“Siapa yang mau naik kapal?” tanya saya sambil menunjukkan foto KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci. “Mau, Bu!” seru Akmal (3 tahun), Arrum (5 tahun), dan om Fathan (10 tahun) yang setuju untuk ikut. Kami pun berangkat ke Pelabuhan Tanjung Priok, karena di sana sedang ada empat kapal besar yang bersandar, yaitu KRI Bima Suci, KRI Dewaruci, KRI Banda Aceh, dan KRI Dr. Soeharso. Pada bulan November 2017, keempat kapal ini sempat bersandar selama beberapa hari di Tanjung Priok sebelum kemudian mengikuti acara Sail Sabang 2017.
Kebetulan karena tinggal tidak jauh dari Tanjung Priok, kami menyempatkan mengajak anak-anak melihat kapal laut secara langsung. Sesampainya di Pos 2 Pelabuhan JICT, anak-anak langsung berseru, “Wah, besar sekali, Bu, kapalnya bagus sekali warnanya!” Kami sama-sama terkesima begitu memasuki Pos 2.
KRI Bima Suci memang sedang merapat di Pelabuhan Tanjung Priok setelah berlayar selama empat bulan dari Spanyol. Ini adalah kapal latih pengganti KRI Dewaruci yang telah berusia 64 tahun dengan ukuran tiga kali lebih besar dan bisa menampung awak yang lebih banyak.
Kita bisa naik ke kapal tanpa perlu membeli tiket atau tanda pengenal, semua bebas masuk. Saya, om Fathan, dan Arrum langsung naik ke kapal pertama yaitu KRI Bima Suci. Akmal tertinggal di belakang bersama ayahnya karena masih ragu dan takut untuk ikut naik ke kapal. Kami berusaha membujuk dan mengajak Akmal agar mau ikut naik ke kapal. Akhirnya Akmal setuju untuk ikut naik. Di atas kapal kami diizinkan mengunjungi geladak dan ruang kemudi, selain itu kami juga bisa masuk ke kabin awak dengan menuruni tangga. Ternyata ada empat lantai ke bawah. Ruang kabin terdiri dari tempat latihan, dapur, ruang makan, dan bahkan salon.
Di atas kapal kami disambut oleh awak kapal, serta para taruna dan taruni. Ini menjadi pengalaman baru bagi anak-anak, bisa melihat para petugas dengan seragam yang berbeda dari biasa. Mereka dengan ramah menyambut kami, serta dengan sabar mau menjawab pertanyaan yang diajukan anak-anak.
Setelah dari KRI Bima Suci, kami melanjutkan menuju kapal Dr. Soeharso, yaitu kapal rumah sakit. Kapal ini terdiri dari dek A sampai F. Di bagian bawah (dek A) anak-anak dapat melihat tank, kapal kecil, juga banyak karung bala bantuan yang dikumpulkan dari berbagai pihak yang nantinya akan diberikan saat acara Sail Sabang.
Tidak cukup satu hari ke sana, karena keesokan harinya bersama kami kembali lagi bersama keluarga besar. Saat kunjungan kedua kami bahkan kami bisa naik kapal Dr. Soeharso hingga ke lokasi helipad.
Pulang dari sana, semua senang, karena kami memperoleh banyak oleh-oleh informasi dan cerita untuk anak-anak. Mengajak anak untuk melihat langsung armada laut semoga dapat menanamkan jiwa kemaritiman, cinta dan bangga akan laut Indonesia.
aku pernah naik kapal Dewaruci... 30 tahun yang lalu, haha! baca artikel ini rasanya nostalgic banget. Kalau ada event serupa, pengen ajak anakku merasakan serunya naik kapal Dewaruci juga. Thanks sharingnya yaa mama Dita
sama2 mba aini..
selalu penasaran, bagaimana cari tau info kapan ada kapal bersandar, dan gimana prosedur orang umum masuk pelabuhan+naik ke kapal seperti ini? Apakah tinggal datang begitu aja atau gimana mbak? TFS ya anyway :)
utk informasi awalnya aku dapat wa blast mba dari grup alumni sekolah. saat bima suci datang,ternyata ada juga infonya di media cetak juga tv mb. Ada info bahwa kapal ini bisa dimasuki oleh masyarakat umum.
untuk naiknya seperti yg kutulis, memang langsung tinggal naik saja.tidak ditanya ini itu,tidak perlu menunjukkan identitas apalagi beli tiket☺ benar2 dibuka untuk umum.
wahhh seru banget dan baru tahu kalo bisa dikunjungi kapalnya, asyik ih. Anak-anak pasti suka banget nih diajak ke kapal begini. Aku malah mau rencana ngajak anak-anak naik akpal feri biar tau rasanya naik kapal hehe
wah mau nyebrang ya naik ferry.seru juga pasti karena beneran.hehe. sebelum 4 kapal ini malah ada kapal perang mba.infonya suka lewat wa blast dan koran juga.nanti kalau ada lagi dicoba ya
Woaaa keren banget bisa melihat-lihat dalam kapal secara langsung. Seru yaa, pasti jadi pengalaman tak terlupakannya anak-anak deh..
Kok aku jadi pengin juga yaa.. hihihi
seru mba..yg senang ga cuma anak2 tapi juga ibu nya..hihi.
kakung apalagi..keliatan banget sumringah pas lihat dewa ruci☺
waaah... keren banget yaaa ini. bener banget kata eka, kalau anak laki-laki pasti yang terbayang fantasi main perang-perangan :D. keren banget yaaa, meski ngga bisa datang cukup puas baca artikelnya. lain kali, ngga boleh ketinggalan nih.
wah makasih mba ninit, next time
kalau ada lagi mungkin perlu janjian ya..biar tambah seru