Exclusively Pumping (E-Ping) & Memaksimalkan Produksi ASI untuk Bayi Prematur

Oleh Fatimah Berliana Monika pada Senin, 20 Januari 2014
Seputar Expert Explains

Ketika Mama dengan berbagai sebab & kondisi diharuskan melahirkan lebih awal dari rentang usia kehamilan normal, maka salah satu hal yang sering membuat Mama dan anggota keluarga lainnya khawatir adalah mengenai asupan bayi prematur tersebut. Bayi yang dikategorikan prematur/preterm adalah bayi yang dilahirkan sebelum gestasi/usia kehamilan 37 minggu.

Terdapat 3 sub kategori kelahiran prematur yaitu:
1. Extremely preterm (<28 minggu).
2. Very preterm ( 28 hingga <32 minggu).
3. Moderate to late preterm (32 hingga <37 minggu).

Kelahiran prematur adalah penyebab kedua terbesar kematian bayi setelah kelainan/cacat bawaan saat lahir.
Kelahiran prematur dapat membuat proses menyusui lebih sulit, tetapi mendapatkan ASI adalah hal yang sangat penting bagi bayi prematur. ASI mudah dicerna serta dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit berat seperti sepsis dan NEC (Necrotizing Enterocolitis). Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, bisa berasal dari orang-organ dalam tubuh yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri.

Sementara NEC penjelasan singkatnya: Necrotizing berarti jaringan yang mati, entero merujuk ke usus halus, colo merujuk ke usus besas, dan itis berarti peradangan. Jadi NEC melibatkan infeksi dan peradangan yang menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus.

Komposisi kandungan ASI untuk bayi yang lahir cukup bulan sudah ideal/mencukupi kebutuhan bayi tersebut. Tetapi untuk bayi-bayi prematur, kandungan protein dan mineral dalam ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi prematur khususnya yang mengalami VLBW (Very Low Birth Weight yaitu BBL/Berat Badan Lahir <1.500g) dan ELBW (Extremely Low Birth Weight yaitu BBL < 1.000 ). Oleh karena itulah pemberian ASI pada bayi prematur ditambah dengan HMF (Human Milk Fortifier) hingga berat badan bayi mencapai 2.000 gr. Saat berat badan bayi berada di kisaran 2.000 - 2.500 gr masih bisa dipertimbangkan untuk diberikan HMF di dalam ASI.

Saat bayi berada di NICU maka Mama tidak bisa langsung menyusui bayinya. Para Mama bayi prematur memerah ASI dalam jangka waktu yang tidak bisa diprediksikan karena banyak faktor yang mempengaruhi sampai bayi dapat menyusu langsung. Hal yang menjadi tantangan sendiri bagi para Mama bayi prematur untuk membangun dan menjaga produksi ASI murni melalui E-Ping / Exclusively Pumping.

Berikut ini adalah 3 panduan penting yang sebisa mungkin dilakukan oleh Mama dan didiskusikan bersama dengan Tim kesehatan yang menangani bayi Mama:

1. Diskusikan kapan waktu bersama bayi yang diberikan oleh tim kesehatan di RS.
Ketika Mama bersama bayi, lakukanlah kontak fisik, skin to skin sebanyak-banyaknya. Ada istilah: Wearing your baby (lihat gambar). Baby wearing dapat membantu produksi hormon yang berperan dalam produksi & pengeluaran ASI, juga menenangkan Mama & bayi serta membantu insting alamiah bayi untuk menyusu. Baby wearing ini adalah bagian dari konsep KMC (Kangoroo Care Method). Catatan: KMC perlu dibahas lebih detil /terpisah.


Baby Wearing – KMC (Kangoroo Care Method)

2. Buat jadwal memerah dan catatan.
Berdasarkan berbagai referensi, untuk membangun produksi ASI maka Mama perlu memerah 8-10 kali per hari.
Mulailah memerah segera setelah Mama pulih dari persalinan. Ketika produksi ASI sudah stabil maka frekuensi perah bisa disesuaikan, tapi jangan diturunkan secara drastis. Frekuensi minimum saat produksi ASI sudah stabil adalah 5x perah per hari. Jika terjadi penurunan hasil perah maka frekuensi perah bisa ditambah lagi dan pastikan PD/payudara dikosongkan dengan baik. Sebaiknya jarak antara sesi perah tidak lebih dari 6 jam. Untuk hari-hari pertama memerah tidak perlu dimasalahkan berapa ml/tetes hasil yang didapatkan karena kolostrum jumlahnya sangat sedikit.

