Setiap akan berlibur, sebagai ibu saya senang merencanakan kegiatan liburan. Kali ini memilih liburan dengan tema bertani. Dari beberapa pilihan tempat dan penyelenggara kegiatan liburan, kami memilih Sogan Village di Yogyakarta.
Buku Wulan Keliling Indonesia ini termasuk traveling book for children, dengan kalimat-kalimat sederhana dan mudah dicerna anak-anak usia 3-5 tahun. Ilustrasinya juga menarik untuk anak-anak.
Bukankah kami ingin anak kami nanti tumbuh menjadi anak yang tangguh? Anak yang cerdas dan mandiri, yang bisa menjaga dirinya sendiri dan suatu hari nanti menjaga orang-orang yang disayanginya? Jadi lagi-lagi, secara bertahap kami harus belajar ‘melepas’nya.
Teman saya pernah sharing salah satu trik untuk mengurangi kerewelan si Kecil dan menumbuhkan semangat menyelesaikan puasa dengan membuatkan hidangan berbuka sesuai keinginan anak. Kali ini saya akan berbagi cara mudah membuat Busy Bees Bento dari nasi kuning dan tahu pok.
Tidak seperti para Mama lainnya yang terampil dan selalu mengajak anak berkreasi untuk melatih motorik halusnya, saya sering kali merasa tidak tahu harus mulai dari mana. Untungnya, saya menemukan The Menthilis Project yang bisa menjadi solusi bagi ibu-ibu kurang terampil seperti saya.
Sebenarnya Alma belum mulai berpuasa namun kami ingin mulai perlahan mengenalkan ritual ibadah selain shalat dan sedekah. Buku ini saya rekomendasikan untuk bacaan sederhana mengenalkan ibadah puasa Ramadhan kepada anak usia prasekolah.
Setiap bulan puasa, saya dan suami mencari aktivitas apa saja yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu sebelum berbuka. Kami membuat kartu permainan domino sendiri. Konsep angka yang ada di domino kami ubah menjadi konsep gambar.
Kue andalan saya adalah banana cake, namun kali ini saya buat dengan tambahan stroberi. Rasanya? Sedap dan seru sekali karena ada perpaduan manis dan asam dari stroberi ditambah harum aroma pisang.
Berlari bersama menjadi bonding-time kami dengan anak-anak. Menyemangati mereka untuk tidak mudah putus asa. Kalau pun capek, jalan juga tidak apa-apa. Yang penting adalah mereka menyelesaikan apa yang mereka putuskan sendiri untuk memulai.
Ketika orang dewasa menyambut Ramadhan dengan mempersiapkan hati agar khusyuk beribadah, beda ceritanya dengan kemeriahan di benak anak-anak. Karena itulah, saya berniat untuk membuat kemeriahan kecil di rumah menjelang Ramadhan. Dengan ini saya bisa sambil bercerita kepada Oza (3 tahun 4 bulan) tentang apa itu bulan puasa.