Saya tidak ingin anak-anak bersikap seperti bos kecil. Saya pernah bertamu ke seorang rekan dan mendengar anaknya berteriak ke ibunya "Ibu, ambilkan minum!" Menurut saya, walaupun si anak masih balita, berteriak seperti itu tidak pantas. Teringat di rumah Asa juga pernah teriak seperti itu. Saya tidak menuruti keinginannya sampai Asa mau mengatakan, "Tolong Mama, ambilkan minum." Begitu terus setiap kali Asa berteriak. Harus telaten dan konsisten, agar bisa menjadi kebiasaan baik meminta tolong.
Lebih dari itu, saya membiasakan anak-anak gemar membantu. Saya biasa meminta tolong pada Cinta,"Cin, tolong ambilkan telur di kulkas" atau " Tolong masukkan baju ke mesin cuci" atau "Pas ke kamar, Mama titip bawakan minyak telon adik ya" dan banyak lagi.
Pada Asa saya meminta bantuan yang lebih ringan dan tidak terlalu berharap hasilnya sempurna. "Adik, tolong buang bekas susu ini ke tempat sampah ya" atau "Dik, ambilkan pulpen untuk mama ya, bisa?" atau "Yuk bantu mama membereskan mainan".
Pada hari libur saya sering ingatkan Cinta untuk mencuci sepatunya. Ia bisa melakukannya sendiri sejak usia 5 tahun. Kebetulan Cinta juga suka main air.
Cinta juga suka membantu saya menjemur baju. Biarpun pekerjaan-pekerjaan ringan, saya benar-benar merasa terbantu. Tak lupa kalimat penghargaan selalu saya sampaikan seusai kerja "Thanks ya Cin, mama terbantu sekali. Pekerjaan cepat selesai dan kita bisa segera membuat proyek scrapbook kita."
Cinta sudah terbiasa saya mintai tolong sejak kecil. Saya lupa tepatnya. Sepertinya sejak bisa menerima perintah. Dan Cinta anak yang penurut. Tidak pernah menolak permintaan saya. Asa pun demikian. Namun karena karakter Asa berbeda, maka cara saya juga berbeda. Saya butuh ekstra kesabaran untuk meminta. Sering kali tetap saja saya yang turun melakukannya, tapi saya tetap mengajak Asa melakukannya berdua.
Meminta tolong anak membantu ada caranya. Catat, meminta tolong tidak sama dengan menyuruh. Walaupun kepada anak sendiri, tetap saya menggunakan kata tolong dan disampaikan dengan nada yang baik. Anak bisa membedakan, terutama Asa, kalau nada saya sedikit tinggi, Asa malah tidak mau membantu. Ya, seperti orang dewasa aja, mau melakukan kalau nada meminta tolongnya baik. Jadi merasa dihargai. Itu adalah tips pertama.
Tips berikutnya, sesuaikan dengan kapasitas anak. Tentunya meminta anak melakukan sesuatu yang mudah ia lakukan. Meminta tolong juga jangan borongan beberapa pekerjaan sekaligus, nanti anak malah bingung. Jadi satu pekerjaan yang mudah. Seiring pertambahan usia akan otomatis bertambah kapasitasnya.
Apakah saya terkesan tega? Ah tidak. Sudah pasti saya sayang anak-anak dan tahu porsi meminta tolongnya bukan hal-hal yang berat. Saya juga mengukur apakah anak-anak capek atau tidak.
Membiasakan anak membantu penting untuk membuat anak mengerti pekerjaan-pekerjaan yang akan dihadapinya kelak beranjak remaja dan dewasa. Terlepas ia anak laki-laki atau perempuan, semua berlaku sama.
thx tips nya mba.. :))
makasih tipsnya mbak murtiyarini..
Tipsnya bagus. Nanti mau saya terapkan kalau anak sy sudah mulai bisa menerima perintah. TFS :)
setuju deh mama arin..
di rumah juga gitu, anak-anak bukan boss saya atau papanya. tetap harus bantu mama utk merapikan mainannya sendiri dan buang sampah pada tempatnya.
nice tips, mama..!
Ah iya,anak #1 kadang masih "nyuruh2" mamanya..
Terimakasih buat tips2 meminta tolong yang benar. Kadang suka minta tolong borongan dan anaknya suka bingung :D