Tentang Suntikan Imunisasi, Makan Sayur, dan Main Game

Oleh Veronica Sri Utami pada Sabtu, 13 Januari 2018
Seputar Book Reviews
Tentang Suntikan Imunisasi, Makan Sayur, dan Main Game

“Wah, ada buku baru lagi!” seru Lintang ketika tiga dari sepuluh buku seri pengetahuan anak sehat – terbitan Bhuana Ilmu Populer - ini sampai di rumah. Tiga buku ini berjudul Imunisasi Pelindung Tubuh, Ayo Kurangi Main Game!, dan Aku Berani Makan Sayur.

Gambar dan warnanya cukup menarik untuk anak-anak. Masing-masing buku isinya sekitar 45-50 halaman, dengan tulisan yang cukup panjang-panjang, namun tetap banyak gambarnya juga. Jadi, rasanya lebih cocok untuk anak yang sudah cukup besar dan lancar membaca. Kalau untuk anak yang lebih kecil, tentu bisa dibacakan orang tua dengan sedikit mengganti pilihan kata jadi lebih singkat.

“Nah, ini yang harus kamu baca, Tang!” kata saya sambil menunjuk ke buku “Ayo Kurangi Bermain Game!”. Lintang hanya senyum-senyum.
Tampaknya buku-buku itu cukup menarik perhatian Lintang. Karena saya perhatikan, ia segera saja melahap tiga buku itu dalam beberapa waktu saja. Langsung 3 buku, tanpa jeda! Hal yang jarang-jarang terjadi.

“Seru bu! Di belakang tiap bukunya ada komiknya. Terus ada kegiatan seru-serunya gitu!” cerita Lintang tentang alasannya tak bisa berhenti membaca ketiga buku tersebut.




Apakah aku seorang pecandu game?

Selesai membaca buku pertama, “Ayo Kurangi Bermain Game!” Lintang berseru, “Yeay! Aku aman, bu!”

“Aman apaan?” Tanya saya – yang belum sempat membaca buku-buku itu – tak paham.

“Ini, di belakang sini, ada semacam  jalur-jalu yang harus dijawab, nanti terakhirnya akan nunjukin, kita aman, atau hati-hati, atau sudah jadi pecandu game,” ceritanya.

Nah, inilah uniknya buku pertama. Cerita utamanya tentang keseharian Bobby, anak yang kecanduan game. Cerita ini membuat anak makin memahami, seperti apa tanda-tandanya ketika kita mulai kecanduan game, seperti: selalu memikirkan tentang game setiap saat, saat mandi, makan tidur, bahkan saat di sekolah!

Anak juga ditunjukkan akibatnya jika kecanduan game: seperti selalu mengantuk, mata merah, kadang melewatkan kegiatan yang seharusnya kita lakukan di sekolah atau tempat les karena keasyikan main game, bahkan bsia kehilangan teman karena terlalu asyik sendiri main game. Tentu juga kemudian anak diajak melihat bagaimana Bobby akhirnya bisa lepas dari kecanduannya dengan cara-cara yang dianjurkan guru dan orang tuanya.

Nah, yang membuat Lintang berseru “Aman!!” itu adalah sebuah kegiatan di bagian akhir buku, yang meminta anak menjawab beberapa pertanyaan ya dan tidak. Setiap jawaban ya akan membawa anak ke jalur pertanyaan lain yang harus dijawab, begitu juga jawaban tidak akan membawa anak ke jalur pertanyaan lain. Urutan pertanyaan tersebut akhirnya akan mengarah pada 3 alternatif kesimpulan: Aman, Hati-hati, dan Bahaya (artinya sudah memiliki gejala-gejala pecandu game, dan harus segera diatasi).

Saking senangnya, Lintang meminta bapak dan Ibunya untuk ikut “tes” itu. Saya mencoba dan hasilnya Aman! (fiuuhhh!! Ya iyalah aman, wong nge-game aja nggak pernah), sementara si Bapak setelah ikut tes, ternyata hasilnya… ”Hati-hati!” Wah, sepertinya yang harusnya baca buku ini bukan Lintang tetapi Bapaknya nih, haha!

Ada yang lebih menakutkan dari jarum suntik!

Di buku berjudul “Imunisasi Pelindung Tubuhku” ini, Kim Eun Jung, sang penulis, mengawali penjelasannya tentang pentingnya imunisasi, dengan cerita tentang seorang anak yang tak takut pada apapun, kecuali… Jarum suntik!

Nah ini menariknya. Jadi, sambil mendapatkan informasi tentang pentingnya imunisasi untuk membentuk kekuatan tubuh melawan penyakit, juga macam-macam imunisasi yang wajib diberikan, saat membacanya anak juga mengikuti cerita tentang cara si Do Jihun, tokoh dalam cerita ini, perlahan-lahan membuat dirinya berani pada jarum suntik, dan mau di-imunisasi cacar, bahkan tanpa menangis atau berteriak!

