dr. Eva Devita Harmoniati
Pendidikan: Dokter Spesialis Anak di Universitas Indonesia.Dokter Anak di Sahid Sahirman Memorial Hospital, Jakarta.
Pendidikan: Dokter Spesialis Anak di Universitas Indonesia.Dokter Anak di Sahid Sahirman Memorial Hospital, Jakarta.
Q: Hai Dok, saya ingin mengenalkan baby walker pada anak saya bila dia mulai belajar berjalan nanti. Tapi saya mendengar banyak komentar negatif tentang baby walker. Apakah benar, kalau baby walker itu berakibat negatif pada anak, seperti jadi malas berjalan, mengganggu perkembangan motorik, bahkan ada yang bilang kalau babywalker bisa menyebabkan kaki anak jadi berbentuk tidak normal.
Lalu, kapankah sebaiknya anak diperkenalkan dengan baby walker?
Thanks ya, Dok.
-- Pertanyaan dari Astrid Lim
A: Dear Astrid,
Terima kasih atas pertanyannya. Baby walker digunakan oleh sebagian orangtua karena ingin anaknya bisa cepat berjalan, menghibur mereka karena biasanya dilengkapi dengan aneka mainan, atau karena merasa bayi akan aman bila ditempatkan dalam baby walker.
Tapi sayangnya, justru penggunaan baby walker tidak memberikan manfaat yang mereka harapkan. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat yang membandingkan perkembangan mental dan motorik terutama duduk, merangkak, dan berjalan pada bayi usia 6-15 bulan yang menggunakan baby walker dan yang tidak menggunakan, menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan. Bayi yang menggunakan baby walker pada usia 6-15 bulan menunjukkan kemampuan untuk duduk, merangkak, dan berjalan lebih lambat dibandingkan bayi yang tidak menggunakan baby walker.
Hal ini disebabkan alat baby walker membuat bayi tidak dapat melihat gerakan kakinya, posisinya yang diperlukan sebagai visual feedback ke otak tentang posisi dan gerakan anggota badan untuk menghasilkan gerakan yang terkoordinasi dan mencapai tahap perkembangan motorik yang tepat waktu. Dari hasil uji perkembangan diketahui juga bahwa dampak negatif terbesar terhadap perkembangan mental adalah penggunaan pada usia 6-9 bulan.
American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasikan penggunaan baby walker karena manfaatnya tidak jelas dan karena adanya laporan kecelakaan atau trauma akibat pemakaiannya seperti jatuh dari tangga, kaki terjepit roda, fraktur, dll. (bisa buka di web aap).
Semoga pertanyaannya terjawab.
--
if you have question to our resident doctor, please don't hesitate to send it to us.
dok,anak saya yg kedua lahir dgn operasi caesar karena terlilit usus dgn bb 1,85 dan panjang 42cm.2 hr setelah lahir jaundice dan di sinar satu sesi.umur 6 bulan saya periksakan dan tes macam2 dr BERA,THT,usg jantung,ct scan head,tulang,tes kromosom dan TORCH.kromosom dll bgs tp tes TORCH menunjukkan kalau rubella IgG positif 20,7.dan dr spesialis tulang mengatakan kalo anak saya pasti kena cerebral palsy tp yg mild.skg anak saya sudah berumur 13 bln..blm bs duduk sendiri,kalo didudukkan kadang jatuh ke belakang atau nyungsep ke depan,blm bs merangkak.br saja bs berdiri sendiri dengan berpegangan tp juga cuma kadang2 dan blm terlalu kuat.pinggulnya lemah sekali klo diberdirikan badannya pasti cenderung ke depan tp pinggulny tdk bs lurus.saya pernah baca klo bayi dengan berat lahir rendah dan kuning pasti ada resiko CP lebih besar.bulan depan saya mau cek up lg ke singapura untuk second opinion.mohon saran dan pendapat dokter..terima kasih banyak
mungkin penggunaan baby walkernya tetap hrs diawasi,walau anak keliatannya seneng tp ortu jgn malah keasikan ngerjain tugas rmh sehingga tdk ada pengawasan,,klo aku sih mending ga pake baby walker,kayana lbh enak ngajarin nya dan biar dia lbh aktif :)
iya bener tu mom, sebaiknya mmg di hindarin memakai baby walkernya. sy curiga anak saya agak telat jalan dikarenakan penggunaan baby walker, tp mau gimana lg. Kasian neneknya kalo mau gendong terus, ke kamar mandi aja waktu itu susah kalo ga pake baby walker, tp skrg baby walkernya kan ada rem ya mom, sering2 di pake rem nya. skrg keane (15 bln) dah bisa jalan dr sebulan yg lewat, sempet h2c kpn dia bisa jalan. tp skrg jd was2 dia mau jalan terus kemana2, hehehe
apapun pilihan mommy mau pakai atau enggak, kita harus selalu ngawasin baby2 kita full time :)
Tentang babywalker ya, hmm emang bener, stiap bayi gak akan sama, tumbuh kembangnya, keaktifan nya, tingkah lakunya.. So, pake alat ato gak emang tergantung ortu yg jaga. Alat emang dibuat untuk praktis. Tp walowpun pake BW tiap hr tp gak diajari jalan, ya gk bs2 jalan. Ato kalo pun dah gak pake, tp kalo kurang awas ya bisa jatuh juga. So, dikembalikan ke masing2 ya, yg pasti apapun ada resikonya.. Jadi hati2 aja ya. Smga anak kita slalu sehat, tumbuh dn berkembang sempurna. Amin.
Putra saya sekarang usia satu tahun tiga minggu, sudah lari2 lo. Baby walker saya kenalkan pada anak sekitar usia 3-4 bulan. pada saat usia 10 bulan sudah pandai melangkah satu dua langkah sampai usia 11 bulan mulai jago jalan.
saya merasa alat ini bermanfaat kok. saya ngebandingin dengan anak temen sekantor yang gak pake baby walker denganusia sama dengan putra saya sampai sekarang belum berjalan.
Kemampuan motorik kayaknya sangat mengalami kemajuan n perkembangan lo,kalo masalah kecelakaan mah itu dari pengawasan orang tuanya donk bukan karena alat. Lha wong alat diciptakan untuk memudahkan kok bukan untuk menjadi pengganti dalam arti si baby gak diawasi.
Hai,
DSA anakku pun sependapat dan sama "nada" nya dengan penjelasan dari dr.Eva diatas.
Begitu pula saya akhirnya, dengan mencoba browsing di berbagai artikel. Bahkan di beberapa negara besar pun seperti Amerika dan Australia sudah tidak diperkenankan lagi baby walker ini digunakan sebagai alat bantu jalan bagi sang anak, karena memang membahayakan.
Sebagai ibu, kita juga musti cermat dan cerdas dalam memilih produk lhooo, ehehhehe.....
Ada alternatif lain untuk alat bantu jalan ini mom, seperti yg direkomendasikan dsa anakku namanya Exersaucer. Bisa liat di youtube atau googling bentuknya seperti apa ;)