Menonton Tari Kecak

Oleh Shinta Daniel pada Kamis, 01 November 2012
Seputar Activities

Minggu lalu, saya dan keluarga liburan ke Bali. Salah satu agendanya adalah menonton tari kecak di pura Uluwatu. Awalnya saya kurang pede menonton kecak bersama Baron (hampir 2 tahun) karena acara itu ada di ruang terbuka, sore menjelang malam hari, dan memakan waktu 1 jam. Saya takut Baron masuk angin dan bosan yang bisa membuatnya rewel dan saya berpikir Baron belum mengerti nonton acara seperti itu. Karena penasaran dan mumpung lagi di Bali, saya, Baron, dan pengasuhnya berangkat juga ke Uluwatu sementara suami meeting di hotel.

Sampai di Uluwatu sekitar pukul lima sore, kami sempat berjalan-jalan dan berfoto-foto sambil melihat-lihat pemandangan laut, awan, dan tebing di sekitar pura. Masuk ke Pura Uluwatu membayar tiket Rp15.000,-/orang untuk turis lokal dan Rp20.000,-/orang untuk turis mancanegara. Anak di bawah 3 tahun gratis.

Sekitar pukul 17.30, kami mulai memasuki tempat pertunjukan dan membayar tiket nonton Rp70.000,-/orang. Tempat untuk menonton tari kecak bentuknya setengah lingkaran dan para penari akan menari di tengah-tengah penonton. Walaupun acara mulai pukul 6 sore tapi sejak pukul 17.15 seluruh tempat duduk sudah dipesan, bahkan sampai acara dimulai, penonton masih terus berdatangan sehingga panitia terpaksa menyediakan tambahan kursi plastik, mempersilakan tamu duduk bersila di lantai dan berdiri di belakang.

Alhamdulillah, kami masih dapat kursi yang cukup strategis. posisi di deret ketiga dari depan, agak samping sehingga kalau mau merekam atau nonton tidak akan backlight kena cahaya matahari terbenam. Ternyata banyak juga wisatawan mancanegara yang nonton membawa balita-balita mereka, bahkan ada juga yang masih bayi.

Sejak tarian dimulai sampai selesai, ternyata dugaan saya salah! Mas Baron menonton dengan sangat serius, mau duduk tenang di pangkuan pengasuhnya selama 1 jam, sementara saya merekam dan memotret. Di tengah-tengah acara tangan Mas Baron ikut menari mengikuti irama yang dinamis dari suara para penari "cak... cak... cak..." sambil sesekali menunjuk-nunjuk ke atas memberi tahu kalau ada bintang, bulan, dan pesawat yang lewat.

Malah kami dapat kejutan pada saat Hanoman datang dari arah belakang bangku penonton ke arah panggung, ternyata jalur turunnya melewati tempat duduk kami dan Mas Baron berhasil menyalami Om Hanoman.Setelah selesai acara, para penonton bisa berfoto bersama seluruh penari dan kesempatan ini saya pakai untuk foto mas Baron dengan Hanoman, walaupun ia tidak melihat ke arah kamera karena malahan takjub melihat wajah Om Hanoman.

[caption id="attachment_74040" align="alignnone" width="500" caption="Serius nonton kecak"][/caption]


Tentu saja momen yang ditunggu adalah saat matahari terbenam. Suasana langit yang terang lalu meredup dan lama-kelamaan menjadi gelap.





Tips menonton tari kecak di Uluwatu dengan balita:

  • Waktu yang fleksibel untuk nonton kecak sekitar pukul 17.00. Masih cukup waktu untuk berkeliling pura dulu, lalu membeli tiket dan pukul 17.20 langsung cari tempat duduk yang strategis.

  • Diharapkan tidak memakai asesoris yang mencolok seperti kacamata, gelang, topi, jam tangan karena di pura banyak sekali kera-kera nakal yang suka mengambili barang-barang pengunjung.

  • Kenakan pakaian yang santai tapi sopan, apabila memakai celana pendek, di loket disediakan sarung untuk dipakai selama di dalam pura.

  • Karena kondisi pura yang naik turun cukup terjal, sebaiknya tidak menggunakan stroller atau bawa stroller yang mudah dilipat dan ringan digotong. Saya lebih suka menggendong Baron.

  • Untuk kondisi darurat (misalnya tiba-tiba di tengah acara turun hujan atau angin kencang), sebaiknya persiapkan bawa payung lipat dan jaket untuk melindungi si kecil dan jangan lupa bawa makanan ringan/minuman untuk si kecil.

  • Apabila si kecil merasa bosan di tengah acara atau takut melihat api/suara cak..cak..cak yang cukup kencang, mungkin ia bisa diajak keluar sebentar untuk menenangkan diri. TapiĀ  kalau kalau duduk di atas dan sulit untuk ke luar, mungkin perhatian si kecil bisa dialihkan untuk melihat sunset, bintang, bulan atau pesawat yang lewat.


Selamat menonton!

4 Komentar
Honey Josep
Honey Josep November 30, 2012 5:43 pm

Baron hebat! ga takut :)

Shinta Daniel
Shinta Daniel November 1, 2012 3:51 pm

@Giemuth & VinaDevina: sama-sama.. Ini juga gak sengaja kesana pas timingnya sebelum sunset, karena si mbak nabsu banget pengen nonton jadi misi sebenernya nyenengin pengasuhnya Baron hehehe.. kebetulan aq juga belum pernah nonton, padahal udah beberapa kali ke Uluwatu juga.. keren looh, turis2 mancanegara aja antusias banget sampe tempat duduknya gak muat.. selamat berlibur yaa :)

mommymireille November 1, 2012 3:16 am

Jadi pengen nonton jugaa. Uda 2kali ke Bali blom pernah dpt timing utk nntn kecak. Semoga taon dpn ud bs nonton bawa si kecil. Ga sabar ;) trims tips nya mommy shinta :)

Anggie Mutia
Anggie Mutia November 1, 2012 1:42 am

Wuuuaaa...abis baca artikel ini jd bener2 niat ni ngajak anakku nonton tari kecak jg,tdnya msh ogah2an. Tfs ya mom Shinta....smoga anakku anteng jg kayak mas Baron :)