek sampingnya nggak AB buat baby?
CNAP, BAB-nya sudah 2x sehari ya. Sebenarnya sudah normal yah. Semoga cepat sembuh.
Setahuku memang antibiotik bisa untuk mengobati demam, tapi ya tidak sembarang demam lalu dikasih antibiotik, apalagi untuk bayi yang masih di bawah 1 tahun. Antibiotik diberikan untuk penyakit infeksi karena bakteri, a.l. diare dan radang tenggokan, dll. (Walaupun diare dan radang bisa juga diakibatkan karena virus). Antibiotik harus dihabiskan, soalnya kalau tidak malah akan membikin bakteri kebal, sehingga kalau sakit lagi (yang sama) si pasien akan butuh antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi. Pemberian antibiotik yang tidak tepat sasaran bisa membunuh bakteri lain yang diperlukan (in case antibiotik untuk diare). Atau juga malah bisa menimbulkan reaksi alergi. Moms, yang
ini bisa dibaca2 untuk menambah pengetahuan
Just for sharing tentang diare, dulu waktu anakku masih di bawah 1 tahun, kalau aku makan yang pedes2 anakku suka jadi mencret, tapi biasanya aku langsung minum air perasan kunyit (dia masih ASI), dan biasanya langsung sembuh. Tapi pernah juga waktu dia umur 14an bulan kena diare, aku kasih perasan kunyit ga sembuh juga, ternyata setelah cek feses, ada bakteri coli. Sama dokter dikasih antibiotik dan lacto-B untuk normalisasi ususnya. Waktu itu malah sampai rawat inap di RS 4 hari. BAB-nya sehari bisa lebih dr 5X, sampai anakku lemes. Akhirnya setelah hari ke-4 BAB masih juga 5X, dokter memberi obat pamungkas, Kaolin (yang kalau berdasar
ini tidak boleh diberikan untuk anak yang ada bakteri coli). Tapi alhamdulillah langsung mampet diarenya. Tapi obat cuma boleh diberikan sehari, kalau diarenya sudah mampet, obatnya juga harus di-stop. Tapi beberapa hari setelahnya, walaupun BAB-nya sudah 2 atau 3x, BAB-nya tetep lembek terus. Akhirnya kita konsultasi lagi ke dokter dan diberi tahu untuk beberapa lama anakku jangan dikasih makanan yg berkaldu/daging2an/ikan. Jadi ada hampir 2 minggu lauknya cuma tempe dan telur.
Sebenarnya aku juga termasuk type ibu yang suka paranoid sama antibiotik. Soalnya di keluargaku ada sejarah alergi antibiotik. Alm kakek pernah dirawat di RS, 3 hari pertama bukannya makin membaik malah makin memburuk. Timbul bentol2 merah di sekujur tubuh, ternyata kakekku alergi dengan antibiotik jenis
amoxylin. Sejak saat ibuku kalau ke dokter selalu bilang kalau ada riwayat alergi antibiotik di keluarga. Tapi ada satu kejadian dimana ibuku lupa bilang ke dokter, jadilah ibuku tidak tahu kalau obatnya mengandung amoxilyn (ibuku sakit flu, batuk, demam). Dari malam sampai subuh ibuku muntah2, br berhenti muntahnya setelah muntah butiran darah berwarna hitam. Bener2 unforgettable deh :(. Sekarang aku kalau ke dokter (untuk aku/anakku), kalau dokter sudah kelihatan mau nulis resep, langsung deh buru2 bilang kalau ada riwayat alergi amoxilyn di keluargaku. Untuk jaga2 saja, tidak ingin saja hal yang sama terulang lagi.
Back to cerita awal ya, saking paranoidnya dulu pernah juga aku tidak memberikan antibiotik yang diresepkan dokter ke anakku. Waktu itu anakku lagi tumbuh gigi gerahamnya, 4 gigi tumbuhnya bareng semuanya. Kebiasaan anakku kalau tumbuh gigi suka gampang muntah dan rada susah makan. Sama dokter diberi obat anti muntah dan diperiksa gusinya. Aku masih ingat betul dokter bilang begini "Bu, ini gusinya radang, karena anaknya kalau makan diemut". Hari kedua, anakku mulai demam tinggi dan tidak mau makan sama sekali. Akhirnya balik ke dokter lagi dan mengaku dosa kalau antibiotiknya tidak kuminumkan. Akhirnya setelah itu antibiotiknya kuminumkan. Alhamdulillah sehari kemudian demam tingginya sudah nggak ada, tapi hampir seminggu anakku bener2 tidak mau makan sama sekali, walaupun makanannya sudah diencerkan seencer susu. Ya, memang penyesalan selalu datang terlambat.
Maaf ya moms, kalau kepanjangan. Intinya sih aku pingin cerita kalau kadang memang kita perlu antibiotik, dan jika ada riwayat alergi antibiotik di keluarga, jangan lupa untuk memberi tahu dokter, walaupun dokternya tidak bertanya :).