Breastfeeding Grandma

Oleh Della Masrah pada Senin, 27 Desember 2010
Seputar Our Stories

my girl n my mom


Kesuksesan seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada anaknya tidak serta merta karena dia bekerja sendiri. Dibelakangnya pasti ada orang-orang yang mendukung sang ibu untuk menyukseskan menyusui sang bayi.

Dibalik kesuksesan saya dalam memberikan ASI eksklusif dan berlanjut sampai hari ini ada seorang yang amat sangat memberikan dukungan pada saya, my mom.

Bagi saya, Ibu adalah seorang breastfeeding grandma yang luar biasa.

Perkenalan saya dengan ASI sudah dimulai sejak saya SMP. Saat itu tante baru melahirkan dan saya ingat sekali saat Oom saya menelpon untuk memberitahu bahwa anaknya sudah lahir. Pesan pertama Ibu adalah, “Jangan lupa ASI untuk anakmu. Jangan beri apa-apa selain ASI”.  Pokoknya setiap ada laporan kelahiran keponakan, saudara, Ibu selalu berpesan agar anak-anak mereka diberi ASI sampai 2 tahun.

Saat saya SMA, Ibu sudah mulai sounding pada saya tentang pentingnya ASI sampai anak berusia 2 tahun, wajibnya pemberian ASI berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Pokoknya nili-nilai mengenai “ke-ibuan” dan segala macam kewajiban seorang ibu dan istri sudah mulai ditanamkan Ibu.

Saat saya hamil, Ibu juga selalu mewanti-wanti agar saya menjaga asupan makanan agar ASI saya kelak berlimpah. Sampai akhirnya saya juga bergabung dalam sebuah milis yang sangat mendukung ASI. Mulailah saya sharing dengan Ibu tentang pengetahuan ASI yang baru saya dapat dari milis tersebut. “doktrin” untuk memberikan ASI sampai Syasya berusia 2 tahun juga selalu didengungkan Ibu.

Saat saya kembali ke rumah untuk persiapan melahirkan (setelah menikah dan selama hamil saya tinggal di Bandung), breastpump dan botol-botol penyimpanan ASIP sudah terpajang dengan manis di kamar.

Sampai saat hari saya melahirkan, ibu adalah orang yang paling sibuk. Mengawal suster yang membawa bayi saya ke ruang bayi untuk dibersihkan, diukur dan sebagainya. Alasan ibu saat itu untuk memastikan cucunya tidak tertukar dengan bayi lain dan menjaga dari kejahatan yang tidak diinginkan.

Saat saya masuk ruang perawatan, ibu langsung memanggil suster untuk membawa sang cucu ke dalam ruang perawatan agar bisa segera saya susui. Padahal saat itu saya masih sakit akibat bius yang mulai hilang. Ibu keukeuh kalau saya harus mulai menyusui. Ibu juga yang menunggui saya selama di rumah sakit karena perarturan RS yang hanya memperbolehkan sesama wanita yang boleh menjaga pasien, membangunkan saya pada malam hari saat Syasya nangis minta disusui (bawaan kebluk masih ada, belum ngeh sudah punya anak. Jadi anak menangis tidak saya dengar).

Hari kedua di RS, ibu minta saya belajar duduk. Padahal jahitan pasca SC masih sakit. Saya sampai nangis dipaksa duduk oleh ibu agar saya bisa menyusui dengan baik dan benar. Saat ibu pulang, beliau menelepon tiap 10 menit sekali, menanyakan apakah saya sudah menyusui Syasya atau belum. Pokoknya 'cerewet' banget. :)

Saat saya sudah pulang ke rumah, pagi, siang, dan sore menu daun katuk pasti tersedia. Bagi saya yang tidak suka sayur pastinya saya merasa tersiksa sekali. Camilan kacang tanah rebus dan kacang kedelai, bubur kacang hijau dan menu serba kacang selalu ada di meja makan dan semua wajib habis dikonsumsi tidak bersisa. Pokoknya semua makanan yang membuat produksi ASI bertambah selalu ada.

Saat pagi/malam hari, saat saya sedang sangat lelah dan tidak kuat untuk terjaga, Ibu selalu siap memberikan ASIP kepada Syasya. Botol-botol ASIP bersih selalu tersedia dan mengingatkan jadwal memompa. Semua dilakukan Ibu agar saya bisa memberikan ASI eksklusif untuk Syasya.

Lepas 6 bulan ASIX, dukungan Ibu juga tidak pernah lepas. Pokoknya kalau tidak ada dukungan dari Ibu, bisa jadi saya tidak akan sukses dalam memberikan ASI pada Syasya sampai sekarang. Sekarang tinggal beberapa hari  lagi kewajiban saya memberi ASI pada Syasya. Yup 10 januari 2011 Syasya genap berusia 2th..bagaimana dengan Ibu?? sekarang sedang sibuk mempersiapkan makanan bergizi untuk saya, demi calon cucunya yg baru..

I couldn't make it without you, Mom.

I love you.

Kategori Terkait


Tag Terkait

26 Komentar
umi azizah
umi azizah December 30, 2010 10:04 pm

hai mom..

beruntung dpt ibu yg mndukung..sm seperti mamaku jg..
aku sdikit crita yh,wktu lahiran jasmine (4thn) entah knp ASI ku br kluar stlh 13hr,hmpir 2mg yh mom.slm itu jasmine diksh sufor.tp mamaku g aprnah lupa utk trs mndukung &membesarkan hatiku kl aq pasti bs ksh ASI..beliau jg sll membuatkan syr daun katuk &cemilan kacang..(sm bgt ky ibunya mba dela jg kan y) dan bnr sj spt kt.mamaku hr ke-14 ASI ku kluar berlimpah dan smnjak itu jasmine lepas dr sufor & aku pun lncr memberikan ASI smp jasmine berumur 2thn kurang ^_^

BunDit
BunDit December 30, 2010 12:40 pm

Wah..grandma nya Syasya keren deh. Jempol empat deh buat support ASI untuk cucu tercinta. Insya Allah kita, para urban mamas nantinya juga begitu ya. Hihihi udah mikirin punya cucu, kejauhan ya :D

minar tiartha
minar tiartha December 30, 2010 10:19 am

huhuhuu..hampir aja air mata keluar nih...*terharu*
jadi inget mama yang banyak berjasa mendukung aku untuk breastfeeding Jeff terus, sampe sampe kadang mikir yang gedein jeff kayanya opungnya (mamaku)..soalnya pasokan makanan untuk meningkatkan asi dan dukungan untuk terus pumping selalu dari mama yang paling banyak. sampe ide mendonorkan asip karena stock banyak juga didukung sama mama. Katanya supaya bayi bayi lain bisa merasakan manfaat asi. hiksss...mamaaaaaa.....love u deh..:)

thanks ya della buat ceritanya...

trias kelly
trias kelly December 28, 2010 7:39 am

very nice story, salam hormat buat ibunya ya

peachmargarita
peachmargarita December 27, 2010 7:50 pm

Aduh ibunya baik sekaliii :) Mendukung terus.

Btw, gue pas baca judul artikelnya, nyambungnya "Breastfeeding Grandma" --> "Grandma who breastfeeds her grandchildren" hihihi...*maap lg ngga mudeng*