3. Belajar teknik breast compression saat menggunakan pompa ASI & lanjutkan memerah dengan tangan.

Teknik breast compression saat memerah menggunakan alat pompa membantu meningkatkan produksi ASI. Kemudian pasca memerah dengan alat pompa lanjutkan memerah dengan menggunakan tangan saja. Berdasarkan penelitian, memompa hanya dengan menggunakan alat pompa saja tidak dapat mengosongkan payudara dengan baik.

Dua tabung bertuliskan Hand (yang ditunjuk) adalah hasil perah pasca Mama memerah dengan menggunakan pompa. Dapat dilihat ternyata payudara masih menyimpan banyak ASI yang tidak bisa dikosongkan dengan memerah melalui alat pompa ASI saja.


Perbandingan hasil perah dengan menggunakan alat pompa saja dan hasil perah menggunakan alat pompa dilanjutkan dengan memerah dengan tangan.

Berikut ini adalah tahapan memerah teknik kombinasi pompa dan tangan yang lebih detil:
1. Cuci tangan, persiapkan perlengkapan pompa.
2. Cari posisi duduk/berbaring yang nyaman. Pikirkan hal-hal yang membahagiakan, bisa dibantu dengan visual seperti foto bayi atau audio seperti suara bayi. Bayangkan beberapa hal juga misalnya air terjun atau ASI yang mengalir. Minimalkan hal-hal yang dapat mengganggu, matikan TV, hp, dll.
3. Pijat lembut kedua payudara untuk menstimulasi MER (Milk Ejection Reflex) / LDR (Let Down Reflex), boleh ditambah juga dengan kompres hangat sebelum memijat. Mulailah memijat dari bagian luar payudara dekat ketiak. Cara memijat sangat sederhana, dengan membuat gerakan melingkar kecil secara lembut, gunakan keempat jari (kecuali ibu jari).
4. Perah kedua payudara bersamaan dengan pompa (disarankan menggunakan pompa elektrik berkualitas baik seperti hospital grade electric pump), kombinasikan dengan teknik breast compression . Teknik breast compression secara singkat adalah menekan lembut payudara, bagian luar areola dengan jari posisi C hold (Ibu jari dan keempat jari sisanya membentuk huruf C) dan mencari bagian payudara yang lebih keras, pijat pelan. Jika menggunakan pompa elektrik maka mulailah dengan kecepatan terendah.
5. Saat hasil perah mulai sedikit maka lepas/matikan pompa, pijat lagi payudara dan lanjutkan memerah dengan perah tangan saja . Lanjutkan perah kedua payudara hingga sekitar 2 menit pasca tetesan ASI terakhir.

Untuk yang belum menguasai teknik perah tangan silahkan pelajari video ini.

ASI perah yang diberikan fresh tentu yang paling ideal karena pembekuan ASI perah akan menghilangkan (walau tidak semua) faktor imunologis dalam ASI. Tapi dalam banyak kondisi bayi-bayi prematur belum siap untuk menerima ASI perah sehingga ASI perah harus disimpan dalam kulkas/freezer. Saat ASI perah beku diberikan kepada tenaga kesehatan yang merawat bayi, pastikan bahwa ASI perah tetap beku selama perjalanan.

Jangan lupa untuk memberi label berisi nama bayi, nomor identifikasi RS, nama Mama-Papa, tanggal dan waktu memerah, juga informasi obat-obatan yang sedang dikonsumsi Mama saat memerah. Pemberian HMF dilakukan sebelum ASI perah diberikan pada bayi karena ada resiko meningkatnya pertumbuhan bakteri jahat dan menurunkan beberapa komponen anti infeksi.

