Hormon Prolaktin dan Oksitosin

Oleh Fatimah Berliana Monika pada Senin, 01 April 2013
Seputar Expert Explains

Apakah para Mama pernah mendengar istilah-istilah ini? Prolaktin, Oksitosin, LDR (Let Down Reflex) atau MER (Milk Ejection Reflex)?

Untuk para Mama yang pernah mengikuti kelas-kelas edukasi persiapan kelahiran dan menyusui tentunya sudah tidak asing dengan istilah-istilah tersebut. Bahkan saya sering membaca dan membantu memberikan saran para Mama yang merasa LDR-nya lemah, hal ini terutama sering dikeluhkan oleh para Mama yang memerah ASI dan sedang tidak bersama bayinya. Dalam tulisan saya kali inisaya akan membahas mengenai hal ini.

Saat kehamilan dan di hari-hari awal pasca melahirkan, produksi ASI masih dipengaruhi oleh hormon. Di akhir kehamilan/ada juga yang terjadi di trimester kedua kehamilan, payudara Mama mulai memproduksi kolostrum, tetapi jumlahnya ditekan oleh kadar hormon progesterone yang tinggi. Saat Mama melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan beberapa hormon seperti progesterone/estrogen/HPL turun secara drastis walau masih ada di hari-hari awal pasca melahirkan. Selanjutnya hormon prolaktin, isapan bayi & pengeluaran ASI berperan penting dalam produksi ASI Mama.

Yuk coba perhatikan anatomi dari payudara ini:

Isapan bayi saat menyusu menyebabkan sinyal-sinyal dikirimkan ke kelenjar hipotalamus di otak untuk menghasilkan hormon prolaktin yang kemudian beredar di dalam darah. Alveoli adalah sel-sel yang memproduksi ASI. Di dalamnya terdapat lactocytes yang merupakan area penerima hormon prolaktin serta menstimulasi pembentukan ASI. Alveolus adalah kumpulan dari beberapa alveoli. Ketika alveolus penuh oleh ASI maka prolaktin tidak dapat memasuki lactocytes akibatnya produksi ASI akan menurun. Oleh karena itu di awal-awal kelahiran bayi yang dimulai sejak dilaksanakannya IMD (Inisiasi Menyusu Dini), Frequent Feeding/menyusui bayi dengan frekuensi yang sering (sekitar 8-12 x per hari) sangat penting untuk membantu mempercepat supply/produksi ASI dan mencegah terjadinya pembengkakan payudara (engorgement). Bila bayi sudah lancar/established menyusuinya, maka biarkan bayi menyusu on demand/tidak perlu dijadwal lagi seperti di awal-awal kelahiran. Kadar hormon prolaktin sangat tinggi pada malam hari sehingga banyak para Mama yang menggunakan waktu di malam - dini hari untuk memerah ASI selain menyusui bayi sesuai keinginan bayi. Hormon prolaktin ini membuat Mama merasa rileks dan juga mengantuk, sehingga biasanya para Mama yang menyusui malam hari juga dapat istirahat. Hormon prolaktin juga berfungsi menekan ovulasi sehingga menyusui (terutama secara eksklusif) merupakan salah satu KB alami.

Hormon yang keduaa dalah Hormon Oksitosin.
Saat bayi mengisap, rangsangan tersebut dikirimkan ke otak sehingga hormon oksitosin dikeluarkan dan mengalir ke dalam darah, kemudian masuk ke payudara Mama menyebabkan otot-otot di sekitar alveoli berkontraksi dan membuat ASI mengalir di saluran ASI (milk ducts). Hormon oksitosin juga membuat saluran ASI (milk ducts) lebih lebar, membuat ASI mengalir lebih mudah. Hormon oksitosin diproduksi lebih cepat dari hormon prolaktin, bahkan hormon ini dapat bekerja sebelum bayi mulai mengisap yang akan dijelaskan di bagian LDR (Let Down Reflex)/MER (Milk Ejection Reflex) / Oxytocin Reflex. Hal penting lainnya mengenai hormon oksitosin adalah hormon ini berperan dalam kontraksi rahim Mama pasca melahirkan yang sangat berguna untuk mengurangi pendarahan dan membantu mengembalikan kondisi rahim Mama pasca melahirkan.

Ilustrasi gambar di bawah ini mempermudah pemahaman fungsi hormon prolaktin & oksitosin:

Sekarang saya paparkan mengenai LDR (Let Down Reflex)/ MER (Milk Ejection Reflex) / Oxytocin Reflex.

