-
iya bu....saya sudah 2kali pergi ke psikolog anak..dua2nya mediagonis berbeda yg satu hanya blg terlambat bicara yang satu bilang tidak autis tp memilki sifat autis...waktu saya terapi wicara tidak terlihat PERNGARUHNya waktu di terapi perlaku ada sedikit pweubahan cmn moodnya masih naik turun....apakah anak ibu juga bgt?apa kl pgn sesuatu harus dituruti.....saya pgn test iq tp anak saya kan blm bisa diajak ngobrol...anak saya masih 2,5 tahun....maaf bu saya jd serg comment...saya bingung harus koksultasi kmn?krn waktu dipsikolog anak jawabanya tidak memuaskan
-
mba violetta, dari beberapa referensi dan sharing pengalaman orang tua anak gifted yg terlambat bicara yg pernah saya baca, kemampuan bicara mereka akan mulai membaik di umur 3 sd 4 tahun, dan ketika umur 5 sd 6 tahun sdh bisa dikatakan setara dg kemampun bicara anak2 lain yg sewaktu kecilnya tdk mengalami keterlambatan bicara. Dan ternyata pada anak saya juga demikian. anak saya, baru bisa membuat kalimat sederhana dari 2 kata (misal : mau makan) di usia 3.5 tahun. sekarang di usia 4 thn 3 bln, alhamdulillah sudah bisa merangkai kalimat dari 4 sd 5 kata. ya walaupun masih tertinggal dari umumnya kemampuan bicara anak seumurnya, peningkatan kemampuan bicaranya setelah dia berusia 4 tahun terlihat banyak meningkat. dan saya yakin itu bukan hanya karena terapi wicaranya semata, tapi juga karena dominasi otak kanannya sdh mulai berkurang, otak kirinya mulai mengambil peran.
dulu waktu anak saya usia 2.5 tahun, saya ajari ngomong ini itu, juga belum byk peningkatannya, krn fokusnya waktu itu belum ke arah belajar bicara, dia masih asik mengoprek atau menggeratak ini itu. masih aktif sekali. sekarang jug masih aktif, tp sdh lebih terkendali ketimbang dulu hehehe. tapi yang saya ingat, umur 2.5 tahun dia sdh mulaibisa diajari nama2 benda dg flash card atau vocabulary card. cuma kadang dia salah menyebut, bukn nama bendanya tapi fungsi bendanya yg disebut. misal piring atau sendok disebut makan. tapi memang itu salah satu ciri balita gifted, terjadi loncatan cara berpikirnya. pada umumnya anak akan menghafal nama2 benda, tp pada anak2 gifted justru meloncat ke fungsi benda/ alat tersebut.
tentang mood naik turun selama terapi perilaku, wah..iya banget. sekarang sih saya sdh mulai hafal penyebabnya. kalau pada anak saya biasanya penyebabnya jika ada materi baru (karena anak saya gengsinya gede, dia tidak mau kalau kekurangannya ketahuan oleh orang lain. kekurangan disini yaitu ketahuan tidak mengerti ini itu. yah, namanya juga anak perfeksionis). sebab lainnya karena dia tidak suka materi yg diulang2, ketika dia merasa sudah bisa materi tersebut, kemauannya tdk dituruti guru terapisnya dsb.
kalau tentang kemauan harus dituruti..wah iya banget juga. apalagi waktu umurnya 3 tahunan. kata orang umur 3 tahun kan usia puber2nya balita. sekarang juaga masih begitu, kalau punya kemauan maunya right here, right now..tapi sdh jauh berkurang di banding ketika usianya masih di bawah 4 tahun. harus sabar mba.
kalau ngobrol ttg kemauan anak yg keras, beberapa kali saya malah sempat kena marah orang di tempat umum hehehe. dianggap ibu yg ga bisa didik anaklah, ibu2 teledorlah. ya suka duka punya anak berkebutuhan khusus. diiklaskan saja :-).
-
tentang test IQ, kemarin waktu evaluasi dg dr. purboyo solek, menurut dokter anak saya baru akan di test IQ ketika usianya sdh 6 tahun. alasannya seperti yg sudah saya kemukakan sebelumnya, di umur 6 tahun dokter memprediksi kemampuan bicara ilyasa sdh catch up selayaknya kemampuan bicara dan berbahasa anak usia 6 tahun pada umumnya, jd pada usia itu hasil test IQ benar2 bisa dipertanggungjawabkan, benar2 mencerminkan IQnya karena kalau test IQ dg scala weschler kan ada juga penilaian dari kemampuan verbalnya. dan test IQ-ya juga bertahap, akan dipantau bbrp kali sampai batas usia yg ditetapkan dokter.
kalau ditest di usia dimana kemampuan bicaranya belum catch up, hasil test IQnya tidak bisa dipertanggungjawabkan krn kemampuan berbahasa ekspresif dan reseptif si anak yg terlambat bicara tersebut masih belum optimal. kalau di tempat ilyasa terapi wicara (di rs santosa bandung), tiap 4 bulan ada evaluasi. nanti disitu dijelaskan sekarang kemampuan bicara dan berbahasa ekspresif dan reseptif ilyasa terletak di usia berapa. misal skrg usia ilyasa adalah 4 tahun, tp kemampuan bicara dan berbahasa ekspresifnya masih berada di kemampuan anak usia 3 tahun. jd masih tertinggal dan itu yg harus dikejar.
soal hasil test IQ, mmg sering banget dipertanyakan pihak psikolog sekolah2 inklusi. seperti pengalaman waktu mencari playgroup di sekolah inklusi untuk ilyasa setengah tahun yg lalu. waktu saya jelaskan kalau ilyasa berkebutuhan khusus, mereka tanya berkebutuhan khususnya apa?. waktu saya jelaskan kalau diagnosa dokter adalah suspect gifted, mereka lalu minta surat keterangan dari dokter ttg diagnosanya. setelah saya bawakan surat keterangan yg berisi diagnosa dari dokter, mereka tanya lagi, sudah test IQ. ya sudah saya jelaskan saja seperti yg dijelaskan dokter, dan alhamdulillah mereka bisa menerima. dokter mendiagnosa ilyasa bukan dari hasil test IQ karena ilyasa kan termasuk yg terlambat bicara, tapi dari karakteristik perilakunya dan cognitive style-nya.
