Posisi dan Pelekatan (latch on) menyusui mungkin bagi sebagian orang dianggap hal yang mudah, sederhana, dan tidak perlu dipelajari. Beberapa tahun lalu ketika kampanye mengenai ASI dan Menyusui belum terdengar gaungnya di Indonesia, istilah Posisi dan Pelekatan (latch on) terdengar asing/aneh dan cara menyusui secara umum diajarkan turun temurun (dari Ibu/ Ibu mertua/ keluarga terdekat yang sudah berpengalaman melahirkan dan mengurus bayi).
Sebenarnya seberapa penting para Mama mengetahui dan mempelajari mengenai Posisi dan Pelekatan (latch on) menyusui? Dalam tulisan saya kali ini, saya akan membahasnya. Hal ini merupakan kompilasi dari berbagai sumber, para Mama yang pernah saya dampingi, dan juga pengalaman pribadimenyusui 2 anak laki-laki saya.
Menurut WHO, ada 3 prinsip dasar penting yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan dalam menyusui. Tiga prinsip dasar tersebut adalah:
1. Teknik menyusui (Posisi dan Pelekatan/latch on) yang tepat.
2. Menyusui bayi kapan pun bayi menginginkannya/ nursing on demand (hal ini dilaksanakan setelah proses belajar menyusui Mama dan bayi sudah lancar, untuk bayi yang baru lahir/newborn diupayakan Frequent Nursing, yaitu dalam sehari paling tidak 8-12x menyusui bayi). Hal ini sudah dibahas di tulisan saya, Apakah ASI Saya Cukup?
3. Mama yang percaya diri karena 70% keberhasilan sekaligus kegagalan ASI eksklusif ditentukan oleh faktor psikologis. Mama yang percaya diri akan memicu hormon oksitosin bekerja dengan baik. Dukungan dari pasangan, keluarga serta lingkungan sangat mempengaruhi kondisi psikologis Mama.
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, tulisan saya kali ini fokusnya pada prinsip dasar menyusui yang pertama. Para Mama dan calon Mama perlu mendapatkan kesempatan mempelajari teknik-teknik menyusui sehingga pada saatnya (pasca melahirkan), Mama dapat memilih yang mana yang terbaik/paling nyaman untuk bayi dan Mama.
Kalau Mama tidak memiliki kesempatan belajar mengenai hal ini sebelum melahirkan dan pasca melahirkan Mama mengalami kesulitan dalam menyusui, tidak perlu sungkan meminta bantuan kepada kelompok-kelompok pendukung ASI, para Konselor Laktasi dll. Dalam pengalaman saya membantu para Mama mempelajari teknik menyusui, saya menggunakan alat bantu berupa boneka dan breast model selain menggunakan video and flip chart.
*Sumber: dokumen pribadi saat sesi konseling menyusui. Seorang Ibu yang mengalami kesulitan dalam posisi dan pelekatan saat bayinya berusia 1,5 bulan.
Para Mama perlu mengetahui bahwa menyusui tidak menyakitkan baik bagi bayi maupun Mama. Mama juga perlu didukung agar percaya diri untuk mencari posisi menyusui yang nyaman dan proses belajar menyusui ini akan membuat Mama lebih mengenal bayinya.
Dua pertanyaan utama untuk menilai posisi dan pelekatan (latch on) adalah:
1. Apakah bayi menyusu dengan efektif?
2. Apakah bayi dan Mama merasa nyaman?
Apabila bayi mendapatkan ASI dengan baik, tanda-tanda kecukupan ASI-nya terpenuhi dan Mama tidak merasakan nyeri maka posisi dan pelekatan (latch on) baik/tepat. Agar bayi mendapatkan ASI dari payudara Mama maka bayi harus melekat/latch on. Kata “latch” sendiri mendeskripsikan cara bayi memasukkan payudara Mama ke dalam mulutnya. Makin baik bayi melekat maka bayi akan makin mudah mendapatkan ASI Mama dan Mama juga akan terhindar dari nyeri pada puting dan payudara secara umum.