Itu terjadi, karena Do Jihun menyadari bahwa kalau terserang penyakit itu akan lebih menakutkan daripada disuntik imunisasi.

Kalau jeli, ada “selipan” pesan juga untuk para orangtua, agar tak menggunakan kalimat semacam, ‘nanti kalau tidak nurut, disuntik dokter loh!’ sebagai ancaman ketika anaknya melakukan sesuatu yang tak sesuai keinginan orang tua.  Karena kalimat itu, tanpa disadari, adalah salah satu hal yang membuat anak semakin takut disuntik.

Buku bertema imunisasi ini juga bagus untuk dibaca orangtua bersama-sama anak karena dengan sederhana dan tepat menjelaskan apa itu kekebalan tubuh, bagaimana cara tubuh membangun kekebalan, serta pentingnya imunisasi. Temanya cocok dengan isu terkini merebaknya kembali penyakit difteri dan dilakukannya program outbreak response immunization (ORI) sebagai tindak pencegahan darurat.

 

Agar Mau Makan Sayur

Buku yang ke tiga, becerita tentang Umji, anak yang pilih-pilih makanan. Dan, sama seperti banyak anak lain, makanan pilihannya adalah apapun, asal bukan sayur!

Buku ini, selain bagus dibaca oleh sang anak sendiri - karena akan menunjukkan kepada anak tentang apa gunanya makan sayur, dan sebaliknya, akibat jika tidak pernah makan sayur – orang tua juga perlu menyempatkan membaca. Karena ada banyak tips yang bisa dipakai untuk membuat anak makan sayur. Salah satunya adalah resep nasi kepal pelangi, yang menarik untuk dicoba. Juga ada selipan pesan tentang anak umumnya tidak suka jika dibanding-bandingkan. “Lihat tuh! Si itu apa aja dimakan. Termasuk sayuran. Kenapa kamu enggak begitu,” misalnya. Dalam kasus si Umji, dia justru malah semakin memantapkan diri tidak makan sayur ketika dibanding-bandingkan dengan anak lainnya.

Di bagian akhir buku ini, seperti dua buku lainnya, ada komik, ada bagan menarik berisi tanya-jawab anak dan guru tentang makanan yang sehat untuk tubuh. Dan, ada kegiatan mencari jejak yang sekaligus memperkaya pengetahuan anak tentang makanan dan zat gizi yang dikandungnya, seperti: karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan sebagainya.

Jika Urban mama dan papa mencari bacaan bertema pengenalan hidup sehat untuk si kecil yang sudah bersekolah, seri pengetahuan anak sehat ini adalah salah satu buku yang cocok.

Veronica Sri Utami
Veronica Sri Utami

Always love the journey of being mother, she is a fulltime mother – for Lintang and Sekar - and parttimer of everything, from "tukang ojeg"-nya Lintang, writer to lecturer. Already have two books being published until now, “We are Good Mothers”, (Galang Press, 2010) and “Recharge Your Life”, (Grasindo 2016), and (hope) still more to come

Kategori Terkait


Tag Terkait

7 Komentar
indah nildha
indah nildha January 26, 2018 6:52 pm

waaahhh... tfs mb Veronica....
kebetulan pas ke toko buku, liat seri buku2 ini langsung tertarik juga...
langsung beli banyak. sekalian buat kado2. seru buku2nya untuk pengetahuan yg ringan sekaligus menghibur.

hanana fajar
hanana fajar January 16, 2018 9:58 am

wahhh tfs mba veronica, anakku lagi seneng-senengnya nih dibacain buku, apalagi yang ada pengetahuan sekaligus pembelajaran buat anaknya gini:)

Gabriella F
Gabriella F January 16, 2018 8:35 am

Bukunya keren deh, Ver. Kayaknya aku harus punya tiga-tiganya nih. Oh ya, kalau gak salah ada banyak judul-judul lain ya dalam seri ini. Totalnya 10 buku deh.

dieta hadi
dieta hadi January 15, 2018 12:50 pm

Wahhh bagus nih bukunya, sepertinya memang harus punya deh bukunya. Kebetulan Mika memang lagi seneng banget membaca yang ga biasa, ini bakal bermanfaat banget nih. Cari ah di toko buku terdekat, Tfs ya mbak veronica

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno January 15, 2018 12:33 pm

buku yang tentang pecandu game kayaknya must have items banget nih untukku. Di Gramed ada ya buku ini? Mau cepet2 beli soalnya. TFS ya mbak Veronica.