A Multi-Lingual Child: Everything Will Be on the Right Place and on the Right Time

Oleh Agnita Siska Pramasdyahsari pada Senin, 14 Mei 2018
Seputar Tips
A Multi-Lingual Child: Everything Will Be on the Right Place and on the Right Time

Salah satu harapan kami ketika belajar di luar negeri adalah anak juga akan memperoleh hal positif seperti menguasai bahasa asing. Namun, pada praktiknya kami tidak mau mengabaikan fitrahnya. Dalam artian perkembangan anak bukanlah kompetisi di mana si kecil harus menguasai bahasa asing. Justru, di awal sempat terbersit khawatir bagaimana si kecil mengalami language barrier, karena kami yang dewasa saja perlu adaptasi. Ternyata kekhawatiran saya salah. Jangan pernah anggap remeh anak kecil dan yakin bahwa Allah memberikan kelebihan dibalik kekurangan. Si kecil yang baru berumur 18 bulan saat berangkat akhirnya belajar bahasa Inggris melalui story time, tidak dengan belajar tenses, tetapi bisa menggunakannya dengan tepat.

Sebelum bertolak ke negeri Kiwi, Agha sudah mulai belajar bahasa ibu. Apa yang didengar mungkin telah terprogram dan tersimpan dalam memori yang terimplementasikan dalam komunikasi terbatasnya bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Meskipun nantinya kami akan pindah negara berbahasa Inggris, kami tidak terlalu memaksa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Tujuannya agar keluarga dekat bisa mengajaknya komunikasi lebih intens karena yang terpenting adalah si kecil mengenal banyak kata.

Namun, kira-kira setelah enam bulan tinggal di New Zealand perkembangan bahasanya begitu cepat. Pada masa itu, kami tidak mau kehilangan momen yang tepat untuk memperbanyak kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kami pun terpana ketika si kecil lebih fasih saat mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris. Selain senang, kami merasa bertanggung jawab agar dia juga mampu berbahasa Indonesia. Namun, semuanya bertahap dan berproses. Kami tetap berfokus dengan apa yang telah dicapainya kemudian mengapresiasi untuk terus menjaga perkembangannya.

Saat berusia sekitar 2 tahun, kemampuan identifikasi dan analisis makin berkembang selain belajar bahasa dan kegiatan motorik kasar. Ketika memasuki daycare di sana, kami sampaikan bahwa Agha belum bisa bahasa Inggris. Ternyata hal ini justru menjadi kemudahan baginya untuk belajar. Gurunya di daycare tergolong aktif mengajak anak anak berkomunikasi dan ternyata buat si kecil yang belum pernah belajar bahasa asing lebih mudah menangkap dan merespon aksen British gurunya. Sementara kami orangtuanya butuh waktu untuk menerima dan merespons. Gurunya sering melaporkan perkembangan bahasa dan imajinasi Agha.

Jauh sebelum pencapaian tersebut, suatu ketika pernah ditanya “Agha suka berhitung? Tadi ada anak kecil berhitung dari 1 hingga sekian”. Meskipun bidang saya pendidikan matematika, tetapi saya tidak mau memaksakan si kecil untuk mengenalnya ketika dia belum tertarik. Saya ingin Agha mencintai matematika dengan cara yang menarik di saat dia memang telah tertarik. Dengan berusaha tenang saya jawab, “Mungkin Agha belum tertarik saat ini. Nanti kalau sudah waktunya dia akan punya motivasi dari dalam dirinya”. Sambil berusaha menenangkan diri sabar, tenang, ini bukan tentang perlombaan ini tentang cara bagaimana menumbuhkan minat anak terhadap sesuatu. Fokus pada perkembangan yang telah dicapai anak dan syukuri.

Benar sekali, pada di saat yang tepat, ternyata Agha menemukan tempat yang tepat dan partner komunikasi mengembangkan kemampuan bahasanya. Tugas kami orang tuanya mensupport dan memfasilitasi kebutuhan perkembangan tersebut. Hal yang begitu mengharukan buat mamah papahnya di usianya menjelang 3 tahun adalah Agha bisa menyanyikan Indonesia Raya dan melafalkan doa sebelum makan dan tidur. Subhanallah, bersyukur sekali, mungkin baginya tidaklah mudah. Namun, Allah punya cara untuk tetap menjaga perkembangan anak sesuai fitrahnya. Mungkin, bagi kebanyakan orang ini hal biasa, tetapi buat Agha ketika dia fasih berkomunikasi dengan kami menggunakan bahasa Inggris, harapan kami adalah Agha juga bisa belajar bahasa Indonesia serta bahasa Jawa.