Untuk beberapa posisi menyusui yang akan dibahas berikutnya, beberapa Mama perlu menopang payudara Mama dengan tangan, terutama bagi Mama yang memiliki ukuran payudara besar. Yang perlu diperhatikan adalah jangan menopang/memegang payudara terlalu dekat dengan puting, usahakan menopang payudara di luar areola (area gelap sekitar puting). Bentuklah jari tangan Mama denganbentukhuruf C / U, tidak disarankan menopang dengan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) berbentuk gunting karena akan menghambat aliran ASI dan menghalangi bayi menyusu dengan nyaman. Setelah beberapa saat payudara Mama ditopang (denganbentukhuruf C / U) dan dirasakan bayi sudah menyusu dengan nyaman maka Mama dapat mencoba melepaskan topangan pada payudara supaya Mama juga dapat menyusui lebih santai dan nyaman.
Bagaimanakah pelekatan/latch on yang baik?
Ada 4 kriterianya, yaitu:
1. Areola bagian atas lebih banyak terlihat.
2. Mulut bayi terbuka lebar.
3. Bibir bawah terputar keluar.
4. Dagu menempel pada payudara Mama.
Sila perhatikan gambar di bawah ini yang merupakan salah satu contoh pelekatan yang baik.
Sementara gambar di bawah ini adalah tahapan bayi melekat pada payudara Mama (yang perlu saya tekankan adalah pastikan mulut bayi terbuka lebar sebelum melekat pada payudara Mama).
Apabila ketika bayi sudah melekat pada payudara Mama dan Mama/bayi/Mama &bayi tidak merasa nyaman maka Mama dapat melepaskan isapan bayi dengan menekan-menarik ke bawah dengan pelan dagu bayi / masukkan sedikit kelingking Mama ke ujung bibir bayi. Setelah bayi melepas payudara Mama, proses pelekatan dapat diulang kembali.
Sementara untuk posisi menyusui, ada beberapa panduan untuk para Mama sebagai berikut:
1. Kepala dan bayi dalam satu garis lurus.
2. Seluruh badan bayi ditopang.
3. Bayi dipegang dekat dengan badan Mama.
4.Bayi mendekat ke payudara, hidung menghadap puting.
Sebelum Mama mulai menyusui, siapkan barang-barang yang dapat mendukung Mama misalnya kursi yang nyaman (bila Mama tidak menyusui di kasur), bantal, guling, penyangga kaki, dll. Di bawah ini adalah contoh gambar seorang Mama yang menyusui di kursi yang nyaman. Tangan Mama dan bayi ditopang dengan bantal.
Selanjutnya akan saya uraikan dengan singkat beberapa posisi menyusui yang umumnya dipilih para Mama.
1. Cradle Position
Posisi ini umum digunakan setelah beberapa minggu kelahiran bayi. Posisi ini memberikan Mama keleluasaan mengontrol posisi badan Mama dan bayi.
2. Cross-cradle position
Posisi ini merupakan variasi dari posisi cradle.
3. Clutch/Football position
Posisi ini bisa dipilih Mama yang melahirkan melalui SC (Section Cesaria) karena posisi ini dapat menjaga agar bayi tidak terlalu dekat dengan luka/jahitan SC.
4. Side-lying position
Posisi ini sering digunakan terutama saat menyusui malam hari atau saat Mama lelah dan ingin beristirahat.
5. Laid-back breastfeeding position
Posisi Laid-back breastfeeding ini disebut juga Biological Nurturing. Di Indonesia kadang disebut juga posisi IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Posisi ini bisa digunakan terutama di awal-awal kelahiran atau saat Mama ada masalah dengan pelekatan. Gravitasi membuat badan bayi menempel erat dengan badan Mama.
Apapun posisi yang dipilih Mama dan bayi, tidak ada jawaban benar dan salah. Yang utama, dua pertanyaan utama yang sudah saya kemukakan di atas yaitu: Apakah bayi menyusu dengan efektif dan Apakah bayi dan Mama merasa nyaman? Keduanya jawabannya: Ya.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi para Mama, calon Mama, dan para tim pendukung suksesnya ASI. :)
*Image posisi menyusui dari La Leche League
Terimakasih infonya, sangat informatif ;)
Tapi sayang..,
Baby saya udah 1 bulan ini ga pernah mau menyusu langsung dan harus lewat botol. Sehingga produksi ASI semakin hari semakin berkurang
Sedih rasanya T_T
Saya perhatikan mulut bayi kurang membuka lebar dan bibir luar juga gak tampak dower. Biar bayi mau mangap yang lebar,itu gimana caranya yaaa...
Trimakasih infoya
Syukron Mbak Monik :)
informasinya berguna banget, mudah-mudahan anak kedua bisa menyusui sampai 2 tahun.
Feee: semangat! kamu pasti bisa!