Dampak Sekolah bagi Dunant

Oleh Lala C pada Rabu, 19 Februari 2020
Seputar Our Stories
Dampak Sekolah bagi Dunant

Mengapa Dunant Akhirnya bersekolah dan Seperti Apa Perbedaan Dunant Setelah Bersekolah?

Setelah Dunant lahir, segala macam keputusan yang saya buat itu rasanya seperti hidup dan mati. Lebay, tetapi memang benar! Dari kebutuhan Dunant sehari-hari seperti apakah dia makan cukup bergizi, harus tidur jam berapa agar tidurnya cukup, harus pergi jam berapa agar Dunant tetap nyaman seharian nanti, pilih produk yang mana yang aman dan pas untuknya, and the list goes on.

Hal-hal keseharian seperti itu saja saya pikirkan betul-betul, apalagi soal sekolah? Kalau yang kenal saya, pasti tahu deh betapa galaunya saya saat menimbang-nimbang pada usia berapa Dunant sebaiknya mulai bersekolah. Bahkan sempat terlintas untuk menunggu nanti saja, saat Dunant berusia 5-6 tahun untuk memulai sekolah. Namun akhirnya saya memutuskan agar Dunant mulai bersekolah pada usia tiga tahun. Itupun setelah panjang lebar saya berkonsultasi dengan para ahli dan riset yang panjang (dan ya, sudah saya pikirkan bahkan sedari Dunant di dalam perut).

Beberapa mungkin berpikir kalau keputusan ini agak lebay (saya pikir juga begitu). Namun apa sih yang membuat galaunya saya sampai-sampai segitunya dalam memutuskan usia Dunant sekolah?

The Golden Age

Urban Mama tentu familiar dengan yang namanya golden age. Lembaga UNICEF melansir bahwa perkembangan anak usia dini merupakan tahap kritis dalam kehidupan dan perkembangan seseorang. Riset menunjukkan bahwa setengah dari potensi kecerdasaran seseorang berkembang saat anak berusia empat tahun.

Sebetulnya bukan kecerdasaran intelektualnya yang saya lebih khawatirkan di sini, melainkan condong ke kecerdasaran sosio-emosional. Sedikit background check, Dunant termasuk anak yang "slow to warm up". Dunant tidak memiliki teman di sekitar rumahnya yang seusia dengannya; ada satu, tetapi sekarang anaknya juga sudah bersekolah setiap hari.

Preschool Readiness Checklist

Setiap ibu pasti memiliki concern-nya masing-masing sebelum memasukkan anaknya ke sekolah. Bagi saya, hal terpenting yang saya konsiderasi sebelum memasukkan Dunant sekolah adalah komunikasi.

Dunant sudah lancar sekali berbicara dan mengungkapkan pemikirannya di usia dua tahun. Dia dapat menceritakan yang dialami dan dilakukan saat saya tidak di sekitarnya. Itu buat saya penting sekali. Jadi bila (jangan sampai) ada hal yang kurang diinginkan terjadi di sekolah, Dunant dapat menceritakan apa yang terjadi.

Selain itu, Dunant dapat mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkannya baik saat di sekolah dan di rumah, terutama bila ada yang membuat dia merasa tidak nyaman. Dengan begitu, diharapkan, kami dapat "memperbaiki" keadaan yang membuatnya kurang nyaman.

Mengapa Akhirnya Sekolah?

Simply karena tiga hal. Pertama, karena Dunant tidak ada teman (yang tidak sekolah) di sekitar rumahnya. Ngobrol dengan para pakar dan profesional, pada umumnya anak mulai berinteraksi dan belajar social skill dengan teman sebayanya dimulai pada usia tiga tahun. Pas, bukan? Dari dulu anak-anak memang suka playdate ini-itu. Namun akan berbeda kalau rutin beberapa hari seminggu ke sekolah. Apa perbedaannya? Kita bahas nanti saja ya.


Yang kedua, karena dunia Dunant sepertinya hanya saya dan mainannya. Saya ingin Dunant lebih berani dan mandiri tanpa kehadiran saya yang hampir 24/7 di sisinya. Dikarenakan ia juga anak yang "slow to warm up", saya ingin masa transisi Dunant ke dunia persekolahan lebih nyaman.

Nyaman bagaimana? Dengan memasukkan ke preschool selama tiga hari seminggu. Anaknya tidak kaget tiba-tiba setiap hari sekolah, masih punya banyak waktu bermain dan beraktivitas di luar sekolah, serta badannya pun bisa menyesuaikan dengan perlahan.

Yang ketiga adalah saya, ibunya, ingin kembali bekerja. Tadinya saya berniat untuk kerja lagi sebelum akhirnya launch Dunant Kits.

Apa yang berbeda setelah sekolah?

Ini adalah pengalaman Dunant ya. Beda anak, pasti beda cerita. Saya tidak berharap apapun saat memutuskan Dunant untuk akhirnya sekolah. Namun, surprisingly, saya merasakan banyak dampak positif semenjak dia bersekolah! Entah memang karena usia atau semuanya saya juga kurang paham betul. Jadi apa saja sih yang berbeda?