-
wah terima kasih banyak bu atas informasinya.....senang bisa membaca pengalaman ibu....jd saya bisa antisipasi kl mau masuk tk nanti sebaiknya seperti ap....saya akan usahakan mendapatkan diagnosa yg jelas biar nanti kl masuk tk guru2nya bisa mengerti....saya juga lega melihat cerita ibu kl perilaku juga semakin membaik setelah usia 4 tahun....oh ya bu kl masalah makannany gimn???saya smp sekrg blm berani memberi gula dan terigu pada anak saya terutama yg ad pengawetnya...ap nanti sampe besar jg bgt ya????
anak saya itu cepat sekali kl meniru yg saya lakukan dia skrg bisa nyalain motor,vcd,make dispenser sendii, terutama komputer dia suka sekali mengamati hal2 keperalatan rumah tangga hehhe....oh ya bu pak purbo itu psikolog yg di tv itu ya?kl periksa kira2 mahal gak ya bu??saya br tau kl tahun kemrin banyak sekali ad seminar tentg anak gifted sayng sekalai semuanya diadakn di jawa....
-
ya ampun, baru baca thread ini. TFS indriani budi utami Nambah ilmu lagi deh. Baru tau soalnya :)
website :
http://thebabybirds.net
twitter/IG : @almaviva
-
hai mom indriani..
salam kenal ^^
mau tanya dikit soal tempat terapi di bandung. alamatnya dimana ya? and dokternya bisa diajak diskusi kah?
rencana saya mau ajak si bungsu ke sana. karena usia 1 tahun 8 bulan kosakatanya masih sedikit seklai and khawatir kl si bungsu speech delay.
thank you
FTM or WM itu sama... Seorang Ibu juga...
-
Indriani : thanks sharingnya, semoga Ilyasa mendapatkan yang terbaik dari orang tua & lingkungannya, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya semakin baik.. jadi saat ini Ilyasa masih menjalankan terapi wicara & okupasi, kira2 targetnya sampai umur brp terapinya? apa gifted disinkroni ini bisa diterapi menggunakan metode hipnotherapy?
Shinta [
www.shintadaniel.wordpress.com]
- ordinary mom with ultraordinary love -
-
Shinta _daniel..sama2. terima kasih untuk doanya. dokter menjadwalkan terapi bicara dan perilaku ilyasa sampai umur 6 tahun, umur di mana ilyasa ready untuk tes IQ untuk mendapatkan bukti tertulis bahwa diagnosa dokter mmg benar.
ttg metode hypnoterapi, selama ini dokter tidak pernah menganjurkan metode tersebut ke ilyasa.
wita hudiana..ilyasa skrg terapi di CHILDREN DEVELOPMENT CENTRE santosa hospital bandung, pilihan saya memilih tempat terapi yang terintegrasi dg rumah sakit dg alasan kalau di rs prosedur terapinya lebih jelas, tertata, dan progress/perkembangan anak kita bisa lebih terpantau karena setiap berapa bulan sekali dievaluasi oleh dokter/psikolognya, selain karena saya mmg mencari dokter bandung yg mendalami ttg gifted child. di CDC santosa mmg dokter dan terapis2nya sudah terbiasa menangani anak2 gifted. ada 2 dokter disana, dokter purboyo solek dan dokter kristiani dewi (dokter tian, mudah2an ga salah nulis). yang saya tahu, dokter tian juga beberapa kali menulis artikel ttg anak2 gifted, asperger, autism, dan learning disabilities di internet. bisa di search kok.
ttg dokter, sebenernya itu cocok2an ya mbak. tapi so far sih saya cocok dg dokter purboyo. dulu referensi ttg dokter purboyo saya dapat dari forum orang tua para gifted child indonesia di fb dan rekan sekantor suami saya. dari cerita rekan suami tersebut bahwa dokter purboyo memeriksanya teliti dan orangnya apa adanya, anak disuruh bermain dan diamati perilakunya, serta wawancara dg orang tuanya, pokoknya agak berbeda dari kebanyakan dokter konsultan tumbuh kembang lainnya, dan waktu saya coba mmg bener sih.
jika dilihat sekilas dari kunjungan pertama sdh kelihatan kalau teamnya lebih siap. ini dokter ke tiga yg pernah saya kunjungi, dan hanya di situ kami ditunggu tidak hanya oleh dokter, tp juga terapis wicara dan terapis perilaku. ada juga sih beberapa orang lagi, saya duga mereka dokter yg sdg ko-as.
ttg bisa diajak diskusi, menurut saya sih bisa ya. pengalaman saya dulu, diagnosanya ilyasa dari dokter kan suspect IQ very superior. sebagai orang yg awam bahasa dokter/psikologi, saya tanya ke dokter apa itu maksudnya suspect gifted, dan dokter mengiyakan. malahan dokter lalu bertanya dari mana saya tahu istilah gifted, saya jelaskan saya tahunya dari internet, blognya bu julia, dan beberapa buku. dokter purbo jg cerita kalau pernah bertemu langsung dg bu julia di slah satu workshop ttg gifted child di indonesia. tiap 4 bulan sekali ilyasa dievaluasi perkembangannya oleh dokter purboyo, disitu saya juga bebas mau tanya apa saja.
-
violetta...ttg masalah perilaku, insyaaalah perilaku anak2 gifted akan terus membaik seiring bertambahnya umurnya. dari salah satu milist yang saya ikuti, para orang tua anak2 gifted menceritakan bahwa setelah remaja, hampir tidak ada lagi perilaku aneh2 pada anak2 mereka. ya intinya sama seperti remaja kebanyakan lainnya..asalkan sedari kecil mendapatkan kasih sayang dan bimbingan yg baik dari orang tua dan lingkungan sekitar. atau jika ada waktu dan biaya, tentunya terapi perilaku di masa balita akan lebih menolong lagi. dijelaskan juga tingkah laku yg semakin membaik ini juga karena masalah perilaku pada balita gifted bukanlah disorder yg menetap seumur hidup (seperti pada autism), tapi disebabkan karena disinkronitas perkembangan di aspek bahasa (pada anak2 gifted yg terlambat bicara) dan sosial emosi. disinkronitas adalah ciri khas anak2 gifted, jd di bberapa aspek perkembangan mereka melebihi anak2 lain, tapi di beberapa aspek perkembangan mereka malah tertinggal. aspek2 yg tertinggal perkembangannya ini akan mengejar seiring dg bertambahnya usia, dan ketika masa remaja/puber bisa dikatakan sdh tidak ada lagi disinkronitas.