LDR merupakan tanda bahwa ASI siap untuk mengalir dan membuat proses menyusui lebih mudah baik bagi bayi dan juga Mama. LDR juga bisa terjadi bila Mama mendengar, melihat atau bahkan hanya memikirkan bayi Mama. LDR juga bisa terpicu dengan cara menyentuh payudara, area puting dengan tangan/ dengan alat pompa ASI. Para Mama merasakan hal yang berbeda ketika LDR terjadi sebagai berikut:


    - Perasaan geli atau kesemutan pada payudara.
    - Tekanan pada payudara yang kadang disertai rasa nyeri/tidak nyaman.
    - Mama merasakan haus.
    - Payudara terasa ‘penuh’.
    - ASI menetes dari payudara yang tidak diisap bayi/dipompa.
    - Di hari-hari pertama pasca melahirkan Mama bisa merasakan kontraksi rahim.
    - Ada juga para Mama yang tidak merasakan apa-apa.

Seiring dengan makin nyamannya proses menyusui, para Mama sering tidak merasakan / tidak sadar akan LDR ini. LDR juga bisa terjadi lebih dari satu kali dalam satu sesi menyusui, dan biasanya para Mama hanya merasakan LDR yang pertama saja. Saat awal bayi menyusu polanya adalah mengisap dan mengisap dengan jeda yang pendek, setelah LDR terjadi maka polanya menjadi mengisap – menelan – mengisap, dst.

Tips untuk memacu LDR: Gunakanlah seluruh indera Mama untuk memfasilitasi LDR. Tips secara umum, konsentrasikan indera Mama untuk melihat, mencium, menyentuh bayi. Makan dan minum yang disukai Mama, dengarkan hal disukai dll. Berikut ini adalah tips yang lebih detil untuk memacu LDR:

Sebelum mulai menyusui:


    - Mandi air hangat, pakai shower bila ada, lanjutkan dengan memijat lembut payudara Mama.
    - Apabila Mama sedang sakit, Mama bisa pertimbangkan untuk meminum obat pengurang sakit/ pain killer yang aman untuk Ibu menyusui, misalnya golongan Paracetamol. Rasa sakit menyebabkan stress dan menghambat LDR.
    - Pilih tempat yang tenang dan nyaman.
    - Perbanyak skin to skin contact dengan bayi.
    - Minum/ makan yang disukai Mama.
    - Minta bantuan suami/ orang terdekat untuk memijat punggung Mama/ yang disebut: Pijat Oksitosin. Bila tidak bisa maka pijat lembut saja untuk menyamankan.

Ilustrasi Pijat Oksitosin dapat dilihat di gambar berikut ini:

Selama menyusui:


    - Tarik napas dalam-dalam atau gunakan teknik-teknik relaksasi lainnya.
    - Gunakan visualisasi. Tarik napas dalam-dalam dan tutup mata. Coba bayangkan dan rasakan bagaimana rasanya LDR. Beberapa Mama membayangkan ASI yang mengalir atau membayangkan aliran sungai, air terjun, dll.
    - Lihat ke bayi yang sedang menyusu, rasakan kulitnya yang hangat dan lembut.
    - Gunakan handuk hangat/ heating pad di pundak dan punggung.
    - Gunakan teknik Breast compression, terutama saat bayi diam/ ngempeng agak lama.

Tips tambahan, khususnya untuk para Mama yang memerah ASI tidak bersama bayi:


    - Lihat foto bayi.
    - Dengarkan rekaman suara bayi bila memungkinkan, bila tidak ada maka bayangkan saja.
    - Ada beberapa Mama yang membawa baju bayi untuk dirasakan baunya.
    - Dengarkan hal disukai, misalnya lantunan ayat suci Al Quran bagi para Mama yang beragama Islam, atau musik yang lembut.

Ada beberapa hal yang menghambat LDR, selain perasaan sakit yang memicu stress, perasaan tidak nyaman , marah, dan sejenisnya, ada juga penyebab fisik lain. Contohnya minum alkohol, minum beberapa macam obat-obatan tertentu seperti pil yang mengandung hormon estrogen yang tinggi, juga obat golongan bromocriptine. Oleh karena itu ketika Mama sakit dan diresepkan obat oleh dokter, jangan lupa sampaikan bahwa Mama sedang menyusui sehingga dokter bisameresepkan obat-obatan yang amanuntuk Mama menyusui. Selainitu Mama juga dapat mengecek kandungan aktif obat tersebut di database obat-obatans eperti di website www.drugs.com dan website khusus database keamanan obat-obatan untuk Mama menyusui ini: http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/htmlgen?LACT .

