Dulu ketika Ayesha, putri pertama saya, masih balita, saya sering membawanya ke posyandu. Tentu saja untuk ditimbang berat badannya dan diberi vitamin A dua kali setahun. Sebetulnya memang tidak selalu setiap bulan karena seringkali terlupa, namun saya tetap berusaha untuk membawanya ke sana. Ketika kami pindah untuk menempati rumah baru, rutinitas pergi ini sempat terhenti beberapa waktu. Ayesha berusia 4 tahun kala itu. Menurut informasi dari pegawai kelurahan, posyandu terdekat terdapat di RW tetangga. Karena belum tahu tempatnya, akhirnya kegiatan bulanan ini sempat terhenti.
Kompleks tempat kami tinggal memang tergolong perumahan baru. Ketika kami pindah, penduduknya masih tidak terlalu banyak dan penghuninya adalah para pahmud-mahmud (papah muda/mamah muda). Walaupun lebih banyak didiami oleh kaum muda, namun ajang silaturahmi antar warga berjalan baik baik. Bahkan pertemuan para ibu akhirnya menghasilkan gagasan untuk mengadakan posyandu khusus untuk penghuni kompleks. Ide ini mengingat bahwa mayoritas warga mempunyai anak yang semuanya masih berusia balita, juga sebagai bentuk kepedulian untuk memantau tumbuh kembang para buah hati. Para kader posyandu pun adalah ibu-ibu warga kompleks. Jadilah ketika Ayesha berusia 4,5 tahun, saya kembali melanjutkan aktivitas posyandu setiap bulannya. Yah, memang hanya beberapa bulan saja, karena tak lama kemudian dia 'lulus' dari posyandu.
Selang dua tahun kemudian, saya kembali menjadi pengunjung tetap posyandu. Anak kedua saya, Jaka, saya bawa ke posyandu sejak usianya masih satu bulan. Kegiatan yang terdapat di posyandu ini memang baru seputar menimbang berat badan, mengukur lingkar kepala, pemberian vitamin A pada bayi, dan menimbang berat badan ibu hamil.
Memang sih, kalau hanya untuk menimbang berat badan Jaka, bisa saja saya lakukan di RS bersamaan dengan jadwalnya imunisasi. Tetapi kegiatan ini lebih saya tujukan untuk mengasah kemampuan sosialisasi Jaka karena di sini dia akan bertemu dengan para balita lain dan orang dewasa lain selain keluarganya sendiri.
Jaka dan para balita lainnya
Setelah selesai ditimbang dan diukur lingkar kepalanya, biasanya saya mengajak Jaka untuk bergabung dengan para balita lainnya. Ketika selesai bermain, Jaka pulang ke rumah dengan membawa buah tangan dari posyandu untuk disantap di rumah. Senang!
Wah, saya punya pengalaman soal itu tuh Mama Innes. Minggu lalu, anak saya (8 bulan) ke Posyandu sama Utinya, karena bulan ini gak ada jadwal imunisasi ke RS. Saya minta tolong Utinya ke Posyandu karena saya mau tetap pantau BB-nya. Ternyata malam sepulang kantor, malah dapet laporan "Mik (saya dipanggil Miki), tadi Mama udah ke Posyandu, temen-temen seumurannya gemuk gemuk, kok anakmu kurus sih?". Saat itu juga BBnya dicatat 7.2 kg, turun 300 gram dari awal bulan 7.5 kg. Langsung deh, the worried Granma-nya keluar lagi.
Saya: Teman-temannya gemuk kan karena minumnya formula (setahu saya, kebanyakan anak di sekitar rumah saya memang pakai formula)
Nenek: Ya udah ini dikasih formula aja
Saya: *pasang wajah horor*
untuk mencegah terjadinya "perang" saya hanya jawab: "Mama sama Ayahnya tinggi kurus, anaknya ya gak jauh beda lah" hahaha
Gara-gara kunjungan Posyandu yang jadi ajang pamer BB ini, saya jadi makin cemas sama BBnya. Tapi so far, growth chartnya masih bagus, meskipun sudah di garis kritis. Saya jadi enggan minta dibawa ke Posyandu lagi...
Posyandu di daerah rumah saya diadakan setiap minggu kedua di awal bulan. Waktu masih cuti melahirkan sih rutin.. Mulai bulan ini Inara mau ke posyandu dianter mbaknya. Soalnya yangtinya pake tongkat, ngga bisa gendong kemana2.
Yang heran tuh ya, kenapa setiap posyandu jadi ajang pamer BB bayi. sempet syebel juga dianggep nggak bisa ngurus anak krn BBnya blm naik banyak wkt newborn.
2 minggu lalu pas 3 bulan sih 6,8 kg. Mau nimbang lagi senin depan :))
Dulu anak saya Zahra sering ke Posyandu. Setelah pindah ke rumah baru, ternyata di Posyandu hanya ditimbang berat badan saja. Tanpa ngukur lingkar kepala dan makanan tambahan. Sedihnya, karna baru pertama muncul ibu-ibu kader yang udah pada lansia kayak meremehkan gitu, pas mau mencatat BB Zahra dia bilang, "mau rutin kesini kan? Kalo iya saya catat namanya di buku" Setelah itu saya malas kesana dan memilih menimbang sendiri di rumah.
selalu rutin ke posyandu tiap bulan walaupun hanya untuk menimbang, ukur tb dan vit A...
bagus juga untuk sosialisasi ke tetangga dan kader2 posyandu nya...
Setuju! Selain mamanya, anaknya juga ikut sosialisasi ya. Di daerahku pengurusnya rajin banget. Tiap rabu pagi, ibu-ibu yang punya balita diajakin ke Posyandu bareng, seneng liatnya :)