oya, anak mbak perempuan?. dari beberapa referensi dan ngobrol2 dg terapis perilaku ilyasa, saya dapati info kalau terdapat perbedaan karakter antara individu gifted laki2 dan perempuan. pada individu gifted perempuan, ketika masa pra remaja dan remaja, mereka mempunyai kecenderungan untuk menyembunyikan giftednessnya agar bisa diterima di lingkungannya pergaulan/teman2nya. anak2 gifted mmg mempunyai minat dan pola pikir yg berbeda dari kebanyakan orang.
ttg sekolah..saya juga sependapat, yg paling penting adalah pihak sekolah, terutama gurunya bisa mengerti kondisi anak kita. tidak mutlak harus di sekolah inklusi, sekolah umumpun bisa jadi pilihan, yg penting gurunya mau menerima kondisi anak kita yg berbeda.
oya, sebagai orang tua dari ABK, harus siap mental bila anak kita ditolak oleh pihak sekolah walaupun sebenarnya kita sbg orang tua sangat mengharapkan anak kita bisa diterima disitu.
kalau boleh curhat, dulu saya juga pernah hampir nangis krn susah sekali mencari sekolah inklusi untuk ilyasa. saya memilih sekolah inklusi krn dl pernah mencoba sekolah umum dan gurunya menyerah, kewalahan dg ilyasa yg super aktif.
sebenarnya di bandung byk sekolah inklusi. dari sekian sekolah inklusi, dokter purboyo menyarankan Gagas ceria. salah satu alasannya krn mereka telah terbiasa menangani anak2 gifted dan mereka mempunyai kurikulum sendiri untuk anak2 gifted. terbukti sih, waktu saya sampaikan ttg istilah gifted, mereka langsung nyambung. dan dari ipar saya yg pernah mengajar disana, saya mendapat info kalau di SD gagas ceria, untuk anak2 gifted akan mendapat materi tambahan jika dibandingkan dg teman2nya krn anak2 gifted adalah anak2 yg mudah bosan jika merasa sdh tidak ada tantangan. tapi kendalanya adalah kursi untuk ABK di tiap kelas di sekolah inklusi sangat terbatas. rata2 hanya 1-3 kursi untuk ABK di setiap kelasnya, dan itu diperebutkan untuk semua anak ABK, mulai dari gifted, autism, asperger syndrom, tuna rungu, dsb. kebayang kan susahnya, mau masuk sj harus dulu2an. belum lagi biaya di sekolah inklusi yg tidak murah.
mudah2an pemerintah indonesia bisa lebih memperhatikan lagi anak2 gifted ini, dg potensinya yg besar, sayang kalau anak2 ini sampai tidak bisa sekolah krn tidak tertampung di sekolah inklusi ataupun sekolah umum lainnya.
soal makanan, tidak ada diet khusus mba. dokter tdk pernah melarang makan ini itu selama si anak tidak ada alergi. dan setahu saya, diet gluten dan glukosa pada penderita autism dan adhd sampai skrg juga masih menjadi perdebatan kan. di tempat ilyasa terapipun, setahu saya, untuk penderita autism tidak ada diet2an. untuk anak autism yg sangat aktif dan anak adhd, mereka diberi obat dan diterapi perilaku. ilyasa meskipun aktif tapi tidak mendapatkan obat ini itu yg harus diminum, cukup dg terapi saja.
anak2 gifted yg terlambat bicara (tidak semua anak gifted akan terlambat bicara) mmg visual learner. kebanyakan minatnya pada gadjet, terutama komputer. mereka jg mempunyai memori fotografis, jd jgn heran jika nanti tiba2 mereka tiba2 bisa "membaca" sendiri dan sangat tertarik belajar membaca pada usia dini.
nyanya. iya, sama2. salah satu yg mendorong menulis disini adalah masih minimnya info ttg anak2 gifted. di luar juga banyak buku2 dan tulisan yg salah ttg individu gifted. bahkan para individu gifted yg sangat jenius seperti albert einstein pun sering ditulis sebagai individu dg autism, padahal autism itu disorder yg menetap seumur hidup. dan maaf, mungkin ini jarang terpublikasi, dari bbrp referensi yg saya pernah baca dan saya cross cek dg terapisnya ilyasa, IQ individu dg autism 80%nya adalah dibawah 80 skala weschler, bahkan ada yg menulis di bawah skala 70. dibawah rata2 IQ manusia pada umumnya yaitu 100. sangat jarang individu autism yg IQnya diatas 100, bahkan pada penderita syndrom asperger yg IQnya diatas rata2pun tetap memiliki bbrp karakter dan keterbatasan jika dibandingkan dg manusia normal yg tanpa disorder. atau jika tidak dikatakan sebagai individu dgn autism, dikatakan sbg individu dg gangguan ADHD seperti haknya pada thomas alva edison.
bbrp waktu yg lalu, di salah satu tk inklusi di bandung saya pernah mendapati buku ttg ADHD. sayang saya lupa judul dan pengarangnya. aduh, itu isinya ngawur bener. masak terlambat bicara dan learning disabilities (disleksia, diskalkulia) masuk dalam ciri2 individu ADHD.
memang harus hati2 kalau mencari referensi bacaan ttg autism, ADHD, gifted, dan asperger.
sering juga ada yg bilang anak autism kalau diterapi terus menerus akan sembuh dan nanti berprestasi bagus di sekolah. memang sih setelah sekolah anak tersebut berprestasi, lancar bicara, punya banyak kawan dsb. padahal, ternyata diagnosanya yg salah. bukan autism dibilang autism.
-
Indriani saya pernah baca mengenai
terapi yoga untuk anak berkebutuhan khusus dan speech delay.. mungkin info ini bisa berguna untuk pilihan terapinya Ilyasa terutama untuk meningkatkan konsentrasi dan perkembangan emosinya.. saya sendiri juga baru cari info lebih detail mengenai terapi yoga ini untuk membantu speech therapynya anakku.. kalau di Jakarta sudah ada wadahnya, mungkin di Bandung ada juga yaa.. semoga membantu, maaf kalau kurang berkenan..
Shinta [
www.shintadaniel.wordpress.com]
- ordinary mom with ultraordinary love -
-
hai Indriani..salam kenal yaa..aku juga pembaca bukunya bu Julia aku lagi browsing2 nyari dr yang familiar sama anak gifted di jakarta malah nemu thread ini..hehee
mau sharing pengalaman juga deh, Anakku kenzie (skr 4.5th) persis deh kaya ilyasa..Sekarang kenzie udah sekolah di salah satu sekolah inklusi di jakarta. Perkembangannya udah jauh lebih banyak kemajuannya bahkan udah bisa tau nama 2 benda dalam 2 bahasa. Rencananya pengen konsul lagi ke dokter tapi takut nemu dr yg salah yang asal ksh diagnosa. Kalo untuk di jakarta tau ngga yaa dokter yang emang udah familiar sama istilah gifted ini?? thanks infonya..