Ada satu kondisi lagi mengenai LDR, yaitu Forceful LDR. Hal ini kerap dikaitkan dengan masalah too much milk / oversupply. Apabila bayi Mama mengalami hal-hal berikut ini maka Mama memiliki masalah dengan Forceful Let-down: Bayi tersedak, batuk, terengah-engah saat sedang menyusui karena aliran ASI terlalu deras ; bayi sering melepaskan payudara ; terdengar suara ‘klik’ saat menyusui ; sering gumoh / muntah dan perut bayi kembung; sering menolak menyusu.

Tips mengatasi Forceful let-down adalah sebagai berikut:


    - Pilih posisi menyusui yang dapat membuat aliran ASI tertahan oleh gaya gravitasi. Misalnya posisi Laid back / IMD.

    - Rajin-rajinlah menyendawakan bayi.
    - Perah sedikit ASI supaya payudara sedikit lembek, baru susukan.
    - Susui bayi ketika bayi sedikit mengantuk dan jangan ketika bayi dalam kondisi rewel. Ketika bayi dalam kondisi ini maka bayi akan mengisap lebih pelan / santai sehingga aliran ASI akan lebih lambat.
    - Saat bayi mulai menyusu dan Mama merasakan Forceful let-down, Mama dapat melepaskan isapan bayi (tekan pelan dagu bayi/ masukkan kelingking Mama ke ujung mulut bayi), setelah Forceful let-down selesai, Mama dapat menyusui kembali.

Semoga artikel ini bermanfaat. Happy breastfeeding? :)

Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika

Konselor Laktasi & La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Lulusan S1 Fakultas Teknik Sipil&Perencanaan ITB & S2 Magister Manajemen Universitas Indonesia.

8 Komentar
Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika August 28, 2016 7:17 am

Dear Ummiehan,

Ya memang efek samping dot yg utama ya bingung puting. Makanya dalam 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui point 9 adalah larangan pemberian dot dan empeng. Segera ke klinik laktasi untuk dibantu posisi dan pelekatan serta teknik hand expression.
Baca buku saya: Buku Pintar ASI & Menyusui.

-Monik

ummiehan August 27, 2016 10:11 pm

Oh ya katanya utk menambah produksi asi itu pd hrus di kosongkan ya?trus gmana caranya tau pd sy sdh benar2 kosong atau belum mengingat pd sy cenderung lembek?kalaupun agak berisi tp ketika sy perah hanya dpt 10ml,pake tangan jg hanya keluar setetes2.
Dan apa kuantitas asip jg ditentukan oleh kualitas breatpump nya ya mom?karna slama ini sya cm pnya breatpump manual merk camera,harga nya murah hnya 40rb.bentuknya sm kyk klakson tkang pentol.

ummiehan August 27, 2016 9:54 pm

Mom sya mw tanya,knapa asi perah saya sangat sdikit ya?2pd paling hanya dpt max.20ml.kadangtdk sampai segitu.baby sya cwo,umur 2bln.dr awal lahirsdh di kenalkan pada dot oleh pihak rs tempat sy lahiran,dan karna sya merasa sangat sakit pasca melahirkan,shg sya jd keenakan pake dot dan sufor drpd menyusui lgsung,namun tetap sesekali sy susui dan sy perah. Tp stlah dpt 1bulanan sy bsa dbilang sangat jarang menyusui bahkan memerah asi sya.tp skrg sy ingin relaktasi karna baby habis skit disentri dan sy tdk tau baby alergi sufornya atau bagaimana. Skrg sy minum asi booster tea dan jintan hitam yg katanya ampuh utk membantu produksi asi. Tp knapa asip sya cuma sgitu2 aja ya?oh ya baby sy jg mengalami bingung puting,kalau sy susui kadang menolak sampe nangis2,tp kadang2 mau. Sya tdk tau apa baby sy memang mendapat asi atau tdk karna pd sya cenderung lembek(tdk penuh) dan dy menyusu nya terputus2. Skrg menghisap,tdk sampe 1menit dlepas. Sy masukin lg ke mulutnya,ga lama di keluarin lg.gitu terus.kira2 knapa ya? Please mohon bantuan nya,sya msh ibu muda berumur 19th

Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika January 29, 2014 7:57 pm

Dear Mba Wahyusafitri,

Pijat oksitosin diajarkan dan ada dalam modul Pelatihan Konseling Menyusui 40 Jam Modul WHO-UNICEF.

-Monik

wahyusafitri January 29, 2014 3:20 pm

ibu saya mau tanya, referensi sumber buku, atau jurnal penelitian tentang pijat oksitosin ini bisa di akses di mana ya?
karena saya mencari sumber yang akurat untuk KTI belum ketemu, terimakasih sebelumnya :)