Membiasakan Anak Ikut Membantu Pekerjaan Rumah Tangga

Oleh Gabriella F pada Jumat, 13 Juli 2018
Seputar Our Stories
Membiasakan Anak Ikut Membantu Pekerjaan Rumah Tangga

Tidak adanya asisten di rumah membuat kami berbagi pekerjaan rumah tangga. Pembagian tugas di rumah dilakukan berdasarkan siapa yang sempat mengerjakannya. Seiring dengan usia Al yang bertambah besar, tugas-tugasnya di rumah pun juga bertambah. Kami memang belum memberikan pekerjaan seperti menyapu dan mengepel seluruh rumah atau menyikat kamar mandi. Minimal ia sudah bisa mengerjakan tugas yang berkaitan dengan dirinya sendiri, seperti menyiapkan baju, meletakkan baju kotor pada tempatnya, atau membereskan piring yang sudah selesai dipakainya makan. Kami biasanya melibatkan Al untuk membantu mengerjakan beberapa hal yang lebih besar seperti mencuci pakaian, menyapu, mengepel, atau melipat dan membereskan pakaian yang sudah bersih.

Awalnya ia suka mengeluh dan mempertanyakan mengapa ia harus ikut mengerjakan hal-hal tersebut. Sebenarnya tidak sulit memintanya ikut membantu mengerjakan berbagai pekerjaan rumah, karena ia memang suka dilibatkan. Namun saat hal itu sudah menjadi rutinitas, malahan ia mempertanyakannya. Kalau dipikir-pikir, dulu saat kecil juga saya suka seperti itu. Saat tidak disuruh saya bersemangat sekali membantu, tetapi ketika hal itu sudah menjadi kewajiban, rasanya malas dan berat sekali mengerjakannya.

Salah satu cara untuk membuatnya mau ikut serta mengerjakan beberapa hal di rumah adalah dengan memberinya pengertian bahwa suatu saat ia akan tinggal terpisah dari kami, mungkin waktu kuliah atau bekerja di kota/negara lain. Jadi, minimal ia bisa mengurus diri sendiri agar tidak bingung jika harus tinggal terpisah dari kami. Setidaknya bisa memasak nasi dan makanan kesukaannya, tahu cara mencuci piring dan baju, serta mengerti bahwa handuk harus dijemur kembali setelah dipakai mandi dan pakaian kotor harus diletakkan di keranjang cucian.

Awalnya saya harus mengingatkan berulang kali agar Al membereskan piring setelah makan, atau mengembalikan mentega ke kulkas setelah selesai menyiapkan roti. Memintanya mengeluarkan seragam olahraga dari tas dan mengingatkan agar ia menjemur handuk setelah mandi. Namun, setelah berjalan selama beberapa waktu, si kecil akan mulai terbiasa dan otomatis melakukannya.

Selain itu, dengan bantuan Al, pekerjaan bisa lebih cepat selesai dan kami bisa kembali bersantai atau bermain bersama. Saya mencoba memberi pengertian, rumah ini adalah tempat tinggal kita bersama, jadi setiap penghuninya bertanggung jawab untuk menjaga kebersihannya. Tak jarang ia merasa bangga setelah membersihkan wastafel misalnya.

Biasanya Al ikut terlibat mengerjakan tugas-tugas yang besar pada hari libur, sementara pada hari sekolah keterlibatannya masih terbatas pada tugas yang berkaitan dengan mengurus diri sendiri. Mungkin Urban Mama punya tips untuk membiasakan si kecil membantu pekerjaan di rumah?

 

4 Komentar
Atika dian Pitaloka
Atika dian Pitaloka July 28, 2018 6:08 am

Pengen banget nerapin ini buat anak aku nanti. Even laki2 tapi harus mandiri karna gak selamanya dia akan tinggal dengan orangtua. Kelak bakal punya istri yg juga butuh bantuannya. Btw mulai dari umur berapa ngajarin kaya gini dan dimulai dari hal simpel seperti apa?

dieta hadi
dieta hadi July 16, 2018 7:44 am

Anak-anak sudah diajarin dari umur 2 tahun, hal pertama diajarkan membuang sampah pada tempatnya. Sekarang sih sudah banyak pekerjaan rumah yang dikerjakan anak-anak kecuali yang berat-berat ya. Mika juga sudah mulai mencuci piring sendiri. Bahkan membereskan mainan mereka harus membereskannyas endiri walaupun ada ART di rumah, anak-anak tetap menegrjakan pekerjaan rutinnya.

Cindy Vania
Cindy Vania July 13, 2018 11:02 pm

Kalau aku sih nggak ada tips khusus Ka Gab. Anak-anak (untungnya) dengan suka hati langsung bantuin tanpa diajarin/diminta, soalnya waktu mama main sama mereka lebih sedikit dibanding sama bersih2nya.

Jadi kayaknya mereka bantu demi bisa main lebih lama sama mamanya.
Asiknya sih sekarang mereka bertiga bisa ngelakuin hampir semua house chores, kadang pada bagi tugas sendiri-sendiri.

Kalau buat aku, yang penting bisa "menyiapkan yang berurusan dengan diri sendiri" sudah cukup untuk awal-awal, baru deh bisa bantu yang lain-lain.

Angie Renata
Angie Renata July 13, 2018 6:41 pm

Al hebat! Iya bener, Ella...Hanif juga dulu senang bantu-bantu, tapi giliran diminta rutin jadi keberatan hehe.
Waktu masih SD, kita bikin papan pekerjaan lalu dia diminta memilih salah satu untuk dikerjakan rutin selama seminggu. Minggu depannya, milih lagi. Jadi dia sempat nyobain berbagai pekerjaan rumah. Setelah nyoba ini itu, ternyata dia paling ngga suka ngepel dan beres-beres hihi