Untuk ASI perah di hari-hari awal kelahiran yang masih berupa kolostrum, siapkan wadah-wadah super mini (sekitar 35 ml per tabung) untuk menampung kolostrum yang jumlahnya tidak banyak.


Contoh wadah mini untuk menampung kolostrum

Untuk Mama yang dapat melakukan double pumping / memerah 2 payudara dalam waktu bersamaan bisa dibantu dengan memakai bra khusus sehingga tangan Mama bisa bebas bergerak/hands free. Kadar hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI mencapai tingkat tertinggi sekitar jam 2-4 dini hari maka jangan lewatkan waktu ini untuk memerah. Pantau asupan harian bayi dan growth / pertumbuhan bayi terutama pertumbuhan berat badan saat bayi sudah berada di rumah. Secara umum bayi prematur membutuhkan 100-120 kcal / kg / hari untuk tumbuh dan pertambahan berat badan sekitar 20-30 gr / hari.

Peralihan dari exclusively pumping menuju menyusu langsung pada payudara Mama adalah salah satu hal yang perlu dipersiapkan dengan baik dan juga perlu kesabaran. Insya Allah disempatkan saya bahas tulisan yang lain.

Pesan terakhir, para Mama bayi prematur tetap harus menjaga kesehatan dengan cukup tidur & istirahat, makan makanan sehat bergizi bervariasi, minum yang cukup dan tetap berpikir positif. Buatlah pengaturan urusan domestik rumah tangga dengan anggota keluarga yang lain sehingga Mama tidak kelelahan dan mudah stress. Berapapun hasil perah disyukuri dan tidak perlu stress bila pada suatu saat hasil perah menurun, karena penurunan hasil perah dipengaruhi banyak faktor. Sediakan waktu untuk me time dan bertukar pikiran dengan teman-teman yang mendukung Mama juga sangat penting .

Semoga bermanfaat dan happy breastfeeding. :)

Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika

Konselor Laktasi & La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Lulusan S1 Fakultas Teknik Sipil&Perencanaan ITB & S2 Magister Manajemen Universitas Indonesia.

7 Komentar
bunda namita February 25, 2014 4:33 pm

tks sharingx...sgt mensupport sy ,,,

Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika January 29, 2014 7:07 am

Dear Mba Winda,

Selamat atas kelahirannya, semoga sekarang sudah pulih ya. Bila benar2 sudah pulih, metoda yang saya paparkan di tulisan ini dicoba semampunya ya.

- Monik

Winda Martrilia
Winda Martrilia January 29, 2014 6:18 am

Thanks for sharing Ma, kebetulan sy tanggal 24 Januari lalu baru melahirkan bayi premature secara SC karena sy menderita demam berdarah yang sebelumnya mengharuskan sy transfusi dll. Hingga kini bayi sy msh berada di ruang NICU juga.

Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika January 23, 2014 5:05 am

Dear Mba Elzahra,

Terimakasih sharingnya :). Kalau boleh share apa sebabnya Mba menjalani EPing selama 6 bulan?
Cara yang benar2 bisa mengosongkan payudara itu ya dengan teknik perah tangan yang benar :).
Oh ya teknik pompa dulu baru dinenenin langsung ke anak sebenarnya ada kekurangannya karena anak jadi tidak mendapatkan Foremilk alias ASI awal yang kaya Lactose (salah satu fungsing untuk pertumbuhan otak anak).
Bila ada masalah Foreceful LDR bisa pakai teknik mencoba posisi menyusui Posisi Semi reclining / Laid Back Breastfeeding.

-Monik

elzahra
elzahra January 22, 2014 2:08 pm

makasih mba monik artikelnya, teknik pompa perah itu aq banget kalau pas PD g kosong, sudah 6 bulan e-ping masih belum menemukan cara yang bisa benar2 mengosongkan dengan pompa, satu-satunya cara hanya dipompa.
Atau kalau saya dipompa dulu kemudian buat ngosongin saya nenenin langsung ke anak saya, ya walau agak lama karena alirannya g deras karena sudah dipompa sebelumnya. Cara itu juga bisa membantu.

Hanya kalau kita sedang berada jauh dengan anak jadi tetap pompa+perah jalan keluarnya