-
Dear Mom indriani budi utami, salut sekali untuk sharingnya yang benar-benar mendetil.. Terus terang sebagai orang yang selama ini berkecimpung di dunia psikologi, saya jadi 'terketuk' saat membaca thread ini. Saya jadi sedikit malu karena kalah jauh dengan para mama di TUM yang sudah sangat aktif berbagi banyak pengetahuan dan pengalaman di forum ini.
Kalau boleh menambahkan info tentang pendampingan Anak Gifted dari sudut pandang Psikolog, hal pertama yang memang harus dilakukan adalah diagnosa tingkat kecerdasan (IQ). Hal ini memang bisa dilakukan lewat observasi perilaku, tapi akan sulit membedakan anak yang benar-benar Gifted (IQ >130) dengan anak yg Very Superior (IQ 120-130). Untuk itu pemeriksaan dengan tes IQ perlu dilakukan. Untuk anak usia Pra Sekolah, Weschler menyediakan Tes IQ yang dinamakan WPPSI sehingga sebelum anak berusia 6-7 tahun tingkat kecerdasannya bisa diukur. Selain Tes Weschler, masih ada tes IQ lain yang bisa digunakan untuk anak usia pra sekolah misalnya: Tes Stanford-Binet. Jika anak terindikasi gangguan bicara, masih ada tes kecerdasan lain yang bisa digunakan tanpa menghendaki kemampuan bicara ekspresif anak (misalnya: Tes PM Colour).
Secara pribadi, saya berpendapat bahwa deteksi dini tentang giftedness ini memang penting. Sama pentingnya dengan deteksi dini tumbuh kembang anak secara umum. Untuk para mama yang memiliki keterbatasan untuk melakukan konsultasi langsung dengan para profesional, mungkin bisa mulai dengan mencari informasi sebanyak mungkin tentang 'growth and development charts' yang banyak beredar saat ini. Dan sekali lagi, saya salut dengan TUM dan para mama yang memiliki semangat besar untuk saling berbagi..
-
Salam kenal untuk para mommie2 di forum ini.
Perkenalkan nama sy Leni. Sy tinggal di salah satu kota kecil di Jawa Barat (dekat Bandung). Sy memiliki 2 anak, yang pertama perempuan (3.5 thn) dan laki-laki (6 bulan). Sy ingin share mengenai anak 1st sy, yaitu Caca.
Semenjak Caca didalam kandungan hingga lahir, Caca selalu diperdengarkan dengan musik klasik, karena suami sy percaya bahwa musik klasik dapat meningkatkan kemampuan otak si anak. Umur 6 bulan, Caca sudah mahir berceloteh "papa", "mama". Sayangnya sy sebagai wanita karir harus kembali bekerja, alhasil Caca lebih sering diurus oleh baby sitter & dititipkan di neneknya. Baby sitter nya sudah tua & mempunyai sifat tidak mau bergaul dgn orang lain, alhasil si baby sitter kerjaannya nonton tv melulu sepanjang hari & anak sy mau ga mau ikut menonton juga.
Umur 8 bulan, sy & suami sy berinisiatif utk memasukan Caca ke sekolah, dengan pertimbangan agar ada kegiatan tidak hanya dirumah. Persyaratannya utk sekolah wkt itu : berumur minimal 1.5 tahun & sudah bisa berjalan. Caca waktu 8 bulan masih blm dapat berjalan, maka sering sy & suami sy melatih Caca agar cepat bisa jalan. Pada saat belajar jalan itu juga, Caca senang mengeksplore berbagai benda didekatnya. Televisi, radio kaset, ipad, handphone, dll merupakan benda2 favoritnya untuk dieksplore (kebetulan suami sy banyak mendownload apliasi pendidikan bayi di ipad). Anehnya, Caca selalu dapat mengoperasikan peralatan elektronik tanpa diajari siapapun. Dia mampu menyalakan mematikan TV, mengganti channel, volume, hingga mengoperasikan ipad utk meng-lock orientation layarnya, padahal sy saja tidak tahu fitur itu. Caca juga sangat menyukai flash card (kartu bergambar & ada kata nya), lalu poster aljabar, huruf, dan kata benda, binatang, sayur lainnya yg ditempel di dinding ruang tamu. Salah satu sifat unik lainnya, Caca sangat rapih & bersih. Jika bajunya kena air sedikit, dia akan minta diganti. Atau jika tangannya terkena coretan spidol / pulpen, dia akan minta cuci tangan. Sepatu selesai digunakan, akan dia simpan di tempatnya dengan rapih. Pengaturan penyimpanannya pun harus teratur sesuai dengan yg dia mau.
Umur 1 tahun, kami memutuskan untuk mengganti baby sitter dengan pertimbangan ingin mencari baby sitter yg lebih muda, karena Caca mulai aktif bergerak. Permasalahan mulai terlihat saat Caca berumur 1.5 tahun. Dia sudah bisa berjalan, tapi kemampuan bicaranya malah berkurang. Tidak ada celotehan "papa" & "mama" lagi dari Caca.
Di sekolahnya Caca termasuk anak yg tidak mau berbicara. Saat anak seusianya bermain bersama dgn anak lain / mendengarkan guru mengajar di depan kelas, Caca lebih memilih bermain puzzel, susun balok, lego di belakang kelas. Umur 2 tahun, kepala sekolahnya memanggil kami (sy & suami). Mereka merasa bahwa Caca memiliki masalah. Permasalahan yg mereka kemukakan: kontak mata minim saat diajak berbicara, tidak berteriak saat jari telunjuknya dipencet sekeras2nya, dan tidak menoleh saat dibunyikan lonceng kecil. Kepala sekolahnya bercerita bahwa dia dulu pernah bekerja di lembaga anak autis di jakarta. Kepala sekolahnya mengklaim bahwa Caca memiliki gangguan pendengaran atau autis. Tentu saja kami merasa terkejut. Sesampai di rumah, kami memutuskan utk membawa Caca ke dokter THT & dokter tumbuh kembang. Dokter THT menyatakan bahwa Caca pendengarannya baik & tidak ada masalah. Sayangnya di kota kami, dokter tumbuh kembang belum ada. Kami harus membawanya ke kota besar terdekat, yaitu Bandung (perjalanan 3jam). Setelah kami mencari informasi dokter tumbuh kembang yg populer di Bandung, maka kami memutuskan ke RS Sentosa Bandung untuk menemui dokter Purboyo.
