Belajar dari pengalaman dan kebiasaan kami, saya mencoba untuk menata dapur dan ruang makan yang nyaman, menyenangkan serta ramah untuk seluruh anggota keluarga. Tujuannya, agar dapur dan ruang makan bisa menjadi tempat yang produktif sekaligus mempererat bonding antar anggota keluarga.
Sebagai ibu bekerja dengan dua anak, menyediakan menu berbuka puasa dan sahur merupakan ritual yang menyenangkan buat saya. Namun ada pengalaman saat sahur Ramadhan beberapa tahun yang lalu, waktu anak pertama masih bayi.
Saat Arkha berada di fase oral seperti sekarang ini, saya merasa penting untuk melindungi Arkha dengan mensterilisasi barang-barang yang dijilat atau diemutnya. Saya sangat khawatir karena banyak sekali bakteri dan kuman yang bisa mengontaminasi berbagai barang yang dijilat atau diemut tersebut, yang pada akhirnya dapat menyebabkan Arkha jatuh sakit.
Setelah berkeluarga dan pindah ke rumah mungil kami, salah satu tempat favorit saya adalah dapur. Walaupun masih apa adanya, tetapi rasanya senang bisa mencoba-coba resep dan berkarya di dapur mini kami.
September selalu menjadi bulan yang istimewa bagi saya karena pada bulan tersebut, saya merayakan dua hari ulang tahun sekaligus! Ya, Darren dan Dre lahir pada bulan yang sama.
Termometer adalah salah satu perlengkapan yang wajib dimiliki di rumah agar kita bisa memantau naik turun suhu tubuh anak yang sedang demam. Satu kriteria termometer yang cocok bagi saya adalah mudah digunakan dan keakuratannya.
Waktu kecil, saya adalah anak yang tomboi, lebih suka boneka binatang ketimbang boneka cantik. Lalu pas SMA saat teman-teman saya mulai heboh dengan make up dan skin care, saya santai-santai saja. Padahal Mama sampai bosan mengingatkan agar saya lebih perhatian pada kesehatan kulit, terutama kulit wajah.
Menjelang usia tiga puluh, saya sempat mengalami the thirty blues. Perasaaan takut, cemas, dan khawatir yang berlebihan. Salah satu hal yang menjadi kekhawatiran saya adalah masalah kesehatan dan penampilan, termasuk urusan kulit. Saya takut, pertambahan usia akan segera menurunkan kelembapan alami dan elastisitas kulit.
Anak kedua saya (7 bulan) sedang aktifnya belajar merangkak, mengeksplorasi benda di sekitarnya dan memasukkan/menjilat berbagai jenis barang/mainan yang ada di dekatnya. Saya harus memastikan bahwa pengasuh bayi di rumah peduli akan faktor higienitas dan secara rutin membersihkan dan mensterilkan semua peralatan menyusui, MPASI, mainan dan perlengkapan balita/bayi lainnya.
Setelah gagal memberikan ASI pada Affan, saya bertekad untuk belajar lebih banyak lagi saat hamil Kianna karena tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Kondisi saya yang inverted nipple menjadikan tantangan tersendiri saat Kianna belajar latch on.