Anak usia batita sudah mulai bereksplorasi dengan menggambar. Ia akan menggambar di mana pun sesuka hatinya. Ketika menemukan bolpoin atau alat tulis apa pun, ia akan mulai mencorat-coret di tembok, lantai hingga di badannya sendiri. Dapat dipastikan jika kita memiliki anak kecil, maka tembok rumah kita akan penuh dengan hiasan coretan tangan anak-anak kita. Hal ini mungkin bagi sebagian orang tua cukup mengesalkan karena bukan saja mengotori dinding, tetapi juga kurang sedap dipandang terlebih biaya cat cukup mahal.
Berbekal ilmu dari seorang teman, saya memiliki tips agar anak-anak tidak mencorat-coret di tembok rumah yaitu selalu sediakan kertas untuk dia menggambar. Beritahu si anak jika ingin mencorat-coret harus pada tempatnya yaitu kertas. Hal ini sudah saya praktikkan kepada putri saya sendiri.
Sejak usia 1 tahun Rura sudah mulai suka sekali menggambar. Saya selalu membiasakan ia agar menulis di atas kertas bukan di tembok dengan selalu menyediakan kertas hvs atau kertas buram untuk media ia menggambar. Alhamdulillah tembok rumah kami tetap bersih. selain tembok yang tetap bersih, dengan menggambar di atas kertas kita bisa melihat progres perkembangan kemampuan menggambar anak.
Beberapa bulan lalu gambarnya Rura hanya berupa coretan-coretan tanpa makna. Sekarang di usianya yang 26 bulan gambarnya Rura sudah mulai bermakna. Dari gambar yang kedua bisa dilihat Rura sudah bisa membuat entah mahluk apa yang memiliki wajah, mata, dan tanduk.
Karena senangnya dia menggambar, setiap melihat kertas dia langsung mencorat-coret tanpa bertanya kertas itu apakah bisa untuk dicorat-coret atau tidak. Maka tak jarang karena saya lalai menyimpan dokumen tugas, saya harus mengeprint ulang tugas kuliah karena kecolongan keduluan dicorat-coret oleh Rura.
Jadi sebaiknya, selain menyediakan kertas untuk menggambar, kita juga perlu berhati-hati menyimpan kertas-kertas yang masih akan dipakai agar tidak menjadi sasaran corat-coret si kecil.
setuju banget bunda hehe, anak itu memang jangan dikekang kebebasannya untuk berekspresi, berkreativitas dan berimajinasi bisa2 nanti dia tumbuh menjadi anak introvert, jangan sampe ya bunda :), jadi biarkan dia mengembangkan itu semua dengan caranya sendiri tapi tentunya kita bimbing juga supaya tidak hilang arah :D, tapi jika bunda kesulitan untuk mencegah anak mencoret2 dinding rumah karena takut dinding kotor dan sulit untuk mengalihkannya mencoret2 di kertas, bunda tidak usah sedih :D, karena sekarang ada water erasable board dari Karalink Indonesia, yaitu pelapis papan tulis anti air, pelapis ini bisa pula ditempelkan ke dinding layaknya wallpaper, dan biarkan anak anda mengeluarkan segenap ekspresi, kreativitas dan imajinasinya melalui coretan. Tapi jangan anda berikan dia kapur tulis biasa atau bahkan spidol yang beracun untuk anak anda, tapi gunakanlah kapur tulis ramah lingkungan biar anak anda terbebas dari debu akibat kapur dan racun akibat spidol yang mengandung xylene
hahahaha ini sama banget dengan raffa selalu kuliah ga perna sukses ngerjain tugas dirumah habis dia ikutan nulis dimana bundanya nulis, ga mau dipisahin kertasnya jadilah kerja tugas kuliah sistem ngebut di kampus ... tp seneng juga anak suka corat coret hanya berbekal buku gambar dengan pensil warna raffa sukses beberapa kali nunggu bunda kuliah dikampus :')
jadi kangen masa2 itu :)
betul bunda... saya juga sering bawa kertas2 bekas yang ga kepake dari kantor. melarang anak untuk berekspersi jelas tidak baik hanya kita berkewajiban menyalurkannya ke jalan yang benar heheheheh. idenya bunda yulia boleh ditiru tuh... menempeklan kertas di dinding... :)
Wuah...langsung bawa kertas pulang yang banyak selesai membaca tips ini.
Langga sudah mulai corat corat di tembok, lantai dan ...tas...errrr sampe melongo..Langga dapet wangsit dari mana crayon kok ya diorat oret ke tas.
Akan dipraktekan segeraaaa....
Ngeliat anak aktif pasyi seneng dong ya mama. Tapi aktif klo nyoret2 tembok, walah *tepok jidat nih... rumah jadi kotor, pemandangan ga enak, harga cat juga mahal. Alya, gw kasih kertas, tetep aja tembok yang jadi pilihan. Hampir merata dengan mural yg ga jelas.
Alhasil tembok pun di cat ulang. Gw pake cara lain, dia bisa nyoret2 ditembok tapi tembok tetap bersih. Dikantor gw pilah2 kertas bekas tapi dibelakangnya masi bersih trus bawa pulang. Sampe dirumah (setelah alya tidur) gw tempelin kertas setinggi 1 meter. Silahkan nyoret sayang mama, anak senang mama bahagia (tembok tetep bersih).