ASI untuk Adik

Oleh Rebekka Irnawati pada Rabu, 23 Oktober 2013
Seputar Our Stories

Arrggghhhh!! Saya berteriak kencang ketika mencoba menyusui. Puting susu saya sudah terbelah, mengeluarkan darah, bengkak, dan nyeri sekali. Baby blues yang belum juga berlalu setelah tiga minggu melahirkan Chila membuat saya agak goyah untuk menyusui dan berpikir untuk menyerah saja. Suami terus menyemangati dan mendampingi selama masa-masa itu. Hanya dengan mengusap-usap punggung serta mengambil alih Chila untuk disendawakan sudah merupakan dukungan luar biasa yang saya rasakan saat itu. Karena dukungan tersebut saya mencoba menyusui dengan keras kepala, menutup kuping dari ocehan negatif orang di sekitar yang tidak mendukung, menahan sakit yang luar biasa sampai akhirnya tersadar bahwa proses menyusui ini bukan hanya sekedar memberi makan bayi mungil yang selalu menangis ini, menyusui adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada saya. Berangsur-angsur keadaan fisik dan jiwa saya untuk menyusui dan merawat Chila semakin pulih.

Masa-masa menyusui Chila memiliki tahapannya sendiri-sendiri. Di awal masa menyusui rintangan yang saya lalui adalah membangunkan Chila dari tidurnya. Chila si bayi kuning itu selalu tertidur dan susah dibangunkan. Sedangkan dokter menyarankan untuk kejar tayang menyusui Chila selama 2 jam sekali atau sesering mungkin agar kuningnya (physiological jaundice) cepat pulih. Setelah baby blues, cracked nipple, dan kuning Chila menghilang, kegiatan menyusui menjadi lebih mudah walaupun masih ada rintangan lainnya. Saya tidak mahir menyusui sambil tiduran. Menggendong Chila yang setiap bulannya bertambah berat 1.5 kilogram tentu tidak mudah, nursing back pain pun menyerang.

Kemudian di bulan ke-7 chila tumbuh gigi. Saya pernah memukul tembok sambil menahan diri untuk tidak berteriak saat nipple saya digigit oleh Chila. Selanjutnya berganti tahap di mana Chila menyusu sambil berakrobat. Payudara saya ikut terputar, tertarik dan terpelintir beserta gigitan akibat pelampiasan gusinya yang gatal. Ketika pergi keluar rumah, nursing apron tidak boleh ketinggalan. Selalu mencari nursing room ketika memasuki mal. Menyusui di tempat umum pun tak terlewatkan jika Chila sudah mengamuk meminta untuk menyusu. Pada awalnya risih dan malu, lama-kelamaan menjadi terbiasa terlebih suami selalu support pasang apron dan pasang badan menutupi kami dari lirikan orang. Jujur saja, masa menyusui memang merepotkan.

Namun ketika melihat Chila tersenyum, memainkan mata, mengusap-usap pipi saya saat menyusui rasanya terbayar sudah semua sakit yang dirasa. Saya percaya Chila tumbuh besar menjadi anak yang sehat, lincah dan kuat berkat ASI, cairan ajaib yang dianugerahkan Tuhan kepada saya.

Suatu pagi, seperti biasa ketika saya duduk di kloset untuk buang air kecil Chila setia menemani. Menunggui saya sampai selesai. Namun pagi ini berbeda, ada dua garis muncul pada testpack yang baru saja saya beli. Chila orang pertama yang saya beritahu kabar gembira itu. Saat itu Chila berumur 18 bulan. "Wah, Chila sudah mau jadi kakak nih, ada dedek di perut Inung". Chila menatap bingung testpack tersebut "Tataa?" katanya.

Enam bulan lagi menuju masa sapih Chila. Saya ingin tetap menyusui Chila walaupun mengurang frekuensinya hanya untuk tidur siang dan tidur malam. Hal ini sebenarnya mendapat larangan keras dari Mama dan Mama Mertua. Pada zaman mereka, menyusui saat hamil adalah pantangan. Orang Batak bilang "tarocop" artinya gizi dalam ASI sudah terisap oleh si janin sehingga ASI yang keluar untuk si kakak sangatlah buruk sehingga bisa menyebabkan si kakak terkena diare dan kurang berat badan. Saya bicara baik-baik kepada mereka bahwa ilmu ASI sekarang sudah diperbarui dan tidak lagi seperti itu. Ibu hamil tetap bisa menyusui asalkan tidak ada riwayat keguguran dan ibu dalam keadaan sehat. Untungnya mereka tidak berdebat lebih jauh lagi.

Semakin mendekati usia 2 tahun, PR baru saya adalah mencari cara untuk menyapih Chila. Banyak referensi yang saya dapatkan antara lain, mengolesi segala sesuatu yang tidak disukai anak ke PD, seperti kopi, cabe atau daun yang pahit rasanya. Kemudian menyapih dengan sistem kalender, yaitu bicara dengan si anak target kapan waktu berhentinya kemudian setiap hari bersama si anak menandai tanggal yang sudah dilalui sampai targetnya. Lalu dengan hypnosis, membisikkan kata-kata saat anak sedang dalam keadaan mengantuk berat namun belum tertidur sepenuhnya.

Saya memakai sistem kalender dan hypnosis. Tanggal 20 Oktober, seminggu sebelum Chila ulang tahun saya jadikan target. Saya beri tanda love di tanggal tersebut bersama Chila, dan kami bersama-sama memberi tanda silang setiap tanggal yang kami lewati.