Saat pertama kali memasuki tempat praktek dr. Purboyo, Caca disodori kertas putih & pulpen oleh suster (asisten dokter). Anak yg menulis angka 4, bukan mencorat-coret, tapi menulis. Kami cukup terkejut, karena kami tidak pernah mengajarinya menulis angka. Lalu dr mulai mengeluarkan mainan menyusun lingkaran berwarna, dan Caca memainkannya. Saat Bermain, lalu dokter mulai membunyikan lonceng. Anehnya, Caca memberikan reaksi. Dia menoleh pada lonceng dan berusaha mengambilnya. Lalu Caca melihat kunci mobil dokter yg tergeletak di meja & dia mengambilnya lalu berusaha memasukannya ke lubang kunci pintu.
Dr Purboyo memberikan kesimpulan pada Caca bahwa Caca termasuk anak Gifted Disinkroni. Kekurangannya ya itu, terlambat bicara. Dr Purboyo mengusulkan agar Caca diterapi bicara 3x seminggu selama 6 bulan lalu dianalisa perkembangannya. Sy keberatan karena Caca harus bersekolah & perjalanan dari kota sy ke Bandung cukup memakan waktu (6 jam bolak balik). Sy katakan bahwa Caca sudah bersekolah, jika ikut terapi artinya Caca harus bolos sekolah. Dr Purboyo mengatakan bahwa anak sprt Caca percuma disekolahkan. Hal itu karena para guru & standar sekolah masih belm mengakui anak gifted disinkroni.
Sekembalinya ke kota asal, sy & suami sy memutuskan untuk menunda terapi bicara Caca dengan pertimbangan sekolah, jarak tempuh perjalanan (6jam bolak balik), dan sy hamil anak ke 2. Kami memutuskan juga untuk memindahkan Caca ke sekolah yg lebih rendah standar pelajarannya, dengan harapan Caca dapat mengikuti pelajaran di sekolah yg standarnya lebih rendah.
Umur 3 tahun, Caca mendapatkan adik. Dalam perkembangannya dari 2 hingga 3 tahun, Caca dapat dengan mudah menghafal flash card. Sudah tidak terhitung berapa banyak flash card yg kami belikan untuknya. Beberapa jenis flash card yg dia miliki, ada yg depan hanya gambar, lalu kata2nya dibelakang dengan bhs inggris & indonesia. Dengan gambar terbalik, Caca bisa menyebut dengan benar. Saat itu kami tidak menyadari Caca bisa membaca, kami mengira bahwa Caca menghapal kata itu. Caca pun memiliki sifat cepat bosan. Saat dia sudah dapat menyebut flash card dengan benar, dia beralih pada puzzel. Saat pertama diberikan puzzel, dia masih merasa kesulitan. Sy mengajari triknya untuk mencari potongan sisinya dulu. Hanya butuh beberapa waktu, Caca sudah mahir bermain puzzel. Koleksi puzzelnya banyak. Semakin lama, permainan puzzelnya semakin aneh. Menyusun berurutan dari sisi kiri atas, lalu berurutan ke kanan (tidak mengacak). Hingga puncaknya, dia menyusun potongan puzzel terbalik (gambar menghadap ke belakang / kebawah). Pertama sy kira dia hanya asal menyusun potongan (gambarnya jadi ngaco), akan tetapi saat sy intip bagian belakangnya, potongan puzzel itu dia susun hingga mencapai gambar utuh. Hal itu dia lakukan tanpa ada yg mengajari. Setiap sy mengajak ke Gramedia, Caca pasti meminta dibelikan buku atau puzzel dan dia akan memilih sendiri. Jika sy menolak untuk membelikannya, dia akan membawanya sndiri & menyerahkannya ke kasir. Tentu saja jika sudah diserahkan ke kasir, sy malu jika tidak membayarnya :))
Saat ini, Caca baru saja memulai sekolahnya lagi setelah libur panjang natal & tahun baru. Dan tetap saja meskipun Caca telah pindah sekolah, saat pembagian raport tengah semester kemarin, wali kelasnya mengatakan bahwa Caca masih belum mampu ini itu, dll. Padahal di rumah dia mampu. Contoh: Caca belum mampu naik tangga sendiri. Di rumah, kamar Caca terletak di lantai 2, dan sejak 1.5 tahun sudah sy biasakan untuk naik tangga sendiri. Tapi di sekolah, Caca menolak naik turun tangga sendiri. Lalu Caca tidak mau menjawab jika diberikan pertanyaan jika guru menanyakan langsung ke Caca, tapi Caca akan menjawab dengan keras & paling cepat jika si guru menanyakannya ke seluruh kelas.
Dengan berbagai pertimbangan, Sy kembali membawa Caca ke psikolog anak di kota sy. Hasil analisanya tidak berbeda jauh dgn dr Purboyo. Caca cerdas, tidak autis, tidak ADHD. Yang berbeda hanya psikolog merasa bahwa Caca tidak butuh terapi bicara. Dia hanya butuh stimulus dari lingkungannya & jangan over protektif padanya. Seiring waktu dia pasti akan dapat berbicara lancar.
Saat ini sy & suami sy sedang berusaha untuk menstimuli Caca dengan cara mengajaknya berbicara (meskipun dia msh sering blm merespon) dan berusaha untuk tidak over protective terhadapnya.
Ada sedikit pertanyaan yg ingin sy tanyakan pada ibu Indriani, apakah anak gifted disinkroni yg telat berbicara dapat berbicara (ngobrol) seperti anak normal lainnya tanpa melalui terapi? Karena sy sudah 2x menemui psikolog2, dan mereka mengatakan tidak perlu diterapi? Dan jika ibu Indriani berkenan, bisakah kita berbagi cerita atau pertanyaan mengenai anak gifted disinkroni melalui bbm / whatsapp, sehingga sy bisa mendapatkan mentor yg dapat mengerti keadaan anak sy? (jika berkenan, harap kirimkan pin ibu by email ke
[email protected] atau PM). Thanks
-
@ maya_damayanti..kalau ahli gifted di jakarta aku tidak familiar. coba tanya ke milist gifted disinkroni. atau pm bu julia, ada kok fb-nya
@ibuf3...sama2 untuk sharingnya bu. tapi sependek pengetahuan saya, iq superior itu batasannya sd 129 bu, kalau >129 itu sdh masuk very superior. tidak semua yang iqnya >130 masuk kategori gifted, krn ada ciri2 khusus untuk seseorang individu dimasukkan ke kriteria gifted.