Berikut beberapa tips yang bisa kami bagi untuk orang tua yang sedang membersamai putra-putrinya yang bilingual atau multilingual:

  1. Minimal salah satu atau kedua orang tua telaten untuk mensupport perkembangan bahasa. Misal ketika si kecil lancar dalam bahasa Inggris, bisa kita sisipkan atau ulangi dengan bahasa ibu kita. Anak akan meniru banyak hal, meskipun masih terdengar kaku, percayalah pada anak ini proses belajar. Mereka pembelajar yang baik dan cerdas.
  2. Tidak dipungkiri penggunaan media belajar dan bermain turut andil. Pilih konten edukasi dalam bahasa Inggris yang menggunakan pelafalan yang tepat. Anak adalah peniru ulung, berikan paparan yang tepat. Selanjutnya perkuat dengan mengeksplorasi apa yang ada di sekitar.
  3. Bantu anak untuk mengasah critical thinking nya dan beri kesempatan dia memberikan idenya. Dengan pertanyaan berkembang why dan how membuat si kecil berpikir kemudian stimulasi dengan kata-kata yang sekiranya akan dia perlukan, misal dengan menanyakan “do you have any ideas?” biasanya Agha pun dengan percaya diri menyampaikan idenya.
  4. Apresiasi segala apa yang telah diusahakan dan jangan sungkan untuk menunjukkan serta memperbaiki kesalahan yang disampaikan anak.
  5. Tetaplah jadi orang tua yang sabar, each children has their own pace. Mereka punya ketertarikan dan milestone yang berbeda satu sama lain.

Semoga sharing tersebut bermanfaat. Dari seorang ibu yang masih terus belajar untuk menjaga amanahNya dengan membekali ilmu di jalanNya. Kebahagiaan utama bagi kami bukanlah seberapa jauh anak menguasai bahasa, terlebih untuk anak bilingual, tetapi kepercayaan diri dan kenyamanan anak saat berkomunikasi adalah pertimbangan utama kami.

11 Komentar
Aditya Rahman
Aditya Rahman May 31, 2018 2:36 pm

That's interesting.

Dewangga Oky Bagus Apriandanu May 23, 2018 10:48 pm

Agha..sholih dan cerdas, tumbuh-kembangnya sangat pesat sekali untuk anak se-usianya, bisa jadi inspirasi bagi teman-teman seusianya nih...


insya Allah akan menjadi orang besar calon pemimpin bangsa ya nak...Aamiin :)

Agnita Siska Pramasdyahsari
Agnita Siska Pramasdyahsari May 24, 2018 7:57 am

Halo om Dewangga,

Aamiin ya rabbal alamin,, Terima kasih om :)
Semoga senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah..

Mayditania Bunga May 23, 2018 3:43 pm

Tabarakallah dek Agha, lucu bgt hihi. Semoga multi-lingualnya semakin fasih yaa, nanti ajarin tante hihi

Agnita Siska Pramasdyahsari
Agnita Siska Pramasdyahsari May 23, 2018 4:01 pm

Halo tante Tania,
Aamiin terima kasih. Semoga Agha mendapat kesempatan belajar, bermain dan berkembang lebih baik dan lebih luas.

Intan Rastini
Intan Rastini May 16, 2018 6:13 am

Anak-anak saya terlambat bicara, mereka baru fasih bicara diusia 3 tahun jadi saya nggak bisa menerapkan multi-lingual dulu :(

Agnita Siska Pramasdyahsari
Agnita Siska Pramasdyahsari May 17, 2018 4:17 pm

Halo Mba Intan,
Tetap semangat, semuanya pasti ada waktunya. Pasti si kecil punya kelebihan lainnya yg bisa lebih diasah :)
Salam.

Cindy Vania
Cindy Vania May 14, 2018 8:48 pm

Wah Agha pintar sekali. Aku ikutan terharu pas baca bagian Agha sudah bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan melafalkan doa :).

Sehat2 terus ya Agha..

Agnita Siska Pramasdyahsari
Agnita Siska Pramasdyahsari May 14, 2018 9:22 pm

Halo Mba Cindy,

Terima kasih apresiasi dan doanya. Hehehe.. kelihatannya mungkin biasa tapi rasanya luar biasa haru ketika melihat Agha semangat sekali. Mungkin salah satu kelebihan anak kecil, mereka selalu excited dengan proses2 yg dilaluinya :)