Saya langsung berkaca tidak sebatas kepada 'rumit'nya hubungan saya dan ibu mertua saya, tapi terhadap hubungan secara umum antara mertua perempuan dan menantu perempuannya. Menyadari saya punya 2 anak laki-laki, seketika langsung terpikir, "Sooner or later, my time will come."
Walau tampak sepele, banyak mitos dan kesalahpahaman akan kedua hal ini, sehingga banyak Mama melakukan tindakan yang malah berisiko mengiritasi dan melukai bagian-bagian dari payudara terutama puting dan aerola.
Karena ingat dengan masa kehamilan ini lah, saya jadi ingin berbagi salah satu buku yang menjadi panduan saya selama hamil, "The Pregnancy Handbook" by Nadya Mulya.
Sejak melihat artikel Shinta disini, saya jadi ingin sekali makan puding roti. Berhubung di rumah tidak ada oven, saya mencoba membuatnya menggunakan slowcooker.
Pertama mendengar ceritanya, saya sama sekali baru mendengar tentang jenis penyakit yang di deritanya, yaitu Multiple Sclerosis (MS) yaitu sejenis penyakit autoimunisasi yang menyerang saraf pusat [otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord)].
This morning while I was feeding Bagas, our youngest son, my husband posed me a question that stroke me, “Why do you often Tweet and Facebooking? And recently, Path?”
Terus terang sangat sulit menyampaikan kepada orang tua untuk take it easy, biarkan pekerjaan anak tidak sesempurna yang kita (orang dewasa) harapkan, dan biarkan anak menikmati proses belajarnya.
Saya dan suami tertarik dengan "filosofi" persalinan gentle birth yang lebih alamiah dan menekankan pada persiapan sang calon ibu dan bayi sejak kehamilan.