@mama_chalart. mmg untuk anak gifted, masih susah cari sekolahnya di indonesia. sekalipun itu sekolah inklusi, belum tentu mereka mau mengenal gifted dan mau membuka diri untuk memahami individu gifted. sekalipun waktu masuk kita membawa surat dari dokter/psikolog yg berisi diagnosa thd anak kita. kadang mereka di awal bilang sekolah tdk memberi diagnosa baru, hanya membantu menstimulasi anak untuk mengejar ketertinggalannya dg bekerjasa dg orru dan terapis/dokter/psikolog yg menangani anak, tapi ternyata prakteknya berbeda. saya bisa bilang begitu karena mengalami sendiri. waktu usia 3-4 tahun ilyasa saya masukkan ke sebuah PG inklusi di bandung. awalnya saya senang krn guru kelas dan kepala sekolahnya mau berkunjung ke cdc santosa tempat anak saya terapi perilaku dan bicara.tapi, psikolog sekolah, yg notabene tdk pernah interview langsung dg saya selaku orang tua anak, tdk pernah discuss dg terapis atau dokter purboyo..ngasih diagnosa ke ilyasa MSDD. padahal dari seminar tumbang thn 2013 yg pernah saya ikuti, istilah MSDD sdh tdk digunakan lgkrn terlalu luas. mungkin dikiranya saya tdk tahu apa itu MSDD. pantesan saja ilyasa selalu dibanding2kan dg temannya yg menderita autism. ya iyalah pasti beda banget. tapi saya ga banyak komen sih, percuma juga kalau saya mau mendebat. akhirnya tk a kmrn ilyasa saya pindahkan sekolahnya. saya bilang penting untuk psikolog sekolah berdialog dg ortu krn ada anak gifted yg menarik diri, tdk mau memperlihatkan kemampuan lebihnya di sekolah, jd yg mereka lihat lebih banyak ke kekurangan si anak.
mungkin kalau ibu psikolog sekolah itu mau berdialog dg saya, diagnosa MSDD ataupun PDDNOS tdk akan diberikan pd ilyasa. sama seperti kebanyakan anak gifted disinkroni, awal ilyasa bisa membaca bukan krn saya yg ngajari, dia belajar otodidak. usia 4 thn bisa membaca angka sd 10.000. masa anak kaya gini dibilang masuk dlm spektrum autis. sedihnya. pantesan byk yg bilang kecilnya autis gedenya kayak einstein
untuk yg bilang anak gifted tdk perlu terapi, itu hak masing2 orang ya. krn ada masalah biaya dan waktu disitu. tapi imho terapi bicara dan perilaku byk membantu, agar anak lebih cepat mengejar ketertinggalannya.pengalaman saya pada ilyasa, mmg perkembangan bahasanya di umur 4-5 tahun byk meningkat pesat, dan itu juga bukan cuma krn terapi bicara, tp krn pengaruh kematangan otaknya juga, (kurang tahu istilah tepatnya), dan banyaknya stimulasi dr luar (sekolah, diajak komunikasi orang sekitar). tp tetap sj kalau dibanding anak seumurnya masih tertinggal, terutama untuk komunikasi 2 arah. kalau pertanyaan untuk dia dibalik susunan spok-nya atau dirubah dg kosakata baru yg asing, yasa masih suka bingung harus menjawab apa.
kalau baca2 di milist ttg anak gifted, masalah bahasa ini pengaruhnya lama, bahkan bisa sd masa smu. anak kurang penguasaan kosakata dan berpikirnya simultan, terlalu detil, jd nilai bahasanya jelek. bahkan kadang dicurigai dislexia, krn mmg ada kecenderungan anak yg terlambat bicara jg mengalami dislexia. untuk ilyasa sendiri, bbrp bulan lalu dokter sdh mengurangi porsi terapi bicaranya krn dianggap sdh lumayan, tp blm mengurangi porsi untuk terapi perilaku krn ilyasa masih perlu perbaikan disana sini agar dia lbh gampang 'diatur' seperti umumnya anak lain seusianya.
-
Perkembangan terbaru:
-. Caca sudah bisa membaca (otodidak) kata yg 3 suku kata/lebih (cont: ke-pa-la, dll). Baik kata2 bhs indonesia & bhs inggris. Tapi masih belum mau diajak ngobrol (kadang ngasih respon, kadang cuek).
-. Wali kelas Caca secara tidak langsung menginginkan Caca tinggal kelas dulu pas nanti kenaikan kelas, dengan tujuan untuk mematangkan pendidikannya. Sy & suami sy menolaknya karena menganggap bahwa anak seperti Caca (gifted disinkroni) cenderung telat berbicara, tetapi memiliki kemampuan belajar yg tidak kalah dengan anak seusianya dan kami takut Caca dimasa depan akan terbebani istilah "pernah tidak naik kelas". Kami juga telah menunjukan kemampuan membaca Caca & wali kelas "seperti" memberi respon positif & berjanji akan memberitahukan ke kepala sekolah.
-. Mulai besok, Caca akan mengikuti terapi bicara 3x seminggu. Menurut psikolog yg mengobservasinya, Caca hanya membutuhkan terapi bicara saja.
-
Terima kasih sharingnya.. Lengkap dan jelas sekali..
Semua anak memang punya keistimewaannya masing-masing dan akan mekar pada waktunya..
-
Wah menarik sekali topik mengenai autisme & ADHD ini. Terus terang, waktu anakku (perempuan, 2 th 2 bln) mengalami speech delay, saya sempat menduganya menderita autisme. Tetapi kalau melihat bahwa kontak matanya cukup baik dgn kita waktu dia mengajak berbicara dgn bhs planet, saya kemudian menduganya menderita ADHD.
Tetapi setelah membaca uraian di atas, saya menjadi ragu apa yang diderita anak saya ini. Demikain adalah penjelasannya:
- Anakku mengalami keterlambatan bicara dan hanya tahu kurang dari 5 kata di usianya yg sudah menginjak 2 tahun. Setiap dia menginginkan sesuatu, dia selalu menarik2 tangan kita.
- Setiap kali diajarkan kata baru, dia tidak fokus. Walaupun fokus, dia hanya mengulangi dengan bahasa planetnya sendiri, jadi kosa katanya tidak bertambah:-(
- Dia senang sekali berlari mengelilingi suatu objek.
- Dia senang mengayun2kan tubuhnya sambil membetur2kan belakang kepalanya ke sisi ranjang yg terbuat dari bahan lunak.
- Terkadang kalau marah dia juga suka membeturkan kepalanya ke lantai (tantrum).
