Kehidupan Bertetangga Ala Serial "Reply 1988"

Oleh Rebekka Irnawati pada Rabu, 10 Juni 2020
Seputar Our Stories
Kehidupan Bertetangga Ala Serial

 

Di suatu pagi, saya terbangun dan mengecek ponsel. Ada pesan yang belum terbaca malam sebelumnya sekitar pukul 21.00, "Mak, jendela bawah rumah lo belum ditutup itu." 

Pesan tersebut dikirimkan oleh Vina, tetangga satu blok saya. Sontak saya kaget karena berarti semalaman saya tidur dengan posisi jendela rumah terbuka. Kemudian saya lega setelah membaca lanjutan pesan dari Vina, "Sudah ditutup sama Prima ya, Mak." Prima adalah suami Vina yang juga adalah bapak RT di komplek kami. Prima dan Vina masih muda, kelahiran tahun 1988 berbeda satu tahun dengan saya. Meskipun masih muda dibanding warga lainnya, Prima dipercaya untuk menjadi Pak RT dan terbukti mampu mengayomi warga satu komplek dengan baik. 

Berbicara tentang tahun kelahiran Pak RT kami, yaitu tahun 1988. Ada satu serial Korea yang juga menyita perhatian di masa pandemi ini yaitu Reply 1988. Sebenarnya serial Reply 1988 ini ditayangkan di tahun 2015 namun disiarkan ulang di tahun ini dan mendapatkan rating yang juga cukup tinggi. Ini adalah salah satu drama Korea terhangat yang pernah saya tonton. Dalam setiap adegan, saya bisa tertawa dan menangis secara bergantian. Mengambil latar belakang tahun 80-an membuat drama ini semakin menarik karena detail-detail dari tahun lampau tersebut tersaji dengan sangat baik. Saya tidak bosan menonton berulang-ulang drama ini. Aksen bahasa Korea bagian selatan para orangtua dalam drama ini juga merdu dan candu sekali untuk didengar. Adegan sederhana mengobrol di meja makan saja bisa membuat saya betah. Drama ini juga banyak sekali menyimpan pesan moral dan salah satu yang menonjol adalah pesan kehidupan bertetangga. Selesai menonton drama ini, saya merasa banyak sekali hal-hal baik yang bisa dipetik dalam kehidupan bertetangga khususnya persahabatan tiga yakni Ra Mi Ran, Sun Young dan II Hwa. Hal yang saya suka dari kehidupan bertetangga di serial Reply 1988 antara lain:

1. Berbagi Makanan

Adegan di episode pertama yang langsung membuat saya tertarik meneruskan menonton drama ini adalah adegan saat Jung Hwan mengantar makanan ke rumah Doek Sun. Hantaran tersebut dibalas oleh Il Hwa. Kemudian mereka tidak berhenti saling mengirimkan makanan satu sama lain. Saya jadi ingat betapa tetangga-tetangga saya baik sekali selalu saja mengirimkan makanan satu sama lain.

Tidak perlu ada perayaan hari raya spesial, hanya sekedar mencoba menu baru pasti saya kecipratan hasil jadinya. Pernah suatu ketika, saya mengirimkan pesan untuk tetangga belakang rumah saya. "Wah, Mba lagi masak ya? Baunya enak banget deh!" Selang 5 menit kemudian, Mba Iyul tetangga saya tersebut sudah mengetok pintu membawakan nasi uduk lengkap dengan semur daging dan teman-temannya yang masih mengepul panas. Saya jadi tidak enak karena kesannya saya mengirimkan kode. Lalu Mba Iyul berkata, "Pantang kalau tetangga cuma dikasih aromanya saja." Ketika saya mengirimkan makanan kepada tetangga saya, mereka juga selalu mengembalikan wadah dalam keadaan terisi. Jadi memang sulit untuk berhenti karena selalu balas-balasan. Seru ya!

 

2. Saling Menolong

Yang membuat film ini terasa sangat hangat adalah setiap adegan dimana para tetangga saling menolong. Terasa sekali mereka seperti keluarga. Setiap kali tetangganya ada kesulitan, mereka berkumpul dan membantu mencarikan solusi. Sesama tetangga memang harus saling membantu tanpa pamrih. Pernah ada kejadian rumah teman saya kemasukan kadal, kami yang sedang mengobrol di rumahnya panik karena kami semua takut dengan binatang melata. Untung saja ada tetangga kami, Mas Jun yang sigap membantu menangkap kadal itu. Pernah juga rumah salah satu warga kemasukan ular. Bapak-bapak semua berkumpul berjam-jam bekerja sama sampai akhirnya ular berhasil ditemukan. Belum lagi kalau sedang ada hajatan atau arisan warga, kami sesama ibu-ibu tidak pulang sebelum membantu tuan rumah beres-beres. 

 

3. Titip Anak

Karena harus bekerja, Sun Young seringkali menitipkan anaknya, Jin Joo kepada tetangganya. Ra Mi Ran juga suka sekali memasak menu yang enak-enak untuk anak tetangganya. Begitu juga disini, kalau sedang tidak ada ART, kami sangat bisa mengandalkan tetangga-tetangga kami untuk menitipkan anak sementara. Misalkan harus pergi ke bank, rapat sekolah atau sekedar ingin mandi lebih lama, tetangga selalu bersedia saling bergantian menjaga anak. 

 

4. Tidak perhitungan dan Iri Hati

Ra Mi Ran adalah ahjuma paling kaya dan beruntung diantara teman-temannya. Meskipun kaya, dia tidak sombong dan selalu membantu teman-temannya tanpa perhitungan. Saya terharu sekali ketika adegan Ra Mi Ran  memberi uang diam-diam kepada Il Hwa untuk keperluan sekolah Doek Sun. Ia tidak perhitungan sama sekali kepada teman-temannya. Il Hwa dan Sun Young juga tidak dengki walaupun Ra Mi Ran hidupnya beruntung sekali dibandingkan mereka. Begitulah seharusnya bertetangga, tidak perlu sibuk memikirkan apa yang tetangga miliki sehingga muncul iri hati. Jangan kesal kalau rumput tetangga lebih hijau, karena kalau rumput mereka gersang juga lingkungan kita jadi tidak enak dipandang. Akan lebih baik kalau semuanya hijau dan subur. 

 

Saya setuju dan percaya tetangga adalah keluarga terdekat kita. Walaupun kita memiliki keluarga kandung, namun belum tentu mereka tinggal dekat dengan kita dan bisa siap siaga membantu kita saat situasi mendesak. Tetangga adalah orang terdekat yang akan membantu kita. Sebisa mungkin jaga hubungan baik dengan tetangga. Masalah besar diperkecil, masalah kecil dihilangkan saja. Semoga semua bisa akur dengan tetangganya seperti Ssamungdong Neighborhood di serial Reply 1998. 

 

Kategori Terkait


Tag Terkait

0 Komentar