Ritual malam kami berdoa dan Chila menyusu sampai tertidur. Dalam masa pra penyapihan saya bisikan kata-kata yang sama ke telinganya saat ia menyusu dan belum terlelap "Kakak, sebentar lagi kan Kakak umur dua tahun, nanti tanggal 20 Kakak berhenti mimik ya, karena mimiknya untuk dedek." Chila bereaksi mengangguk-angguk sambil perlahan terlelap. Saya ulang dan ulang kata-kata itu setiap malam.

Tanggal 19 malam, kami berdua berdoa mengucap syukur kepada Tuhan untuk dua tahun yang kami lalui bersama. "Terima kasih Tuhan untuk dua tahun yang Tuhan anugerahkan kepada kami, terima kasih Tuhan buat hari-hari yang indah selama menyusui Chila, terima kasih untuk kesehatan, kekuatan dan kepintaran yang Tuhan berikan kepada Chila, kami mengucap syukur. Amin."

Setelah berdoa Chila tidak lagi minta menyusu untuk tidur, dia berkata "Mimik kakak andweeh (andweeh=jangan dalam bahasa Korea), mimik untuk dedek". Dan ia pun tertidur tanpa menyusu. Begitu juga hari-hari sesudahnya Chila tidak lagi minta menyusu sebelum tidur, terkadang ia memegang megang payudara saya sambil terlihat menelan ludah, menahan hasrat untuk menyusu. Tetapi dia selalu mengucapkan kata-kata yang sama kepada saya "Mimik kakak andweeh, mimik untuk dedek," seakan balik dia menghipnosis saya yang ingin membatalkan saja proses menyapihnya karena tidak tega.

"Mimik untuk dedek." Saya percaya Chila akan menjadi kakak yang sangat baik.

33 Komentar
Iva Nia
Iva Nia September 12, 2015 9:36 pm

Tfs mom... semoga aku berhasil wwl yg udah jalan 5hari ini..amin

Yenni Susana Wati
Yenni Susana Wati July 13, 2014 3:24 pm

Wow hebat bgt cara menyapihnya. Saya melawati masa menyapih dengan penuh air mata :( air mata si kakak dan air mata saya sendiri.. ga tega bgt :( + rasa bersalah harus menyerahkan si kakak ke pengasuh setelah 2 tahun saya rawat sendiri. Seminggu sebelum melahirkan si adik br si kakak lepas asi, itu pun dengan susah payah (setiap mau tidur digendong sus berjam2 dan saya harus ngumpet spy tidak kelihatan) ga tega bgt denger tangisannya mencari2 saya. Puji Tuhan masa2 itu udah lewat, skrg si kakak bs tidur cm dengan ditepuk2 saya atau ayahnya. Yang paling saya syukuri dia tidak iri.ketika saya menyusui si adik bahkan sangat sayang dengan adiknya.

Beta Sari
Beta Sari July 2, 2014 3:54 pm

Wahhh.. ceritanya mengharukan mommy minjee. Mudah2an saya dan Kirra bisa seperti chilla dan mommynya :)
saya sekarang juga baru hamil, minggu kemarin positif lewat testpack. tapi kirra masih 17 bulan. Saya ingin sekali menyusui sampai 2T atau at least 22 bulan. Tapi keluarga menyarankan untuk menyapih karena waktu hamil kirra riwayat kehamilan saya cukup sulit.saya di sarankan mengajarkan Kirra minum sufor, sudah coba beberapa merek dan sukses di sembur adahal baru satu sendok. Jadi bingung, saya juga belum periksa kandungan ke dokter, khawatir dokter meminta saya berhenti menyusui Kirra.
Actually, saya masih belum rela untuk menyapih kirra. Ga tega lihat muka sedihnya ketika minta mimik.

Santika Wiguna
Santika Wiguna February 22, 2014 5:34 pm

Waahh.. ceritanya mirip.. saya hamil lagi pas kaka cifa 18 bulan.. sayangnya saya ga berhasil melanjutkan menyusui kaka sampai 2th.. saya yg sejak kaka lahir sudah baby blues.. nipple cracked tiada henti karena si kaka tongue tie dan saya ga pinter menyusui si kaka.. sampai 5 bulan masih berdarah darah.. sampai akhirnya di usia 18 bulan sebelum ketahuan hamil nipple saya berdarah darah lagi.. sungguh membuat trauma.. hingga akhirnya saya ikhlaskan untuk menyapih si kaka di usia 18 bulan..
Btw baru tau ada mitos klo nwp bisa bikin diare.. tapi itu kejadian di saya lhoo.. sebelum saya ketahuan hamil padahal udah hamil.. si kaka mencra mencri.. kata dsa sih rotavirus.. mungkin kebetulan aja yah..

Lina
Lina February 10, 2014 3:30 pm

berkaca-kaca..

chila pinter bgt ya jadi kaka..

aku juga nih positif hamil 7w dan skrg Nara (9m, anak pertama)
insya allah aku mau tandem nursing..
hehehhe..
jdi semangat buat tandem nursing..
krna ibuku ngelarang aku, kta nya " Nara gak gemuk2 ini klo km ttp nyusuin", "klo Nara disapih, tar makannya bnyak n bisa gemuk tau!" dsb..

aku mau kasih pengertian lgi aah k ibuku..
jadi semangat,,
makasih mommy minjee n kaka chila :*