- Tidurnya di waktu malam kurang nyenyak, sehingga kadang saya mendengar dia sedang mengayun2kan tubuhnya dgn cukup keras ke sisi boxnya (terpal) sampai dia tertidur kembali
- dia kerap mengajak kami mengobrol dengan bahasa planetnya & dia akan marah kalau mainannya diambil
Terus terang dengan hal2 di atas saya bingung dengan keadaannya. Ada yg bisa share spesialis anak di Bandung untuk mendiagnosa masalah di atas?
terima kasih
-
Sedikit update:
Kemarin malam kami sudah membawa buah hati kami ke dr. Purboyo, & menurut beliau anak kami kemungkinan besar IQnya rendah:-(. Hal ini walau belum dipastikan 100% tapi diperkuat dgn gejala2 yg sering ia lakukan.
Jadi sementara ini anak kami akan diterapi wicara selama 3 bulan (3x seminggu) & akan dianalisa lagi perkembangannya.
Sebelumnya anak kami pernah diterapi wicara di RS Borromeus tetapi hasilnya kurang efektif, jd kami hentikan. Walaupun kami tidak begitu optimis pula dengan kali ini, tp kami tidak ada pilihan lain selain mencoba lagi.
-
vina123
Saya juga punya adik dengan IQ kurang dari normal. Dia juga mengalami speech delay. hingga usianya 20 tahun'an, kemampuan bicaranya kurang dari 20 kata. Itu juga karena kita tinggal di desa yang tidak ada fasilitas terapi wicara. Tetapi kemampuan komunikasinya baik, terutama dengan orang-orang yang terbiasa dengan bahasanya. Kemampuan sosialisasinya juga normal. Saya yakin Tuhan itu maha adil. Dengan segala kekurangannya, Tuhan pun juga melengkapinya dengan banyak sekali kelebihan. Dia orang yang sangat ringat tangan dan helpful. Memiliki tenaga yang kuat, dia banyak membantu orang-orang sekitarnya. Dia anak yang penyayang binatang, sehingga binatang apapun yang dipiaranya akan berkembang dengan cukup baik. Bahkan anjing piaraan tetangga yang galak pun jadi jinak ditangannya. Namun Tuhan lebih sayang sama dia, sehingga di usianya ke 26, Tuhan Memanggil Menghadap-Nya.
Saya yakin, dengan kesabaran, ketelaten dan kekuatan orang tuanya, buah hati vina juga akan tumbuh normal dan suatu saat akan menjadi sangat membanggakan. Mungkin perkembangannya terasa sangat lambat bagi orang normal, tapi sesungguhnya mereka membuat progress. Jadi Jangan pernah patah semangat yaa... Semoga terapinya selalu membawa perkembangan yang bagus. Peluk cium buat buah hatinya :)
Maap ya kalo OOT *sungkem* :D
-WiwiT-
An ordinary bunda of twin amazing angels, Kira and Kara Setyadi
@wiwidwadmira |
the Setyadi's
-
Tertarik buat nimbrung topik bahasan gifted child. Anak saya yg pertama laki-laki skr usia 4.5th mnrt hasil konsultasi psikolog tergolong spektrum autis. Dimana kondisi anak kurang bisa komunikasi 2 arah. Tidak tertarik dgn lingkungan aplg teman sebaya. Lbh terlihat cuek. Gejala spt ini sdh terdeteksi sejak usia kurang lebih 2th. Sampai dgn sekarang menjalani terapi utk memperbaiki sensor motorik yg kurang seimbang. Pada saat usia 1.5th sdh bisa menghafal abjad dan nyanyian dgn baik. Krn babysitter sering ajak makan dgn menonton dvd edukasi dan lagu anak2. Mgk dr sini jg ada salahnya anak seusia itu blm waktunya melihat tv. Saat masuk usia sekolah playgroup apabila mendengar suara tepuk tangan dan musik yg keras dia akan berteriak nangis sekeras mgk. Di usia yg sama dia sdh bisa mengenal warna, bentuk, angka, huruf, flashcard animal, dll yg simpel. Dia mampu menghapal gambar beserta tulisannya. Yg cukup membuat saya berbesar hati, saya sama sekali tidak pernah mengajari dia membaca dan menulis, tapi dia mampu melakukannya. Membaca tanpa mengeja. Dan bahasa yg dia terima inggris indonesia. Sampai dgn sekarang masih mengikuti kegiatan terapi utk memperbaiki komunikasi. Serta kegiatan bersepeda, renang, musik, utk memperbaiki motoriknya. Skr anak saya sdh kelas TK A, dr segi bicara sdh ok, byk kosakata yg keluar. Mampu berkomunikasi meskipun kadang msh ada kata2 yg salah penggunaan dan susunannya. Saya berusaha keras bbrp tahun utk membuat anak saya mampu berkomunikasi. Perhatian dan dampingan sangat diperlukam utk suksesnya program terapi. Dalam hal diet makan, anak saya tidak diet ketat, makan semua yg bergizi bebas MSG. Karena anak saya jg tidak bs menerima makanan yg asing. Tidak suka ngemil jg. Susu yg diminum susu soya. Msh byk hal yg bs sy ceritakan dan panjang pengalaman yg sdh dapat. Mnrt bbrp literatur yg saya baca, gejala anak saya kok mirip dg asperger syndrom. Tp pd saat konsultasi k psikolog, dia blg tidak bs diputuskan saat itu jg krn gejala blm terlalu tampak. Mau dites IQ umur jg blm mencukupi. Mgk diantara mama2 yg pny pengalaman atau pengetahuan ttg hal tsb bs sharing kembali. Terimakasih.
-
vina123...hug, sabar ya mbak. smg Allah memberikan kekuatan pada mbak sekeluarga untuk menghadapi ini semua. kalau boleh tahu, terapinya cuma wicara ya mbak?, tidak bersama terapi perilaku?. tidak ada salahnya mencoba mengikuti terapi. mmg 3 sd 4 bln pertama akan dilihat ulang, biasanya anak jg akan dites griffith yg jg bisa digunakan untuk mengetahui berapa iqnya. dari situ diagnosa dokter bisa ditegakkan.
untuk iq rendah, jika diterapi dan dilatih dg konsisten di rumah sejak masa balitanya, diharapkan anak bisa mengurus dirinya sendiri, seperti toilet training yang akan sangat berguna bagi dia sd kelak dia besar.
