Jangan Anggap Sepele Operasi Minor Gigi Bungsu

Oleh Imelda Sutarno pada Kamis, 30 Mei 2019
Seputar Tips
Jangan Anggap Sepele Operasi Minor Gigi Bungsu

Ah, cuma gigi kecil ini. Ah, hanya cuma sedikit ini yang dioperasi.

Itulah pikiran sepele yang muncul kala saya harus menjalani bedah minor untuk mengambil gigi bungsu (wisdom tooth) di geraham kanan bawah.

Gigi bungsu atau gigi molar ketiga adalah gigi yang biasa tumbuh dalam rentang umur 17-24 tahun. Jika gigi ini tumbuh miring maka muncul gejala bengkak, nyeri, atau bahkan demam. Terlebih jika gigi ini menusuk gusi, rasanya akan menjadi sangat nyeri. Gigi bungsu akan tumbuh di empat bagian rahang, yaitu kanan atas belakang, kiri atas belakang, kanan bawah belakang, dan kiri bawah belakang. Karena bentuk rahang manusia yang berbeda-beda, hal ini yang menyebabkan pertumbuhan gigi bungsu setiap orang berbeda. Gigi bungsu ini sering terhalang oleh gigi geraham lain yang sudah muncul jika rahang tidak memiliki ruang yang cukup untuk gigi bungsu. Tidak ada cara mencegah gigi bungsu ini untuk tidak tumbuh miring. Pertumbuhan gigi ini bersifat alamiah dan tergantung benih giginya. Jika benihnya bagus maka gigi tersebut akan tumbuh lurus. Saat gigi ini tumbuh berpotensi sangat besar untuk sakit. Dan jika memang sudah menimbulkan keluhan yang gawat, maka jalan keluar terbaik adalah pengambilan gigi, bukan dengan cara dicabut, namun dibedah.

Inilah yang terjadi pada saya bulan Januari 2019 yang lalu. Sebetulnya yang harus dibedah adalah geraham bawah kiri dan kanan karena memang kedua wisdom teeth tersebut tumbuh dalam posisi horizontal. Namun yang kiri tidak ada keluhan. Sementara gigi bungsu kanan timbul radang yang selalu berdarah tiap kali meludah. Jadi saya prioritaskan bedah minor yang kanan terlebih dahulu, seperti yang saya ceritakan di sini.

Apa yang selanjutnya terjadi? Saya disadarkan oleh beberapa hal akibat anggapan sepele tadi. Mungkin ada baiknya saya bagikan pengalaman dan tips sebelum dan sesudah bedah minor gigi bungsu.

1. Kita tidak selalu mendapatkan dokter yang asyik diajak berdiskusi, padahal mungkin ada banyak hal yang ingin ditanyakan sehubungan dengan kondisi gigi sebelum dioperasi. Untuk mengantisipasi hal ini, berinisiatiflah untuk bertanya dan persiapkan diri dengan banyak menggali informasi dari berbagai sumber valid. Carilah dari situs kesehatan yang terpercaya, sehingga ketika saat mendapat dokter yang pasif menjelaskan, setidaknya kita sudah paham apa yang harus kita lakukan agar sebelum dan sesudah bedah minor berjalan dengan baik tanpa ada infeksi lanjutan atau kondisi gawat darurat lainnya. Ini kebetulan pengalaman pribadi saya. Dokternya ramah, namun ya harus pasien duluan yang berinisiatif tanya ini-itu. Beliau hanya menjawab dan menjelaskan saat ditanya saja, selebihnya diam. Alhamdulilah saya sudah baca beberapa informasi, bahkan memberanikan diri menonton prosedur bedah minor di YouTube. Yang terakhir ini sekaligus mengasah mental sebelum duduk di kursi pasien.

2. Memang yang diambil hanya sebuah gigi yang kecil. Memang yang dibius hanya bagian mulut yang mau dibedah saja (bius lokal), sementara anggota tubuh kita lainnya masih bisa beraktivitas normal. Namun ingat bahwa sesudah prosedur bedah, ada banyak efek samping yang akan dirasakan.Selalu ikuti petunjuk dokter untuk menghabiskan obat yang diresepkan, bila ada. Dan sesudah operasi, pastikan kita beristirahat saja, sama seperti jika kita dioperasi pada bagian tubuh lainnya. Semakin maksimal istirahat, proses penyembuhannya akan semakin cepat. Jangan seperti saya, yang sepulang operasi, dua jam sesudahnya malah asyik mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyetrika pakaian dan membereskan rumah. Apa yang terjadi? Mata berkunang-kunang, sakit nyeri yang semakin menjadi di daerah pasca bedah, sampai ujungnya saya demam. Ya, seperti saya sampaikan di atas, tubuh pasti protes dan minta istirahat. Akhirnya saya istirahat saja untuk menghindari hal-hal yang lebih serius.

3. Pastikan ada support system yang mendukung. Bedah minor ini memang memungkinkan kita melenggang pulang bagai tidak terjadi apa-apa sesudah prosedurnya selesai. Toh efek biusnya hanya berlangsung dalam mulut saja kok. Namun berkaitan dengan poin sebelumnya, pastikan ada support dari keluarga yang akan membantu kita. Ada suami/istri, orang tua atau saudara yang bisa membantu melakukan pekerjaan rumah, termasuk mengantar-jemput saat harinya bedah berlangsung. Jangan biarkan diri melakukan semuanya sendiri, apalagi misalnya menyetir kendaraan sendiri pergi dan pulang dari bedah. Rasa sakit pasca bedah sangat berpengaruh terhadap mood. Terbayang 'kan, kalau dengan rasa ngilu ditambah bengkak di bagian pipi kita masih harus fokus menyetir mobil di jalan raya juga?

4. Terutama untuk Urban Mama yang bekerja, lebih baik mengambil cuti beberapa hari untuk prosedur bedah plus istirahat bedrest sesudahnya. Jangan dipaksakan,  sehabis operasi besoknya langsung ngantor. Aktivitas pekerjaan di kantor butuh mencurahkan pikiran dan tenaga, sudah tentu berpengaruh terhadap proses kesembuhan.

5. Sekecil-kecilnya luka, pasti kita ingin lekas lukanya sembuh, bukan? Nah, pastikan asupan makanannya bergizi. Saya memperbanyak makan protein karena salah satu fungsi protein adalah membantu proses pembentukan sel-sel tubuh dan juga berperan penting dalam pemeliharaan jaringan tubuh. Usai bedah minor, meski dibantu jahitan, namun tetap harus segera mempercepat pembentukan sel dan jaringan baru untuk menutup luka. Selain protein, tentunya vitamin dari buah dan sayur juga berguna untuk pemulihan luka. Ingat juga, selalu patuhi aturan minum obat yang dianjurkan oleh dokter.

(Gambar: www.pixabay.com)

Semoga tipsnya bermanfaat bagi Urban Mama-Papa. Intinya, walau hanya kecil namun jangan sampai dianggap enteng. Sekecil apapun bedah atau operasi terhadap tubuh, sudah pasti ada efek samping yang bisa menjadi gawat darurat jika kita mengabaikannya. Untuk Urban Mama dan Papa yang saat ini tengah menanti jadwal bedah minor gigi bungsu, semoga prosesnya dilancarkan dan lekas pulih.

 

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno

A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

0 Komentar