Yang Bisa dipelajari Anak dari Pemilu 2019

Oleh ninit yunita pada Kamis, 18 April 2019
Seputar Our Stories
Yang Bisa dipelajari Anak dari Pemilu 2019

Kemarin kita sudah menunaikan hak pilih kita di Pemilu 2019. Betapa senangnya melihat antusiasme warga Indonesia berpartisipasi di Pemilu kali ini. Kita bisa membaca berita bahwa saudara-saudara kita yang ada di luar Indonesia bahkan rela untuk antre berjam-jam dan bahkan terkena cuaca yang kurang bersahabat untuk mencoblos. Pemilu tahun ini memang luar biasa. Dibandingkan tahun 2014, tingkat partisipasi di Pemilu 2019 naik sebesar kurang lebih 80%. Anak-anak kita pun tentunya terpapar dengan adanya Pemilu apalagi jika sudah bersekolah, anak-anak mendapatkan pelajaran mengenai kewarganegaraan. Mereka pasti melihat betapa banyaknya spanduk paslon Presiden dan wakilnya di jalan. Berita di televisi dan media digital juga tidak lepas membicarakan Pemilu. Mungkin anak-anak juga mendengar pembicaraan orangtua atau keluarga yang membahas Pemilu. Demikian juga dengan anak bungsu saya. Salah satu temannya mendukung salah satu paslon Pemilu. Dari sana, anak saya banyak melontarkan pertanyaan. Misalnya seperti siapa paslon pilihan saya, kenapa saya memilihnya, dan lain-lain. 

Pemilu 2019 bisa kita jadikan sebagai ajang untuk menerangkan Pemilu pada anak-anak.

1. Gunakan Hak Pilih dengan Baik

Bahwa sebagai warga negara yang baik, kita harus menggunakan hak pilih kita karena pilihan kita berarti dan menentukan nasib bangsa kita. Saya pun menerangkan bagaimana prosesnya.

2. Berbeda Pilihan Itu Wajar

Di masa Pemilu ini, ada yang terang-terangan mendukung paslon Presiden dan wakilnya. Saya pribadi memilih untuk tidak menyatakan pilihan saya di media sosial. Anak-anak dapat belajar bahwa berbeda pilihan itu sangat wajar. Bukan sesuatu yang salah apalagi bila perbedaan itu menimbulkan perpecahan. Pertemanan, persahabatan, dan kekeluargaan jauh lebih penting untuk dikedepankan daripada perpecahan.

3. Sadar dengan Konsekuensi dan Menerima Hasilnya dengan Lapang Dada

Selain dua hal yang sudah disebutkan di atas, konsekuensi dari Pemilu juga saya terangkan pada anak saya. Dari dua paslon, tentunya hanya ada satu paslon yang mendapatkan suara terbanyak, dan paslon tersebutlah yang berhak menjadi Presiden dan wakilnya. Terlebih, saya pun menyimak hasil quick count. Jadi anak-anak juga mengetahui hasilnya.

Setiap capres cawapres beserta pendukungnya tentu ingin dan berusaha untuk meraih suara terbanyak. Tentu kita senang bila hasilnya sesuai dengan harapan dan ada rasa kecewa bila tidak sesuai dengan apa yang sudah kita usahakan dan harapkan. Wajar. Tapi satu hal yang tidak kalah penting yaitu sikap kita dalam menghadapi hasil yang tidak diharapkan. Penting untuk menghargai dan menghormati hasilnya.

Anak bungsu saya, sangat menyukai sepak bola. Dia mengikuti ekskul sepak bola di sekolah dan setiap Sabtu, latihan sepak bola dengan klub-nya di Senayan. Terus terang, anak saya sering sekali mengalami kekalahan. Tidak di sekolah, tidak di klub. Anak saya dan regunya sangat jarang memenangi pertandingan hingga dia sering menangis karena kalah. Di satu sisi saya senang karena ada keinginan untuk menang, ada ambisi. Di sisi lainnya, saya harus terus sabar untuk menerangkan padanya bahwa menang kalah dalam sebuah kompetisi itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi dengan lapang dada. Hadapi apapun hasilnya dengan sportif. Jangan pernah menyalahkan dunia bila kemenangan belum diraih. Terima kenyataan lalu berusaha untuk lebih baik lagi karena di luar sana kenyataannya memang banyak yang lebih baik dari kita.

Mungkin kelihatannya sederhana tapi saya tidak ingin anak saya kelak memiliki sikap menyalahkan dunia jika kemenangan belum berpihak padanya. Selalu tanamkan sikap sportif pada anak-anak kita sedini mungkin karena ini adalah benih yang kita tanam yang kelak akan tumbuh bersamanya ketika anak kita dewasa. Anak-anak adalah masa depan dan sebagai orangtua tentunya kita ingin generasi penerus kita menjadi generasi yang lebih baik. Suatu saat mereka akan menjadi atlet, pengusaha, atau bahkan negarawan. Sikap mereka menghadapi kemenangan atau kekalahan itu penting. Berdoa untuk hasil yang terbaik dan fokus untuk berusaha semaksimal mungkin karena apapun hasilnya, akan membanggakan bila kita sudah mencobanya. Tuhan Maha Mengetahui apa yang terbaik.

  

 

 

Kategori Terkait


Tag Terkait

2 Komentar
Hannah Magnolia
Hannah Magnolia April 18, 2019 10:19 am

sikap legowo memang harus diajarkan sejak anak-anak karena akan melekat pada mereka hingga dewasa.

musdalifa anas
musdalifa anas April 18, 2019 7:57 am

Saya kemarin ke tps siang jam 12 karena gak dapat surat undangan c6, antriannya cukup panjang dan lama, saya dan suami gak kebagian surat suara. Panitia akhirnya minta surat suara tambahan ke Kpad. Alhamdulillah akhirnya kebagian dan ikut milih juga. Kata panitia tpsnya, selama menjadi panitia tps, baru kali ini surat suara habis bahkan kurang. Biasanya selalu lebih. Semoga anggota dewan dan presiden yang terpilih selalu amanah.