Dokter memutuskan bahwa kehamilan saya harus diterminasi hari ini, untuk menjaga kondisi janin yang pastinya mulai terpengaruh. Kandungan saya mulai diperiksa secara terperinci, dan saya jadi makin lemas saat mendengar detak jantung janin yang tidak beraturan.
Joel lahir prematur pada saat kehamilan saya berada di minggu ke-32 dengan berat badan 2,02 kg. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga kami. Saya dan suami harus memberikan perhatian khusus pada tumbuh kembang Joel. Pada minggu-minggu pertama saya sempat merasa sangat khawatir dan panik karena tidak ada perkembangan berarti dengan berat badan Joel.
Timbul perasaan khawatir saat dokter spesialis anak yang menangani Aiko menginformasikan bahwa Aiko akan diobservasi karena lahir dengan berat badan lahir bayi rendah atau biasa disebut BBLBR. Observasi dilakukan guna melihat kematangan organ tubuh Aiko untuk memastikan apakah Aiko memerlukan penanganan khusus seperti inkubator atau tidak.
“Wah ini BB-nya kurang! Kok BB-nya dibawah garis merah? Jangan-jangan kurang gizi, anaknya kurus sekali.”
Saya sudah terlalu sering mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Apalagi dengan dua anak yang lahir prematur dan perkembangan berat badan yang sangat lambat.
Perawat NICU memberi tahu saya "Harus sabar ibu, karena bayi prematur memang seperti ini, mereka belum punya naluri untuk menyusu." Ya saya harus sabar... Sabar sekali....
Saya selalu menceritakan tentang hal-hal indah yang menanti mereka di luar sana. Saya selalu membisikkan doa dan ucapan penuh syukur saat menggenggam tangan mereka melalui jendela inkubator.