It’s All About Mindset

Oleh heidi retnoningtyas pada Senin, 26 September 2011
Seputar Our Stories

Suami saya bilang:

…memang ada sebagian orang di sekeliling kita untuk membuat kita ragu akan apa  yang sedang kita coba laksanakan.

Sebelumnya saya mau berterimakasih dulu pada internet dengan segala kemudahan yang saya dapat dari berselancar di dunia maya. Artikel, diskusi forum, iklan toko, jargon, jurnal hasil riset, you name it. Pada akhirnya semua yang pernah saya baca membuat tekad saya semakin kuat untuk bisa menyusui Alanna se-eksklusif mungkin sampai usianya enam bulan, tanpa terhalang apapun, termasuk puasa.

Awalnya saya ragu menyusui sambil berpuasa. Saking ragunya, bahkan saya sudah nyaris memutuskan untuk cuti puasa tahun ini, hanya demi menjaga kualitas ASI. Bisa dibilang, satu-satunya orang yang berusaha untuk membuat saya mau mencoba ikut puasa di hari pertama ramadhan ini hanyalah dia: suami saya. Ada juga seorang teman yang berbagi pengalamannya menyusui sambil tetap berpuasa (dan ternyata baik dia maupun anak-anaknya tidak menemui masalah apapun dengan hal itu), tapi saya nggak menganggap itu sebagai ‘usaha’ untuk membuat saya tetap berpuasa karena dia nggak secara khusus memotivasi saya bahwa everything is gonna be okay. Sampai detik terakhir, suami itu terus berusaha meyakinkan saya untuk mencoba berpuasa satu hari ini saja. Kalau ternyata di tengah hari saya kliyengan dan bener-bener nggak sanggup, atau ASI saya kering karena nggak ada makanan yang masuk, saya boleh batal. Yang penting saya sudah mencoba dan saya benar-benar tau apa yang terjadi jika saya tetap berpuasa.

Hingga akhirnya saya goyah dan malah berbalik mantap memutuskan untuk berpuasa. sekali lagi, mencoba berpuasa. Yang saya lakukan adalah sahur dengan makanan yang bergizi, mengonsumsi madu, habbatussauda, dan sari kacang ijo.

Balik lagi ke kalimat yang saya saya kutip di atas tadi, ternyata memang ada saja godaannya saat kita berusaha untuk melakukan sesuatu yang kita anggap benar. Orang bijak bilang, the first is the hardest. Hari pertama puasa saya rasa cukup berat lho bagi sebagian orang yang nggak rutin berpuasa sunat. Termasuk saya yang sejak ramadhan tahun kemarin belum pernah lagi berpuasa sunat.

Waktu di kampus tadi, beberapa rekan bilang bahwa kalau kita tetap berpuasa maka kualitas ASI akan menurun. Ini cukup bikin saya terhenyak. padahal saya udah niat banget mau pumping selama di kampus. Akhirnya saya mulai mencari informasi dan wow, betapa takjubnya saya saat menemukan “Apa ada laboratorium di Jakarta untuk memeriksa apakah mutu ASI baik atau tidak?” dan jawabannya adalah: “Karena mutu/kualitas ASI tidak ada yang tidak baik, jadi tidak perlu diperiksa ke laboratorium.” SEMINAR KLASI "Breastfeeding and Working Mom" dr. Utami Roesli, Spa., MBA., CIMI., IBCLC.

Menyusui sambil berpuasa bisa dijalankan tentunya didukung juga dengan kondisi kesehatan dan asupan nutrisi sang ibu. Hati saya sangat tenang. Sambil menenteng cooler bag saya masuk ke toilet dan mulai pumping sambil tersenyum, berharap hormon prolaktin dan oksitosin saya bangkit dan membuat ASI saya keluar deras. yep, I got 70 milliliters in minutes. Saya amat ternyata ASI saya tidak encer, malah sama persis dengan penampakan ASI perah saat saya tidak sedang berpuasa.

It’s all about mindset. Your own mindset. Kalau pikiran kita sudah kokoh, nggak ada yang bisa mengalahkan kekuatan pikiran itu. Soal menyusui saya memang masih sangat pemula. Baru empat bulan lamanya saya menyusui, dan saya rasa ilmu saya soal menyusui juga masih cetek banget. Tapi satu yang jadi pegangan saya, bahwa breastfeeding is about mindset. Pakar ASI bilang, saat kita yakin ASI kita cukup, insya Allah cukup. Tapi sedikit saja kita berpikir ASI akan berkurang, benar bisa terjadi ASI kita kurang.

Hari ini saya berhasil membuktikan hal itu. besok, besoknya lagi, dan besoknya lagi, akan saya buktikan bahwa kekuatan pikiran itu menakjubkan. :)

Kategori Terkait


Tag Terkait

16 Komentar
ajipadma
ajipadma October 27, 2011 10:49 pm

bunda alanna hebat :)

nia
nia September 30, 2011 11:19 am

tfs ya mom, izin copas untuk di forward ya mbak.... :)

heidi retnoningtyas
heidi retnoningtyas October 2, 2011 8:16 pm

@bunda Ara: silakan mom, semoga bermanfaat :)

heidi retnoningtyas
heidi retnoningtyas September 28, 2011 11:59 pm

@niquen: alhamdulillaah, Felicia pasti ikut bangga deh :)

@diancassadidunk: setelah mindset, dukungan suami emang paling juara deh kalo soal memotivasi ibu menyusui, hehe...

@AmbunyaPasukanKa: woooowwww...malah bisa lebih banyak yaaa? HEBAAAATTT!

@BunChiwa: iya bund, sepakat banget! Allah jelas paling tau kemampuan makhluqnya :)

@Siska Yusuf: terimakasih kembali, apapun keputusannya insya Allah ada nilai ibadahnya yaaa :)

@tatabayu: toss buat temen kantornya! hehehe... :p

@minimaze: semoga berkah ya, mom :)

@andinigelar: aamiiin. semangat yaaaa :D

Andini Gelar
Andini Gelar September 28, 2011 9:11 pm

TFS ya Mom, saya juga beginner di dunia per-asi-an...anak pertama belum ada pengalaman. This inspiring story membuat saya semakin yakin bahwa selama kita yakin dan nyaman, asi kita akan bagus kualitasnya..tahun ini saya sama sekali tidak puasa sambil menyusui, akan mencoba tahun depan..InsyaAllah bisa share success story juga, Amin.

minimazee September 28, 2011 11:14 am

TFS mom.. setuju banget.. alhamdulillah pengalaman saya g jauh beda.. ramadhan kemarin saya juga berpuasa tetap memerah n menyusui untuk d'Ra (10m18d).. dan alhamdulillah Allah memberi kemudahan.. semuanya berjalan lancar dan tanpa hambatan..