-
angelsheart...mbak, coba cari neurolog anak dan psikolog yg juga mendalami anak2 gifted, untuk mencari second opinion. dari situ bisa dilihat anak mbak masuk dalam kategori apa.
ciri2 anak mbak, mirip dg ciri anak saya saat kecil, balita.
saya pernah ikut seminar dokter purboyo yg membahas ttg anak speech delay, disitu dibahas pula ttg masalah gangguan perilaku yg menyertai anak2 yg mengalami speech delay.
bagaimana membedakan anak dg autism, gifted, adhd, ataupun asperger syndrom dsb.
saat itu diperlihatkan jg video anak2 dg autism, gifted, asperger syndrom, adhd, retardasi mental dsb. bahkan ada sesi melihat langsung kekhususan pada anak2 tsb dan juga berdialog dg orang tua anak yg menderita autism, asperger syndrom, gifted, adhd dsb.
kalu baca2 di internet dan sumber2 yg kurang bisa dipertnggung jawabkan, memang sepertinya asperger dan gifted mirip, padahal sangat berbeda
untuk asperger, minatnya terbatas, walaupun iqnya bisa juga diatas rata rata.
pada asperger, cara berkomunikasinya terkesan "aneh". seperti pada intonasinya dsb. tidak seperti orang normal. kalau gifted kan normal intonasinya.
pada anak gifted yg bicaranya terbalik balik dan grammernya berantakan (misal aku diikut, padahal yg bener aku mau ikut), bisa jadi itu adalah gejala si anak mengalami dyslexia, atau bukan dyslexia tapi hanya karena dia masih dalam taraf belajar berkomunikasi yg baik dan benar, maklum dia termasuk anak yg terlambat belajar berkomunikasinya dibandingkn normalnya anak seujurnya (pd gifted yg mengalami speech delay). untuk tahu dyslexia atau bukan, ada tesnya lagi.
terus pada asperger, minatnya dan perilakunya terbatas, beda pada anak gifted yg minatannya luas. contoh minat terbatas seperti, dia bisa hafal no telp kantor2, sekolah, dsb krn tiap hari bacany pada yellow page. bisa hapal jadwal liga sepakbola dan segala macam ttg bola krn minatnya disitu, tapi kalau ditanya diluar ttg bola dan yellow page dia kesulitan menjawab. pada anak gifted, meski minatnya di bola, jika ditanya ttg hal lain bisa menjawab.
asperger jg tidak punya rasa humor.
oya, saat itu saya ingat dokter purboyo cerita ttg penderita asperger bernama A yg merupakan wn piliphina. dia seorang komikus. dokter purboyo bilang ke A ini agar si A menggambar wajah dr purboyo. ternyata setelah jadi, yg dibuat adalah sketsa wajah si A ini sendiri. jelas ada masalah di imaginasi penderita asperger.
terus, tidak ada hasrat untuk menikah pada penderita asperger. langsung deh saya inget ke filmnya syahrukh khan, my name is khan hehe..ini film fiksi ya ?
jd kalau ada sumber yg nulis bahwa abert einstein itu asperger jangan langsung percaya. atau berita ttg anak/remaja asperger yg menemukan rumus2 fisika terbaru dsb. krn asperger sgt berbeda dg gifted. kasihan sekali kalau ada yg cerdas tapi agak berbeda langsung divonis asperger.
ttg tes iq untuk anak dibawah 6 thn, mungkin bisa dg tes griffith. saya sdg menungu tes griffith ini untuk ilyasa. nanti kalau sudah tes baru saya akan cerita, takut ada informasi yg salah
-
Thx infonya mbak. Sangat membantu pencerahan. Krn gejala2nya banyak kemiripan itu mgk anak saya dikategorikan spektrum autis ringan. Saya memperlakukan anak saya selayaknya anak normal, jd supaya dia mengerti apa yg sebenarnya hrs dia lakukan. Utk tingkat disiplin sdh diterapkan. Mandi sendiri, toilet training, memakai pakaian, sepatu jg ok. Cm tahapannya msh hrs diawasi dan terus diingatkan. Skr anak saya terapi wicara dan perilaku. Intensif terapi mulai 5 bulan yg lalu dan perkembangannya luar biasa. Sdh terbiasa dgn keadaan ramai. Dulunya pasti rewel apabila k tempat2 keramaian. Dl takut k tempat mainan2, skr sdh berani.
Keadaan yg skr ini sudah bisa diajak tanya jawab 2 arah tp masih kurang kontak mata. Hanya bs bertahan bbrp detik saja. Kadang apabila tidak konsentrasi kita bertanya hrs berulang br dia akan jawab. Utk sosialisasi sm teman msh kurang jg. Tp sdh jauh lbh baik karena sdh bs mengenal bahwa d lingkungan itu dia tidak sendirian.
Sempat jg nonton film my name is khan hehehehe...cm Puji Tuhan kyknya anak saya tidak separah itu.
Saya sebagai orangtua berusaha semaksimal mgk demi perkembangan yg optimal dan tak lupa berserah pada Yang Maha Kuasa. Percaya ada rencana indah Tuhan dibalik anak2 kita yg special. Moga2 dengan sharing pengalaman ini bisa berguna buat byk org.
-
angelsheart wrote:
Thx infonya mbak. Sangat membantu pencerahan. Krn gejala2nya banyak kemiripan itu mgk anak saya dikategorikan spektrum autis ringan
itulah mba, yg bikin saya bikin threat ini. kalau memang sbg orang tua ada kekhawatiran ttg perilaku anak kita, misl terlalu aktif, speech delay dsb, mintalah pertolongan neurolog ataupun psikolog yg kita yakin kapasitasnya agar anak kita mendapatkan diagnosa yg benar.
seringan apapun autism, tetaplah itu gangguan yg menetap seumur hidup. imho, kalau memang anak kita normal, bukan masuk dlm kategori pervasive development disorder, ya kita sebagai orang tuanya harus fight terhadap pihak2 yg masih awam, ataupun tdk awam tapi tdk di upgrade keilmuwannya, yg menganggap anak kita ke dalam gangguan pervasive dev. disorder spt autism, asperger, dll itu. tentunya fight disini bukn dg marah2, tp menjelaskan, mengjak diskusi (kalau perlu menyertakan pihak ke3 yg ahli di bidang abk) begini lho yg benar itu. mungkin tidak semua orang mau mendengar, tp kewajiban kita menyampaikan ilmu itu, walaupun itu sedikit. karena kalau bukn kita orang tuanya, siapa lagi yg berkewajiban melindungi anak kita.
-
Thanks for opening this thread, mama indriani... Your fight for Ilyasa is really inspiring. Thanks for sharing. Best wishes for Ilyasa *kisskiss*