Suami saya bukan pria romantis. Ia bahkan tidak pernah memberikan kejutan saat saya berulang tahun. Ketika memberikan hadiah pun, selalu saya yang memilihnya sendiri. Hari jadi pernikahan kami juga tak pernah dirayakan. Namun, kesigapannya membantu saya dalam mengurus dan mendidik anak-anak justru jauh lebih bermakna.
Sudah hampir dua tahun ini kami pindah rumah di daerah Citayam Depok. Ada hal yang membuat saya resah, salah satunya mencari dokter ahli kandungan dan Rumah Sakit yang cocok lagi. Selain mencari rumah sakit bersalin terdekat dari rumah, saya juga mencari rumah sakit bersalin yang setidaknya pelayanannya tidak jauh berbeda dari rumah sakit bersalin di pusat kota. Setelah beberapa kali kontrol kehamilan di beberapa RS terdekat dari rumah baru, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan kontrol dan bersalin di RS Mitra Keluarga Depok.
Pada acara ini saya mendapatkan banyak informasi tentang beberapa penyakit yang sering menyerang wanita, bagaimana mengatasinya dan juga yang paling utama adalah pencegahannya. Dan seakan-akan seperti diingatkan kembali untuk rajin melakukan check-up rutin seperti yang dianjurkan oleh para dokter ahli kandungan.
Di kantor, saya berusaha rutin pumping 2-3 kali. Dengan stok penuh selama cuti dan hasil pumping di kantor (sekitar 700-800 ml bisa saya bawa pulang), freezer mulai tidak muat menampung. Mulailah saya berpikir untuk mendonorkan stok ASIP tersebut.
Long weekend akhir tahun lalu, kami sekeluarga berkesempatan berpetualang jauh di ujung paling barat pulau Jawa: Ujung Kulon. Tepatnya ke sebuah kampung bernama Paniis. Kok bisa ke sini?
Di usia dua tahun ini, Rey sudah memiliki keinginan yang kuat akan suatu hal dan sering kali tidak sabar. Hal yang selalu saya lakukan ketika dia mulai menangis dan marah adalah tenang. Tidak mudah memang, tetapi saya selalu berusaha tidak ikutan terpancing emosinya.
Persalinan saya yang kedua Desember tahun lalu rasanya seperti deja vu karena melahirkan dengan suasana yang sama persis sebelumnya. Untuk diketahui, persalinan pertama saya berlangsung 2015 silam.
Tindakan helicopter parenting yang sering orangtua lakukan, berpotensi merenggut semua pembelajaran hidup dan life skill dari anak. Bagaimana kita tahu sudah melakukan helicopter parenting pada anak?
Dulu, saat saya masih kecil bahkan hingga sebelum menikah, salah satu angan-angan saya adalah menjadi ibu yang baik dan dicintai anak-anak saya. Salah satu kriteria ibu yang baik di daftar kriteria yang saya buat dulu adalah ibu yang tidak pernah menyakiti anak-anaknya, baik secara fisik maupun melalui lisan.
Mika sendiri sebenarnya bukan anak yang sulit belajar, ia termasuk mudah dan cepat belajar apabila Mika siap dan kami tahu konsep bagaimana mengajarinya. Ketika konsep yang kami terapkan sampai ke Mika dengan tepat maka ia akan sangat cepat menerimanya dan akan terus mengingatnya.