  • Lebih berani
    Dunant jadi lebih nyaman dan berani bila bertemu dengan orang baru. Memang sebelum bersekolah, saya mulai merasakannya: dia mulai menyapa orang baru (entah baik atau harus waspada). Namun semenjak bersekolah, dia lebih percaya diri dalam bertatap muka dengan orang baru.
  • Belajar bermain bersama
    Jadi ingat, dulu waktu sebelum sekolah dia masih agak bingung dengan konsep bermain bersama dan berbagi. Jadi kalau bermain di tempat umum atau playdate, sepertinya ada kekhawatiran dalam dirinya kalau-kalau ada yang akan mengambil mainan yang dia sedang mainkan. Sekarang, Dunant lebih santai.
  • Asyik bermain sendiri
    Ini sih paling terasa. Dulu sebelum beranjak tiga tahun, sepertinya tidak ada lewat lima menit pun dia bermain sendiri. Dunant dulu lebih memilih untuk berinteraksi dengan orang lain. Sekarang, dia bisa seru dan menikmati bermain sendiri. Sekarang dia hanya minta agar saya berada di satu ruangan bersamanya.
  • Bahasa Inggris
    Sebelum akhirnya memutuskan untuk memasukkan Dunant ke preschool, saya memang belum pernah mengajarkan atau berbicara dalam bahasa lain selain Bahasa Indonesia. Waktu tahu dia akan sekolah, sedikit demi sedikit saya berbicara dengan Dunant dalam Bahasa Inggris. Kemajuan bahasa Inggrisnya sangat terasa. Usia batita, anak memang seperti sponge yang menyerap apapun, kalau kata orang-orang. Sekitar satu bulan lebih bersekolah, Dunant mulai sedikit berbicara dalam broken English. Kini hampir tiga bulan sekolah, dia sudah banyak sekali berbicara dalam bahasa Inggris dan sudah dapat merangkai kalimat.

Sebetulnya masih banyak hal-hal kecil yang sepertinya tidak bisa saya ceritakan satu-satu. Namun hal-hal di atas (terutama bermain sendiri), sepertinya sudah cukup membuat hidup sangat lebih santai. Bukan hanya saya yang melihat banyak perbedaan positif dalam diri Dunant, bahkan kakeknya yang tidak sering bertemu pun merasakan perkembangan positif dalam diri Dunant. Jadi, sejauh ini saya senang dengan keputusan memasukkan Dunant ke sekolah di usia tiga tahunnya. Menurut saya, pas sekali untuk Dunant.

Bagaimana pengalaman urban Mama lainnya? Yuk, berbagi di kolom komentar.

 

Kategori Terkait


Tag Terkait

7 Komentar
Agatha Nuri Prasanti
Agatha Nuri Prasanti November 27, 2018 4:34 pm

Seneng banget baca artikel ini karena jujur aja aku sendiri masih banyak pertimbangan ini itu sebelum akhirnya memutuskan "merelakan" anakku masuk sekolah saat dia umur 2 tahun 11 bulan di bulan Juli kemarin. Ternyata saya juga merasakan banyak dampak positif sejak dia bersekolah. Semua point yang mbak Laura sebutkan terlihat juga di anak saya dan itu benar-benar melegakan ya karena kegalauan Ibu nyatanya memberikan hasil yang membahagiakan.

ninit yunita
ninit yunita November 27, 2018 6:58 am

Seneng deh baca banyak hal positif yang didapat oleh Dunant setelah "bersekolah". Semoga Dunant makin senang dan makin banyak teman yaaa... semangat Dunant!

Angga Krisaccani November 26, 2018 11:29 am

Mba, thanks for sharing. Ini kegalauan selama ini. Makin galau Krn aku guru SD juga, dan aku mau anakku sekolah di Nursery atau Kinder garden disekolah ku. Tp binggung memutuskan setelah anak plg sekolah, harus nungguin emaknya pulang smpe sore atau gmn. Keterbatasan yg antar jmput juga.

Nala Gautama
Nala Gautama November 26, 2018 9:09 am

Jujur aja pas baru punya anak, anak pertama segala diikutin ini itu, euforia jadi orangtua baru kali ya. Sayangnya aku ndak seperti mba Laura yang penuh pertimbangan. Kalo dipikir-pikir ya cuma ikut-ikutan aja. Takut salah sebagai ortu kalau gak ngasih yang terbaik buat anak. Tapi pas anak ke dua, langsung TK aja. Mungkin karena ada kakaknya juga di rumah jadi bisa interaksi.

Tyara Maryam
Tyara Maryam November 26, 2018 9:07 am

Sejak ngikutin IG TUM jadi banyak dapet manfaat termasuk baca artikel ini. Terima kasih ya mba untuk artikelnya. Aku lagi nulis pro kontra sekolah anak sebelum SD nih. Baca artikel mba ini tentunya jadi bahan pertimbangan jg. Tidak ada yang benar dan salah, semua tergantung dari situasi dan kondisi orangtua yah.