Dari Mana Datangnya Bayi?

Oleh Fanny Hartanti pada Rabu, 10 Oktober 2012
Seputar Our Stories


Dulu sewaktu Alyssa masih bayi, saya sudah sepakat dengan suami, jika suatu hari timbul pertanyaan ‘dari mana datangnya bayi’, kami akan meminta Oma Alyssa untuk menjelaskan. Karena Oma Alyssa guru TK, dan pasti sudah pengalaman untuk menjawab pertanyaan ‘menakutkan’ tersebut.

Waktu berlalu, dan Alyssa beranjak menjadi toddler. Pertanyaan itu mulai muncul, tapi masih bisa dijawab dengan mudah oleh kami.

"Bayi datangnya dari perut Mama."
Alyssa puas.
Kami bernapas lega.
Fiuh…

Saat masuk TK, tiba-tiba Alyssa yang ganti ‘mengajari’ kami. Dia bilang, "Bayi berasal dari benih Papa yang bertemu dengan telur Mama di dalam perut, lalu berkembang menjadi bayi, juga di dalam perut mama."
YES!
Lagi-lagi kami bernapas lega. Alyssa mendapat penjelasan ilmiah, tanpa kami harus bersusah payah mejelaskan. Terima kasih, Ibu Guru! Kalian memang pahlawan tanpa tanda jasa.

Tapi… rupanya kami terlalu cepat menghembuskan napas lega. Suatu malam, ketika Alyssa sudah kelas I SD, dia bertanya
"Mama, kok bisa yah benih Papa dan Mama bertemu di dalam perut? Bagaimana caranya benih Papa bisa sampai perut Mama?"

HELP !

Saya langsung panik. Antara ingin menghindar tapi juga merasa berkewajiban untuk memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan Alyssa sampai dia puas dan paham. Menurut ipar saya ada buku tentang pendidikan seks untuk anak 4-7 tahun yang menyarankan untuk bicara blak-blakan soal proses inseminasi, including all the gory details. Bahkan buku itu juga memuat gambar-gambar karikatur  dan cerita yang tentunya disesuaikan untuk anak-anak. Hmmm, saya tidak ingin segamblang itu tapi saya setuju kalau saya harus ngejelasin sejelas-jelasnya sama Alyssa. Selain itu saya juga tidak mau ada  bahasan yang dianggap tabu di keluarga kami. Saya ingin dia bisa berdiskusi tentang apa saja ke kami, dengan nyaman.

Akhirnya setelah menarik napas dalam-dalam dan berpura-pura santai, saya mencoba menjelaskan padanya:

"Ehm... jadi… bibit papa…" saya menjawab terbata-bata.
Tiba-tiba, Alyssa memotong saya “Oh, Aku tahu!"  teriaknya. “Lewat hidung yah?”
“Bu... bukan… hmmm...”
“Lewat kuping?”

No!!!

“ Lewat mulut ?”

Ya ampun... ini kenapa jadi seperti tebak-tebak buah manggis sih? Dan kenapa anak ini nggak bisa diam sebentar saja. Dia tidak tahu mamanya sudah panas dingin.

Ok, when in doubt, call your hubby...

Sayangnya, suami saya bukannya membantu malah hanya senyum-senyum nggak jelas di samping. Tapi tak apa, paling tidak kehadirannya memberi saya sedikit bantuan moril. Akhirnya saya mampu menjelaskan kepada Alyssa segamblang-gamblangnya tentang bagaimana ‘bibit mama dan papa bisa bertemu di dalam perut mama’.

Lalu bagaimana reaksi Alyssa?
Apakah dia terkejut?
Jijik?
Malu?
Senyum-senyum nggak jelas seperti bapaknya?

Ternyata tidak!

Memang sih dia cekikian lalu tiba-tiba ingin melihat benih bapaknya. Juga timbul pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat saya merasa seperti balik lagi ke jaman sekolah dan menghadapi ulangan biologi.

Tapi pada umumnya, penjelasan saya diterima dengan muka datar oleh Alyssa, layaknya ilmu-ilmu baru yang dipelajarinya selama ini. Seperti menggunakan kaki untuk berjalan,mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Semua dianggap sebagai sesuatu yang wajar, tanpa ada pikiran-pikiran kotor dan tabu.

Saya jadi malu, kenapa saya harus panas dingin dan berpikiran yang ‘enggak-enggak’, sementara anaknya justru santai dan menganggap semuanya sebagai suatu pelajaran?

Tapi tetap, saya wanti-wanti sama Alyssa untuk tidak membahasnya dengan teman-teman di sekolahnya. Karena saya ingin mereka mendapat informasi tersebut dari orang tua mereka atau guru mereka sendiri. Lagi pula saya sadar, setiap orang tua punya kebijakan sendiri untuk menjelaskan masalah ini.

Terlepas dari rasa lega saya, sudah ‘berhasil’ menjelaskan pertanyaan yang jadi momok para orang tua ini, saya berpikir:

“Kayaknya lebih enak jadi orang tua zaman dulu yah, yang boleh membohongi anaknya kapan saja..."

*sumber ilustrasi: www.gettyimages.com

12 Komentar
Honey Josep
Honey Josep February 28, 2013 2:57 pm

Fanny, kita yang jadi orangtua jadi panas dingin yaaaa...

Darren belum sampai nanya soal bayi terbentuk di mana tapi suatu hari pasti dia bakalan tanya *pfuih*

niqi's baju menyusui October 13, 2012 12:02 pm

Moms baiknya kalau menjelaskan hal2 tsb, terutama utk yg anak perempuan, juga dijelaskan pentingnya menjaga "v" nya tdk boleh dilihat siapapun jg.. Kecuali, ortu misalnya (atau kl mo lbh kompleks, olh suaminya kelak). Ini penting spy anak jg dr dini belajar norma2 susila yg ada, belajar menjaga diri, jg menghindari pelecehan2..

thalia kamarga
thalia kamarga October 10, 2012 11:47 pm

ya ampun fan, gue ngakak malem2 pas baca ini... padahal kayaknya udah pernah baca di blog elo. trus gue panggil2 ari yang lagi nonton TV untuk baca ini juga... tentunya dia ketawa2 juga. moga2 gue bisa ngejelasin ke aina pas dia nanya yang kayak gini... yang mesti jelasin "gory details"-nya. eek.

Fanny Hartanti
Fanny Hartanti October 10, 2012 11:31 pm

hi all,
imho, semua tergantung umur masing masing anak yah.
dan seberapa jauh si anak minta dijelasin :)

yang aku maksud dengan gamblang di atas, ya seperti di pelajaran biologi ajalah.
bibit si ayah disalurkan dari Mr. P dan supaya bisa bertemu benih ibu di dalam perut.
caranya ya mr P harus ditemukan dengan miss V.
tapi saya pakai bahasa komplit yah, gak pake istilah mr p/miss v :)
tipsnya adalah, nggak usah bayangin yang nggak nggak.. anggep aja lagi belajar anatomi :)

nani
nani October 10, 2012 11:52 am

meski tau harusnya dijelasin sejelas2nya..tetep masih bingung aja dan pengen nyontek gmn mba fanny njelasinnya hihihi...untungnya Aisha (2y5m) saat ini udah puas dg jawaban dr perut mamanya :D