Musdalifa Anas

Musdalifa Anas, 28 tahun, bekerja di Bank ICB Bumiputera, Bogor. Menikah dengan
Rian Triharyana, 29 tahun. Memiliki putri, Naylana Khansa Janeeta, lahir 14 Desember 2008.

Ketika saya masih single, saya termasuk perempuan yang berpikir carrier oriented. Beberapa kali pindah ke perusahaan hanya dengan alasan peningkatan salary dan karir. Saya merasa ‘mudah banget ngelamar kerja’, saya ingat pertama kali apply pekerjaan ketika saya baru lulus sarjana. Setelah itu tiga kali pindah perusahaan selalu dihired, diajak salah satu atasan yang sudah resign terlebih dulu. Psikotes atau interview serasa hanya formalitas saja, nego salary dan grade-nya meningkat, saya langsung ambil.

Bahkan ketika Lana lahir, saya masih saja memikirkan pekerjaan. Saya hanya cuti 45 hari atau sekitar 1,5 bulan dan setelah itu kembali lagi bekerja. Saya berangkat subuh naik kereta dari Bogor ke Jakarta dan tiba di rumah lagi malam sekitar pukul 20.00, itu pun kalau keretanya lancar jaya, kalo nggak, bisa nyampe rumah lebih malam lagi. Dan inilah yang menyebabkan saya tidak bisa memberikan ASI exclusive untuk Lana. Kesalahan besar saya.

Tapi, ketika Lana berusia 4 bulan, dia terkena diare, dan sudah dehidrasi akut sehingga harus dirawat di RS. Karena peristiwa itu saya merasa saya adalah seorang ibu yang tidak berguna, tidak bisa menjaga anak. Saya nangis dan berusaha kuat, tapi gak bisa. Seminggu kemudian, saya mengajukan surat pengunduran diri dan saat yang bersamaan SK promosi saya keluar. Tapi tekad saya sudah bulat, ingin menjadi FTM, menjaga Lana, membayar kesalahan saya yang mungkin tidak bisa terbalas. Tanpa ART, saya dan suami selalu gantian, menjaga Lana. Memasak dan membereskan rumah, untungnya punya suami saya SAHD, bekerja dari rumah, jadi selalu bisa digangguin :D

Awal tahun ini, saya coba untuk apply kerjaan lagi, pengen kerja lagi. Setelah diskusi dengan suami, saya boleh bekerja asalkan di Bogor, biar bisa tetap punya banyak waktu dengan Lana yang sebentar lagi