Setelah mengikuti acara #TUMMeTime Pink Class bersama dr. Riyana, saya menjadi sadar pentingnya vaksin kanker serviks. Terlebih saya kerap mendengar betapa penyakit ganas ini bisa menyerang siapa saja.
Libur lebaran telah usai. Saatnya kembali ke rutinitas seperti semula. Bagi urban mama yang bekerja, sudah kembali bertemu macetnya jalanan dan pekerjaan di kantor yang mulai banyak. Nah biasanya, kita yang tergantung pada bantuan Asisten Rumah Tangga (ART) ataupun nanny, suka merasa harap-harap cemas selepas libur lebaran.
Sebagai umat muslim dan tinggal di Indonesia, suasana bulan Ramadhan dan budaya mudik menjelang lebaran menjadi hal yang sangat dirindukan sepanjang tahun. Tak terkecuali bagi saya dan keluarga.
Jujur saja, saya bukan ibu yang punya waktu dan hobi membaca. Tetapi belakangan ini dari yang saya lihat di media sosial instagram milik teman-teman, rasanya senang sekali melihat anak-anak mereka menikmati momen membaca buku. Akhirnya seperti tersadarkan, saya baru ngeh kalau beberapa bulan ini sudah tidak disiplin lagi membacakan buku cerita ke Nadia.
Beberapa hari lagi kita akan merayakan Lebaran, hari raya Idul Fitri. Lebaran biasanya selalu identik dengan sajian beragam makanan, baik makanan berat, camilan, maupun kue. Lebaran tahun ini akan berasa lebih spesial, karena saya dan sekeluarga akan mudik ke kampung halaman di Makassar. Tidak sabar menunggu masakan khas lebaran buatan Mama.
Setiap keluarga punya pertimbangan sendiri-sendiri berkaitan dengan perencanaannya. Apa yang baik dan penting bagi kami, belum tentu sama dengan pandangan keluarga lain. Namun yang terpenting, setiap langkah dalam keluarga sebaiknya didiskusikan dan direncanakan dengan matang.
Tidak terpikir dalam benak saya bahwa kejadian ini akan menimpa adik saya. Sepuluh hari sebelum HPL, adik saya mulai mengalami kontraksi. Tengah malam, kontraksinya sudah tidak tertahankan. Ditemukan bahwa detak jantung janin lemah, serta air ketuban sudah terkontaminasi mekonium. Akhirnya para bidan menyimpulkan bahwa adik saya mengalami fetal distress.
Beberapa hari yang lalu saya baru tahu kalau Indonesia punya Hari Buku Nasional. Seru juga ya, kita selalu diingatkan untuk meningkatkan minat membaca kita dan orang-orang di sekitar kita. Setidaknya, dimulai di rumah untuk keluarga kecil kita.
Ketika kita sudah menemukan bakat anak, ada pertanyaan lain yang menjadi PR lebih besar bagi kita sebagai orangtua: Apakah orangtua berani mengembangkan bakat anak dengan segala konsekuensinya? Atau hanya mengarahkan anak ke profesi yang dianggap aman oleh orangtua?
Awalnya saya merasa tidak mau menambah anak lagi. Satu saja cukup. Namun kemudian si Kakak mulai minta adik dan saya secara serius membicarakan rencana menambah anak ini dengan suami.